Thursday, April 25, 2013

AIR MATA SEBAGAI OBAT (Penelitian Ilmiah Bidang Kesehatan)




PENDAHULUAN

        Perlunya ditulis masalah air mata sebagai obat, karena setiap yang pergi ke tanah suci, pasti menangis bahkan ada yang meraung-raung. Ada sesuatu yang menimbulkan suasana haru. Terharu yang tiada terkira. Pada bulan April 2013 penulis mengikuti acara manasik haji, dan penceramahnya menangis, tidak sanggup meneruskan bacaan talbiyah karena teringat suasana di tanah suci begitu mengharu biru.

      Ada cerita tentara Amerika menangis dan masuk Islam.  Hari  berlalu,  tahun  berganti. Menurut tentara dari Mesir        Kami  berpisah  sesuai  tuntutan  tugas, setiap kami berada di posisi masing-masing.  Suatu  saat,  ketika  Allah  memperkenan  diriku  untuk  melaksanakan ibadah  Umrah,  datanglah  seorang  lelaki  yang  menangis  tersedu-sedu dengan sebuah mushaf di tangan, dia menghadap kiblat dan terus merintih. Merasa  prihatin  akan  kondisinya,  akupun  mendekatinya.  Aku  dengarkan rintihannya baik-baik, ternyata orang ini sangat mirip dengan pimpinanku dulu.  Tak  terbersit  sedikitpun  dalam  benakku  bagaimana  seorang  nasrani dapat  masuk  ke Masjidil  Haram.
Aku  menghampirinya  dan  bertanya padanya  “Ada  apa  pak  tua?”  Diluar  dugaan,  ternyata  dia  justru  berkata,
“Engkau  si  Fulan,  kan?  Tidakkah  kau  mengenali  diriku?  Aku  Fulan.”  Aku terkejut bukan main dan hampir tak percaya. Mataku serasa ditusuk paku di  hadapannya  karena  aku  tidak  percaya  atas  apa  yang  kulihat  dan kudengar,  sampai  kuteringat  sebuah  firman  yang  memecah  kebisuanku,
“Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang kau  cintai,  namun  Allah  memberi  hidayah  kepada  yang  Dia  kehendaki.”

      Aku sadar dan membenarkan firman itu. Tentu. Tentu. Aku  berkata  padanya,  “Ceritakan  padaku  apa  yang  terjadi?”  Sudah bertahun-tahun kami berdua tidak berjumpa dan tidak saling mengetahui kabar masing-masing.
Dia menjawab, “Tidakkah kau ingat seorang lelaki yang kita tangkap di rumahnya  karena  dituduh  menjual  narkoba,  dan  istrinya  histeris  karena terkejut.”
“Ya aku ingat,” kataku.
“Saudaraku,  Sesungguhnya  Tuhanmu  Maha  Mengawasi.  Ternyata  Dia hanya   menunda   dan   Dia   tidak   pernah   melalaikan   sesuatu”   katanya,
“Ternyata lelaki itu bukanlah seorang bandar narkoba, dia ternyata seorang yang mulia, beberapa kerabatku yang menjadi mengenalnya menyalahkan diriku.  Maka  aku  mohon  maaf  padanya  atas  kekeliruan  ini  dan  aku bebaskan dia dari penjara. Dan nama baiknya kupulihkan. Namun tahukah kau  apa  yang  menimpaku  setelah  kejadian  itu?  Sungguh  keadilan  Tuhan yang  Maha  Mengawasi  telah  ditetapkan,  dengan  datangnya  musibah  dan bencana kepada diriku secara bertubi-tubi.
      Musibah pertama dalam bentuk balasan yang serupa dengan yang kukerjakan. Yaitu ketika setelah kejadian ini  aku  langsung  mendapatkan  dua  orang  anak  kembar  yang  menderita penyakit disfungsi saluran urine! Sesuatu yang dulu pernah menyebabkan tewasnya  istri  seseorang  yang  kudzalimi.  Aku  berusaha  mengobati  kedua anak kembar ini dengan mendatangi para dokter dan sekian banyak rumah sakit di Mesir, Inggris dan Amerika sampai hartaku habis, namun mereka tidak  juga  sembuh.  Saat  ini  keduanya  telah  tumbuh  menjadi  gadis  cantik bak  bunga  merekah  dan  menjalani  studi  di  perguruan  tinggi,  namun  tak ada  lelaki  yang  mau  melamar  mereka  ketika  mengetahui  penyakit  yang diderita keduanya.”
       Orang itu melihatku sambil menangis meraung-raung sampai menarik perhatian orang-orang di sekitar kami, lalu dia berkata, “Saat itu juga aku sadar  bahwa  Allah  sedang  menghukumku  atas  kedzaliman  yang  pernah kulakukan  terhadap  salah  seorang  hamba-Nya.  Aku  harus  menanggung akibatnya dan aku menangis berhari-hari. Bertahun-tahun aku tak keluar kamar atau berbicara dengan orang lain. Aku cuci diriku dengan air mata dan  kutinggalkan  dunia  dengan  meendatangi  baitullah  untuk  memohon ampunan-Nya.

BAB      I
PENELITIAN ILMIAH MATA SEBAGAI OBAT DI MAKAH  DAN DI  TANAH AIR

Air mata jangan ditahan,
         Di dalamnya, ada pengobatan.
     Racun di otak, ia keluarkan
           Suasana baru, akan didapatkan
 
       Menangislah, di tanah suci,
   Agar jiwa, segar kembali.
            Suasana cerdas, menghampiri,
                 Senang menerima, perintah Ilahi.

    Di Makkah selesai sholat Subuh, tanpa sadar, semuanya menangis kami baru memasuki Masjidil Haram. Setelah membaca doa masuk masjid dan doa melihat Ka'bah, kami turun ke pelataran Ka'bah untuk melakukan thawaf, yaitu berjalan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali sambil membaca doa dan berdzikir. Rombongan kami cerai berai karena banyaknya jamaah yang melakukan kegiatan serupa. Aku juga memilih thawaf sendirian, karena aku pikir aku lebih bebas dan lebih konsentrasi dibandingkan thawaf sambil mata ini terus melihat jalannya rombongan.

        Pada putaran pertama, ketika aku melewati Multazam (mudah2an tulisannya tidak salah) atau pintu Ka'bah, yang disebutkan sebagai salah satu tempat yang mustajabah untuk berdoa, aku berdoa sambil terus bergerak mengelilingi Ka'bah. Disinilah baru aku merasakan memang ada sesuatu yang membuat orang harus menangis... Tiba-tiba dada ini merasa sesak dan dalam hitungan detik terburailah air mata ini. Aku tidak tahu darimana datangnya atau karena apa tangisan itu muncul. Padahal doa yang aku panjatkan adalah doa-doa yang bersifat umum diantaranya tentang kesehatan dan keselamatan.


       Tangisan itu berlanjut sampai aku melewati maqam Ibrahim dan Hijir Ismail atau kalau digambarkan barangkali separo dari putaran itu. Tanpa diatur tangisan itu reda saat aku sudah berlalu dari Hijir Ismail dan tangisan itu muncul lagi saat aku melewati Multazam. Begitu terus berulang sampai aku menyelesaikan thawaf sebanyak 7 putaran.

      Sampai sekarang aku tidak tahu kenapa sampai bisa menangis seperti itu. Apakah ini pertanda dikabulkannya doa-doaku? Hanya Allah yang tahu.
      Hakim bin Azam adalah satu-satunya anak yang lahir di dalam Ka’bah yang mulia. Ceritanya begini: Pada suatu hari ibunya yang sedang hamil tua masuk ke dalam Ka’bah bersama rombongan orang-orang sebayanya guna melihat-lihat Ka’bah. Sesuai ketentuan, hari itu Ka’bah memang dibuka untuk umum. Ketika berada dalam Ka’bah, ibu Hakim tiba-tiba merasa hendak melahirkan. Keadaannya membuat dia tidak sanggup lagi berjalan keluar Ka’bah. Seseorang lalu menggelar tikar kulit untuknya. Ibu Hakim merebahkan diri dan tak lama kemudian lahirlah bayi laki-laki di atas tikar itu. Bayi itu kemudian diberi nama Hakim. Abahnya, Azam, adalah saudara Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid RA.
       Hakim bin Hazam tumbuh dalam keluarga bangsawan yang terkenal kaya. Ia memperoleh pendidikan yang memadai hingga akhirnya menjadi seorang yang pandai, mulia, dan berakhlak luhur. Suatu hari dia diangkat menjadi kepala kaum dan diminta menangani urusan Rifadah (lembaga yang menangani orang-orang yang kehabisan be-kal ketika musim haji) di masa jahiliah. Demi tugas itu ia pun mengorbankan banyak harta pribadinya. Dia juga dikenal bijaksana dan berkawan akrab dengan Rasulullah SAW sebelum beliau menjadi Nabi. Usia Hakim bin Hazam lima tahun lebih tua dari Nabi SAW. Tali pertemanan mereka kian erat manakala Rasulullah SAW menikahi bibi Hakim, Khadijah binti Khuwailid RA.
       Walau pun memiliki kedekatan dengan Baginda Rasul SAW, ternyata Hakim tidak segera masuk Islam tatkala beliau memperoleh wahyu. Ia baru mengikrarkan syahadat setelah pembebasan kota Mekah, kira-kira dua puluh tahun sesudah Baginda Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul. Kenyataan itu cukup mengherankan para sahabat, bahkan Hakim sendiri. Setelah dia masuk Islam dan merasakan nikmatnya iman, timbullah penyesalan yang mendalam, karena sebagian besar usianya telah lewat dalam kemusyrikan. Suatu kali putranya pernah melihat dia menangis tersedu, “Mengapa ayah menangis?” tanyanya. “Banyak sekali hal yang menyebabkan ayah menangis, wahai anakku!” jawab Hakim.
     “Pertama, keterlambatan masuk Islam menyebabkanku tertinggal merebut kebajikan. Seandainya aku nafkahkan emas seberat bumi, itu tiada artinya dibandingkan dengan kebajikan yang mungkin aku peroleh dengan memeluk Islam. Kedua, sesungguhnya Allah SWT telah menyelamatkan aku dalam Perang Badar dan Uhud, lalu aku berkata kepada diriku ketika itu, ‘aku tidak bakal lagi membantu kaum Quraisy memerangi Muhammad, dan tidak akan keluar dari kota Mekah.’ Tetapi, aku senantiasa ditarik-tarik kaum Quraisy untuk membantu mereka. Ketiga, setiap aku hendak masuk Islam, aku lihat para sesepuh Quraisy tetap berpegang pada kebiasaan-kebiasaan jahiliah. Lalu, aku ikuti saja mereka.” Kini aku menyesal, mengapa aku tidak masuk Islam lebih dini. Yang mencelakakan kita adalah fanatik buta terhadap pendahulu kita. Bagaimana aku tidak akan menangis karenanya, hai anakku?”
Haji
Di suatu malam sebelum memasuki kota Mekah, Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat, “Di Mekah terdapat empat orang yang tidak suka kepada kemusyrikan dan lebih cenderung kepada Islam.” “Siapa mereka itu, ya Rasulullah?” tanya para sahabat. “Mereka adalah Attab bin Usaid, Jubair bin Muth’im, Hakim bin Hazam, dan Suhail bin Amr. Dengan karunia Allah, mereka akan masuk Islam secara serentak,” jawab Rasulullah SAW.

       Ketika Rasulullah masuk kota Mekah sebagai pemenang, beliau memperlakukan Hakim bin Hazam dengan cara terhormat. Beliau memerintahkan seorang sahabat menyampaikan beberapa pengumuman. Maka sahabat yang mendapat perintah itu berseru, “Siapa yang mengaku tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan mengaku Muhammad sesungguhnya hamba Allah dan Rasul-Nya, dia aman!” “Siapa yang duduk di Ka’bah, lalu meletakkan senjata, dia aman!” “Siapa yang mengunci pintu rumahnya, dia aman!” “Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman!” “Siapa yang masuk ke rumah Hakim bin Hazam, dia aman!” Rumah Hakim bin Hazam terletak di bagian bawah kota Mekah, sedang rumah Abu Sufyan bin Harb terletak di bagian atas.

       Sesuai nubuat Baginda Nabi SAW, Hakim bin Hazam akhirnya memeluk Islam. Dia bersumpah akan selalu menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan jahiliah dan menghentikan bantuan dana kepada Quraisy. Hakim menepati sumpahnya dengan sepenuh hati. Dia membeli Darun Nadwah (Balai Sidang), suatu tempat yang pernah dipakai para pemimpin Qurays untuk berkonspirasi membinasakan Baginda Muhammad SAW. Para pemuda Quraisy bertanya kepadanya, “Untuk apa anda membeli gedung yang dimuliakan kaum Quraisy itu, hai paman?” Hakim menjawab, “Segala kemuliaan telah sirna, wahai anakku! Yang mulia hanyalah takwa. Aku membelinya untuk aku jual kembali dan uangnya aku pakai untuk membeli surga. Kalian sebagai saksi bahwa uangnya akan kusumbangkan untuk pejuangan fi sabilillah.”
       Sesudah masuk Islam, Hakim bin Hazam pergi menunaikan ibadah haji. Dia membawa seratus ekor onta yang dihiasi kostum yang megah. Unta-unta itu kemudian disembelih sebagai korban untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Waktu haji tahun berikutnya, dia wukuf di Arafah bersama seratus orang hamba sahayanya. Masing-masing budak diberi kalung perak di lehernya bertuliskan kalimat, “Bebas karena Allah azza wa jalla, dari Hakim bin Hazam.” Selesai menunaikan ibadah haji, semua budak itu dimerdekakan. Ketika naik haji ketiga kalinya, Hakim bin Hazam mengorbankan seribu ekor domba di Mina, dan dagingnya dipersembahkan kepada kaum fakir miskin.
Jera
        Dikisahkan bahwa sesudah Perang Hunain, Hakim bin Hazam meminta harta rampasan kepada Baginda Rasulullah SAW. Baginda pun memberinya. Hakim kemudian meminta lagi dan diberi oleh beliau SAW. Akhirnya harta rampasan yang diterima Hakim mencapai seratus ekor onta. Rasulullah berkata kepada Hakim, “Sesungguhnya harta itu manis dan enak. Siapa yang mengambilnya dengan rasa syukur dan cukup, dia akan memperoleh berkah dari harta itu. Akan tetapi, siapa yang mengambilnya dengan nafsu serakah, dia tidak akan mendapat berkah harta itu, bahkan dia seperti orang makan yang tidak pernah merasa kenyang. Tangan yang di atas (memberi) lebih baik dari pada tangan yang di bawah (meminta atau menerima).”
       Mendengar sabda Rasulullah SAW itu, Hakim bin Hazam menyesal dan bersumpah, “Ya Rasulullah, demi Allah yang mengutus engkau dengan agama yang hak, aku berjanji tidak akan meminta-minta kepada siapa pun sesudah ini. Aku berjanji tidak akan mengambil sesuatu dari orang lain sampai aku berpisah dengan dunia.” Sumpah tersebut dipenuhi Hakim dengan sungguh-sungguh.
       Pada masa pemerintahan Abu Bakar As-Shiddiq RA, dia diminta mengambil gajinya dari baitul mal, tetapi dia menolak. Tatkala jabatan khalifah pindah kepada Umar al-Faruq, Hakim pun tidak mau mengambil gajinya setelah dipanggil beberapa kali. Amirul Mukminin mengumumkan di hadapan khalayak ramai, “Wahai kaum muslimin! saya telah memanggil Hakim bin Hazam beberapa kali supaya mengambil gajinya dari baitul mal, tetapi dia tidak mengambilnya.” Begitulah, sejak mendengar sabda Rasulullah SAW itu, Hakim selamanya tidak mau mengambil sesuatu dari seseorang sampai ruhnya meninggalkan jasadnya

Air Mata Adalah Obat Ajaib Paling Mujarap
Siapa bilang menangis tak ada gunanya? Kelamaan menangis memang bisa bikin mata merah dan bengkak. Tapi jangan salah, menangis dan mengeluarkan air mata ternyata bisa jadi obat ajaib yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Apa saja?


Dikutip dari Beliefnet, ini dia 7 keajaiban yang bisa Anda dapatkan setelah menangis dan berair mata.

1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.

Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.

Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.

Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.

Jadi, tidak apa-apa kalau Anda menangis sesekali. 



      Selaput air mata yang tipis mempersulit kemampuan memakai contact lens, karena kebutuhan oksigen lebih tinggi dari normal, dan contact lens menghalangi masuknya oksigen ke dalam mata. Akibatnya, mata cepat kering ketika memakai contact lens. Obat tetes mata khusus tersedia untuk pemakai contact lens. Sejumlah contact lens didesain untuk mengizinkan oksigen masuk lebih banyak ke mata.
Jenis
Ada tiga jenis dasar air mata:
Kategori
Keterangan
Air mata basal (basal tears)
Pada mata mamalia yang sehat, kornea selalu dibasahi dan diberi makanan oleh basal tears, yang melumasi dan membantu membersihkannya dari debu. Air mata mengandung air, mucin, lemak, lysozyme, lactoferrin, lipocalin, lacritin, immunoglobulin, glukosa, urea, natrium, dan kalium. Beberapa zat dalam cairan mata (lacrimal fluid) (seperti lysozyme) melawan infeksi bakteri sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh (immune system). Lysozyme bekerja dengan melarutkan lapisan pembungkus luar bakteri tertentu, disebut peptidoglycan. Air mata merupakan cairan tubuh biasa dengan kandungan garam yang mirip dengan plasma darah. Biasanya, dalam waktu 24 jam, disekresi 0,75 sampai 1,1 gram (0,03–0,04 ons avoirdupois) air mata; laju ini menurun dengan pertambahan usia.
Air mata refleks (reflex tears)
Jenis kedua ini dihasilkan dari iritasi mata oleh bahan asing, atau dari kehadiran zat yang mengiritasi misalnya uap bawang, gas air mata, atau spray merica di sekitar mata, termasuk kornea, konjunctiva, atau mukosa hidung (nasal mucosa). Juga muncul dengan cahaya terang atau rasa pedas di lidah dan mulut. Dihubungkan dengan muntah, batuk, dan menguap. Air mata refleks ini berusaha membilas zat pengiritasi yang berkontak dengan mata.
Air mata emosi tangisan (crying, weeping atau psychic tears)
Jenis ketiga yang disebut air mata tangisan merupakan peningkatan lakrimasi karena tekanan emosi yang kuat, kemarahan, penderitaan, kedukaan atau kesakitan tubuh. Biasanya tidak muncul saat otak memberi respons "lawan-atau-lari" (fight-or-flight response) karena sistem syarat simpatetik menghalangi lakrimasi. Keluarnya tidak hanya pada saat emosi negatif, karena banyak orang menangis saat sangat gembira. Pada manusia, "air mata emosi" (emotional tears) dapat diiringi wajah yang memerah dan senggukan (seperti batuk), pernafasan tersengal, kadang melibatkan kekejangan di bagian atas tubuh. Air mata yang keluar karena emosi mempunyai susunan kimia yang berbeda dengan air mata untuk melumasi. Air mata emosi mengandung lebih banyak hormon berbasis protein, yaitu prolactin, hormon adrenokortikotropik, dan leucine enkephalin (penahan sakit alamiah) daripada air mata basal dan refleks. Sistem limbik (limbic system) dilibatkan dalam produksi dorongan emosi dasar, seperti marah, takut, dan sebagainya. Secara spesifik, hipotalamus dari sistem limbik, juga berperanan mengatur sistem otonomik. Cabang parasimpatetik dari sistem syaraf otonom mengatur kelenjar air mata lewat neurotransmiter asetilkolin melalui baik reseptor nikotinik dan muskarinik. Saat reseptor ini diaktifkan, kelenjar air mata dirangsang untuk mengeluarkan air mata.

http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png
Seorang anak mengeluarkan air mata karena tekanan emosi atau kesakitan


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook