Monday, March 4, 2013

SYAIR DAN PANTUN PERLENGKAPAN HAJI


PERLENGKAPAN HAJI

Oleh M.Rakib Janib Jamari, Pekaanbaru- Riau

Tali nilon, perlu dibawa,
Cukup lima, meter panjangnya.
Untuk mengikata, berbagai benda,
Sejak awal, tidak terduga.

Celana panjang, bawa dua lembar,
Karena kopornya, tidak besar.
Tiada pakaian, ditenteng di luar.
Agar kehilangan, dapat dihindar.

Piring plastik, gelas plastik,
Bahannya ringan, mudah ditarik.
Dibawa dengan, rasa simpatik,
Tiada pecah, dibolak-balik.

                      Persiapan ke Makkah, untuk umroh,
      Disunnahkan, mandi ihrom.
Pakai sabun, pakai odol.
             Ulangi berwudhuk, lebih afdhol.

Kopor besar, tiga puluh dua kilo,
Tas tentengan, tujuh kilo.
Ketika berangkat, diisi separoh,
Ketika pulang, ditambah separoh.

        Pasport diamankan, di dalam bus,
Dari Madinah, secara khusus,
   Miqot di Bir Ali, secara khusus.
    Berwudhuk kembali, jika putus.

Bendera khusus, harus diletakkan,
Mudah dalam, pengenalan.
Nomor pelatnya, jangan dilupakan,
Warnanya sama, setiap zaman.

                Tas tentengan, tinggalkan di  mobil,
Pulangnya, baru diambil.
        Diberi tanda, yang agak ganjil,
           Hindari fitnah, besarndannkecil.

Pakaian ihrom, sejak dari Madinah,
Karena seragam, tampaknya indah.
Bahu kiri, tertutup sudah.
Bahu kanan, biarkan terbuka.

      Wanita mens, tetap berihrom,
       Shalat saja,m baginya haram.
             Jangan masuk, ke masjidil haram,
           Menunggu bersih, agar tenteram.

Selesai subuh, berangkat, ke Makkah,
Terasalah perjalanan, membawa berkah.
Sejak awal, sudah terarah.
Rangkaian haji, sangatlah indah.


         Haji tamattuk, umroh dahulu,
          Membayar ‘dam”, pasti begitu,
            Seekor kambing, yang bermutu.
Disembelih, di tempat itu.

Haji tamattuk, lebih menyenangkan,
Banyak kesempatan, berjalan-jalan.
Memakai ihrom, waktunya ringan,
Tidak harus, berkepanjangan.

             Laabbaikallah  humma umrotan,
Niat umroh, diucapkan.
                Tanpa peci, tanpa wangi-wangian,
                  Dengan isteri, tidak boleh sebadan.

Tidak boleh, memotong kuku,
Tanamanpun, jangan diganggu.
Humor porno, dilarang di situ.
Jika bergurau,m jangan terlalu.

         Janganlah anda, terbuka aurat,
               Walaupun dua lembar, kain dibuat.
Tanpa kolor, tanpa cawat.
           Kecuali wanita, tiada diperberat.

Rukun umroh, pertama, ialah niat.
Tawaf sa’i, dan tahlul yang keempat,
Fisik dan mental, harus kuat.
Tiada wajib mencium, hajaral aswad.

    Wanita bezikir, di dalam hati,
      Membaca talbiyah, secara sirri.
                          Suara indahnya bisa, mengundang birahi,
            Cuaca Arab, menggelitik laki-laki.

Jangan lupa, jamak dan qoshor,
Dua rakaat, shalat lohor.
Agar perjalanan, tidak tekor,
Bagi musafir, sangat tersohor.

Doa masuk, kota Maakah,
            Allahumma inna haza, haromuka.
            Satu-satunya tanah suci, di dunia,
            Jauhkan diriku dari, azab neraka.


Kemudian menuju, asrama semuanya,
Kunci kamar, diambilkann ketua,
Kalau tertib, tercegah, derita.
Tiada tertib, dapat bencana.

        Di dalam Bus, ada yang mabuk,
Ada pula, yang serba sibuk.
Yang emosi, segera dibujuk,
      Supaya dia, jangan merajuk.


Rukun umroh kedua, ialah tawaf,
Kelilingi ka’bah, hitungan lengkap.
Dari sudut, hajaral aswad,
Jaamaahnya sungguh, ramai dan padat.

       Pintu masjid, diberi tanda,
 Hotel juga, diberi pita.
          Bawalah terus, kartu nama,
           Hafalkan jalan, belokannya.

Melihat Ka’bah, berderai air mata,
Di dalam hati, gemuruhpun tiba.
Kebesaran Allah, sangat terasa,
Hidup terasa, sangat mulia.

   Sudut aswad, sudut Iraqy,
       Sudut Syami, sudut Yamani.
      Empat sudut, sangat berarti,
        Itulah ka’bah, karunia Ilahi.

Pintu masjid, saratus tiga sembilan,
Namanya harus, dihafalkan.
Karena di situ, tempat penantian,
Suami isteri, membuat perjanjian.

Pancuran emas, di atas ka’bah,
Hijir Ismail, di bawahnya.
Di situ anda, dapat berdoa,
Agar hidup, sehat bahagia.

Bismillahi, Allahu Akabar,
Di sudut Yamani, terus berkobar.
Ketika membaca, hati berdebar,
Rasa haru, sangatlah besar.

Lambaikan tangan, pada aswad,
Dikecup pula, penuh semangat.
Terlalu dekat, jemaahnya padat,
Terlalu jauh, selesainya lambat.

Di dinding Ka’bah, ada yang meratap,
Menggosokkan badan, sambil berharap.
Saat itu, katanya insyaf.
Kepada manusia harus, minta maaf.

Shalat sunnat, di hijir Ismail,
     Sambil berdoa, tubuh menggigil.
     Banyak kejadian, yang mustahil,
       Hak orang lain, jangan diambil.

Berwudhuk saja, terasa berat,
Karena turun, ke lantai empat.
Salah jalan, bisa tersesat,
Ada juga keran, airnya hebat.

Toilet di luar, hanya ada,
          Terputus tawaf, tidak mengapa.
       Sambung di mana, putusnya,
                Lanjutkan saja, sampai sempurna.

Bayar “dam” di Bank Raj’i.
Empat ratus riyal, dihargai.
Bisa agen, yang mencari,
Pemotongan hewan, saksikan sendiri.

“Dam” itu, dua macam,
     Ada “dam” pelanggaran,
             “Dam”tamattuk, dilaksanakan.
               Mirip dengan, ibadah kurban.

Ketika ihrom, tak pakai kolor,
Tetapi tidak, sampai kotor.
Ibadah serius, tanpa humor,
Bukan seperti, orang di kantor.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook