Friday, May 31, 2013

HUMOR YANG KUDENGAR LEBIH DARI 100 KALI........... penulis berumur 14 tahun, tapi di Desa yang sama, humor itu masih penulis dengar ketika umur penulis sudah 54 tahun. Artinya pesan moral dari humor itu masih laku, atau kurangnya informasi baru, sehingga yang lama tetap eksis. Kemudian tahun 1980, penulis merasa diri menjadi orang asing pula di kota Pekanbaru, karena kulia IAIN Cuma ada di ibu kota provinsi saja waktu itu. Penulis mulai mendengar humor tentang muallaf yang berbicara ketika shalat, hanya karena melihat tikus lewat dalam masjid, karena di kota Pekanbaru memang banyak tikusnya. 1. HUMOR tentang pergedel sebesar bengkak kening istri yang terantuk ke tiang. 2. Laki-laki yang ingin bunuh diri tidak jadi mati, tapi ketika dia tidak ingin mati, justru saat itu dia mati. 3. Humor anjing kawin dalam kapal Nabi Nuh yang dilaporkan oleh kucing. 4. HUMOR SANG AYAH, yang sempat menyusu kepada isteri anaknya, hanya dua kali, karena anaknya berpesan, bahwa apapun yang diminta sang ayah harus dikasi. Sang istripun menurutinya. 5. Humor Batak dan Jawa, salah pengertian. 6. Humor muallaf yang saat shalatnya tikus lewat, sehingga berbicara. 7. Humor Khatib membaca dalam bahasa Arab, disangka oleh keponakannya, berbahasa kampungnya di Sumbar. 8. Humor khati jumat di Jawa Barat, khutbah pakai bahasa Arab semua, tapi sempat berkomunikasi dengan isterinya. 9. Humor, menantu pulang dari jauh, ingin membuat kejutan, tapi terpeluk kepada mertua. 10. Humor imam jumat melrikan diri, karena lupa bilangan rakaat. 11. Humor tentang anjuran bersedekah yang terbaik, lalu datang pengemis, maka isterinya mengambil jas terbaik suaminya dlam lemari. Setalah suamnya pulang, marah-marah dan berkata. “Hal itu dari orang lain ke kita, yang baik-baik, tapi dari kita ke orang lain, yang jelek-jelek... ha ha ha. 12. Lulus ujian PNS, karena senama dengan keponakan pejabat. Kebiasaan yang Diulang 100 kali lebih.ize Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah. Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya. Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran. Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?" Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih." Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut! Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian." Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power! Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya. Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di seti


 HUMOR YANG KUDENGAR       LEBIH DARI 100 KALI

PENDAHULUAN

       Awalnya penulis menjadi orang Asing yang baru datang ke Airtiris Kampar Riau Indonesia. Lalu terdengarlah humor seorang ustadz tentang seorang isteri di kampung yang keningnya terantuk ke tiang, bengkak sebesar pergedel. Humor ini pertama penulis dengar ketika penulis berumur 14 tahun, tapi di Desa yang sama, humor itu masih penulis dengar ketika umur penulis sudah 54 tahun. Artinya pesan moral dari humor itu masih laku, atau kurangnya informasi baru, sehingga yang lama tetap eksis. 

       Kemudian tahun 1980, penulis merasa diri menjadi orang asing pula di kota Pekanbaru, karena kulia IAIN Cuma ada di ibu kota provinsi saja waktu itu. Penulis mulai mendengar humor tentang muallaf yang berbicara ketika shalat, hanya karena melihat tikus lewat dalam masjid, karena di kota Pekanbaru memang banyak tikusnya.

1.      HUMOR tentang  pergedel sebesar bengkak kening istri yang terantuk ke tiang.
2.      Laki-laki yang ingin bunuh diri tidak jadi mati, tapi ketika dia tidak ingin mati, justru saat itu dia mati.
3.      Humor  anjing kawin dalam kapal Nabi Nuh yang dilaporkan oleh kucing.
4.      HUMOR SANG AYAH, yang sempat  menyusu kepada isteri anaknya, hanya dua kali, karena anaknya berpesan, bahwa apapun yang diminta  sang ayah harus dikasi. Sang istripun menurutinya.
5.      Humor Batak dan Jawa, salah pengertian.
6.      Humor muallaf yang  saat shalatnya tikus lewat, sehingga berbicara.
7.      Humor Khatib membaca dalam bahasa Arab, disangka oleh keponakannya, berbahasa kampungnya di Sumbar.
8.      Humor khati jumat di Jawa Barat, khutbah pakai bahasa Arab semua, tapi sempat berkomunikasi dengan isterinya.
9.      Humor, menantu pulang dari jauh, ingin membuat kejutan, tapi terpeluk kepada mertua.
10.  Humor imam jumat melrikan diri, karena lupa bilangan rakaat.
11.  Humor tentang  anjuran bersedekah yang terbaik, lalu datang pengemis, maka isterinya mengambil jas terbaik suaminya dlam lemari. Setalah suamnya pulang, marah-marah dan berkata. “Hal itu dari orang lain ke kita, yang baik-baik, tapi dari kita ke orang lain, yang jelek-jelek... ha  ha   ha.
12.  Lulus ujian PNS, karena senama dengan keponakan pejabat.

Kebiasaan yang Diulang 100 kali lebih.ize

       Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!"

Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."

Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.

Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook