Thursday, April 4, 2013

BICARA KOTOR HUMOR MENJIJIKKAN

PANTUN PERINGATAN

Sayang Pak Pandir,  memancing di parit,
Ditabrak  motor, sampai pingsan.
Telunjuk lurus, kelingking berkait,
Berbicara kotor, humor menjijikkan.



          Perompak belayar , membawa  besi,
            Singgah sebentar,  mengambil  sapu.
     Jangan dibiar, pencopet berdasi,
Setiap bicara , pasti menipu..



Semenjak kentang , selalu  dijerang,
Ketela  tidak ,  lagi berisi.
Semenjak duit,  disembah orang,
Beragama seksedar, berbasa-basi..



Sudah   di reka,  buah kuini,
Ikan di laut,  ibarat bakorang;
Dari dahulu,  sampai kini,,
Wanita cantik, hatinya curang..
 




Sungguh indah,  Tanjung Lumpur,
Tempat lalu , kapal dagang;
Hati gundah,  rasa terhibur,
Budi yang baik,  punca kenang.


Tabir-tabir,  kayu dilintang,
Katak makan,  si daun ubi;
Perlahan-lahan,  apa dirunding,
Banyak pencuri, pura-pura berbudi.



Tanam ubi,  digali ubi,
Gali ubi,  tepi telaga;
Kalau  Cina, menabur budi,
Budi itu, hanya  taktiknya.


   Tebang kayu,  buatkan sampan,
Sampan dibuat,  siap kemudi;
           Penjual wanita, ialah orang tampan.
        Wanitanya kehilangan, harga diri..


Tebing Tinggi , kampung ternama,
Nampak dari , Kuala Segamat;
Bila wanita,  budinya  lemah,
Hilanglah malu,  dekatnya kiamat.


Tenang-tenang, air di laut,
          Sampan kolek,  hanyut  ke Cina.
                 Kelingking berkait, selalu tersebut,
      Pelit dan licik, tiada taranya.


Burung gereja, ditangkap elang,
Jatuh ke parit, dekat jambangan.
Etos kerja, manakan hilang,
Rajin kreatif, jadi kenangan.



   


  Habis lilin, sabut  kelapa,
           Dibakar pula, batang jerami,
          Gadis miskin tidak mengapa,
                   Suadagar kaya bisa,  berpoligami.


Ubi bukan, sembarang ubi,
Ubi ketela,  dalam dulang;
Mencuri bukan, sembarang  mencuri,
Mencuri dalam, genggaman orang?


                                                        Pohon  bunga,  di dalam kendi,
                                                        Dua kendi,  milik kelana.
                                                        Koruptor bisa,  mengenal budi,
                                                        Dalam budi, korban terlena.


Pasang kecil,  air di laut,
Sampan kolek , di Pariaman.
Anak kecil, hobi mencarut,
Setelah besar, menjadi preman.

Sungai Rokan ,kampung Rokan,
Kupu-kupu , di papan keranda.
Sesuku bukan , samarga  bukan.,
Setanah air, saling membela..

    Padi perak,  berdaun suasa,
         Buahnya bagai,  emas merah;
                Punya etos kerja,  lagi berbahasa,
           Itulah tanda, generasi bertuah.


Menanam selasih, di bumi Riau,
Selasih ditanam,  di ujung serambi,
Bagailah mana hati , tidak risau,
Jika  sarjana , kehilangan budi.


             Air pasang,  membawa gurita,
         Pasang tidak,  waktu libur,
       Budi tuan,  lekat di mata,
                 Tapi  jangan, jadi penganggur.


Pasang kelambu,  tepi jendela,
Supaya senang,  pintu dikunci;
Biar beribu dara,  dan janda,
Saya memilih , yang religi.

                                                 

               Penat sudah, ke gunung Daik,
             Tidak sampai,  ke Pulau Bali.
             Penat sudah,  guru mendidik,
      Para murid , tidak peduli.


Pilih-pilih,  buah kedondong,
Cari yang manis,  tiada bijinya;
Terpilih pasangan, orang penodong,
Seminggu hilang, bertemu di penjara.


     Pipit ampat dibilang anam,
                  Terbang tinggi,  tinggalkan sarang;
Sakit diubat mati ditanam,
         Wajah penipu, dikenang orang.


Pisang emas,  bawa belayar,
Diletak budak,  di atas peti;
Para koruptor, semakin ganas,
Mengapa tidak,  dihukum mati.




Pokok keladi,  di tepi paya,
         Bunga teratai,  kembang bertaut;
        Kalau berbudi,  pada yang kaya,
               Sama mencurahkan,  garam ke laut.


Pohon pauh,  tepi permatang,
Pokok pandan , tepi perigi.
Ada manusia, berperangai binatang,
Suka selingkuh, hobi korupsi..


Puas sudah,  menanam ubi,
   Nanas datang , dari seberang;
          Puas sudah memberantas korupsi,
    Kolusi juga, dilakukan orang.





Danau  Maninjau , seperti kuali,
Ada  selasih, di dekat   tangga.
Hati risau, melihat  istri,
Memadu   kasih,  dengan  tetangga..





            Pucuk manis,  pucuk padi,
              Daun pulut,  dimakan  rusa;
                          Kelingking berkait,  merusak  budi,
              Hilang malu, hilang perisa.


Pucuk palas,  si daun palas,
Tetak mari,  beranti-ranti;
Bukan malas ,sembarang  malas,
Tidur pagi, sampai tengah hari..






Pulau Daik , banyak kelapa,
       Pulau Karimon,  banyak pegaga;
        Kelingking berkait,  payah dilupa,
  Beribu tahun,  disumpahi juga.


Pulau Pandan,  jauh ke tengah,
Gunung Daik,  bercabang dua;
Gatal badan,  kudis  bernanah,
berteman  hantu, dilakukan  juga.


     Pulau Pisang,  Pulau Pauh,
            Sampai ketiga,  Pulau Kemudi;
Kami datang,  dari jauh,
  Ditipu orang, tidak  budi.


Rumah buruk , serambi tak baik,
Serai seulas , di dalam dulang;
Rupa buruk,  budi pun tak baik,
Tetap  dihargai, kalau  banyak uang.



      Sapu tangan,  bersiring hijau,
     Oleh membeli,  kedai Yahudi;
       Luka di tangan,  kerana pisau,
Luka di hati , kerana budi.


Sapu tangan , jatuh ke laut,
Jatuh ke laut,  dengan alasnya;
Amboi berat,  dosa disebut,
Bermanin jin,  dengan tumbalnya.


Sayang muara,  tidak berbukit,
Banyak bukit , tumbuh ilalang;
              Menderita berteman ,  orang yang pelit,
Apa  dipinjam, langsung  hilang.




 
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU AGAM ISLAM
logo diknas




PAKET PELATIHAN  GURU AGAMA ISLAM
UNTUK MASTER TRAINER, TRAINER DAN PENILAI
(DIMODIFIKASI DRS.Mhd.Rakib,S.H.,M.Ag .HP. 0823 9038 1888)

KEGIATAN 5: 
EVALUASI PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP, PROSES, DAN INSTRUMEN PENDUKUNG PK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA                : ______________________
NO PESERTA     : ______________________
INSTANSI           : ______________________





KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Kegiatan 5:  Evaluasi Pemahaman Konsep, Proses, dan Instrumen Guru Agama Islam

Waktu    : 45 menit
Tujuan   : Untuk mengukur pemahaman peserta pelatihan terhadap konsep dan mekanisme   
               PK Guru dan PKB Pendidikan Agama.
Kegiatan:
1.    Secara individu, peserta menjawab pertanyaan berikut ini.
2.    Setelah terkumpul, nara sumber memberikan penilaian pada masing-masing item jawaban dan menjumlahkannya untuk menentukan nilai akhir  (lihat pedoman penilaian)

Pertanyaan:                                                              
1.    Apa yang dimaksudkan dengan Pendidikan Agama Islam yang  menjawab tantangan globalisasi dan apa  manfaatnya?
2.    Guru agama harus mengetahui perbandingan positif agama-agama dan dunia, serta masalah halal haram dalam setiap aturan agama., mengapa demikian.?  
3.    Apa yang harus dilakukan oleh seorang  Guru  agama, jika anak-anak di dalam kelas tiba-tiba kesurupan. akibat kemasukan jin atau roh halus?
4.    Jika seorang guru memperoleh nilai muridnya rendah kompetensi, tidak bisa membaca al-Quran, jelaskan tindakan apa yang harus dilakukan sekolah dalam membantu guru tersebut untuk meningkatkan  guru dan murid ?
5.    Masih perlukah  usaha sekolah membantu guru  dan murid  untuk setiap kompetensi pada hasil  ekstra kurikuler meningkatkan kompetensinya? Bolehkah guru Pendidikan Agama Islam mempelajaarai ilmu perbandingan agama dan Kitab Injil ? Jelaskan jawaban saudara.
6.    Siapa sajakah yang dapat mendorong   Guru di sekolah dan buku apa  yang anda perlukan? Jika terjadi ketidak sepakatan antara Kepala Sekolah dan guru yang agama,  tentang peringatan maulid, tindakan apa yang harus dilakukan?
7.    Jika saudara memukul murid yang besar kesalahannya,  perlukah saudara mengikuti  dan prinsip-prinsip agama pada bagian ,mana yang perlu disampaikan, ditetapkan dalam pelaksanaan  dalam mendidik? Jelaskan alasan dari jawaban saudara?
8.    Dalam merencanakan Pengembangan Kurikulum pendidikan Agama, yang berkaitan dengan perayaan agama lain, ada 3 faktor yang perlu diperhatikan. Jelaskan ketiga faktor tersebut? Berikan alasannya.
9.    Berdasarkan hadits Nabi, bahwa anak yang tidak shalat, setelah berumur sepuluh tahun, boleh dipukul, yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
·         Memberikan peringatan terlebih dahulu.
·         Buat perjanjian dengan orang tua, bahwa anaknya boleh dipukul sekedarnya.
·         Cukup sekedar bersikap tegas saja.
·         Komunikasikan UU RI No.23 Tahun 2002, pasal 19, bahwa setiap murid, wajib hormat kepada gurunya.
·         Guru harus selalu memberi nasehat.
·         Membuat/memodifikasi alat pelajaran aagama dan tafsir /peraga/praktikum
·         Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman,  soal dan sejenisnya, memperbaiki akhlak murid.
·         Presentasi pada forum ilmiah keagamaan.
·         Menemukan/menciptakan karya seni keagamaan.
Silahkan saudara kelompokkan kegiatan tersebut kedalam 3 jenis kegiatan Ilmiah, dan Pengembangan Karya Inovatif guru agama).
10.  Lengkapi dan jelaskan makna gambar berikut ini

gambar, unta, piramida, perjalanan, punuk, dengan
Batu Terbang, batu isra' mi'raj, batu melayang, batu gantung, atau batu ajaib yang ternyata palsu dan merupakan hasil manipulasi atau rekayasa gambar


https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT5mIppqhLQ-t-i8EMHqcqHydCN9Iy-G5onmU3LaYiNRAH76n7U0w

Beberapa keraguan lain mengenai cerita batu terbang  (Komentar anda)
  1. Gambar batu terbang tersebut 'too good to be true', terlalu aneh untuk dipercaya. Ia melayang, ia terletak di tempat terbuka, dan dekat perumahan (lihat foto mobil, rumah, kabel listrik). Artinya, banyak orang akan menyaksikannya jika itu benar. Berita dari mulut ke mulut akan mengundang banyak orang, kru televisi, koran, dan radio tentu akan meliput dan menerbitkan gambar dan cerita batu terbang tersebut. Namun kenyataannya? Hanya ada satu jenis foto dengan keterangan samar tentang apa dan di mana batu tersebut.
Cerita tentang batu yang ingin terbang mengikuti nabi Muhammad juga kurang jelas asal-usul dan sandaran haditsnya. Adakah hadits shahih atau sumber terpercaya lainnya tentang peristiwa ini? Jika ada yang tahu, mohon saya diberitahu melalui formulir komentar di bawah.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook