Monday, May 20, 2013

ORANG ALIM YANG BERBURUK SANGKA

Hukum buruk sangka

       Apakah hukum buruk sangka? Buruk sangka di dalam Bahasa Arab disebut Husnuzzon (Husnu Zhon) berlawanan dengan baik sangka (Suu zhon). Adakah diperbolehkan buruk sangka? Mari kita kupas persoalan-persoalan ini dan selanjutnya akan disimpulkan ringkas dan padat buat pemahaman pembaca.

      Buruk sangka ialah satu daripada penyakit-penyakit hati yang amat kronik! Kenapa? Kerana ia bukan sahaja menjarah dengan parah terhadap hati dan jiwa pengidapnya, akan tetapi turut lahir tersendiri, malah ia lahir bersama dengan sifat-sifat mazmumah lain yang bongkak, dendam, zalim dan sebagainya. Maka apabila sifat tersebut meneraju serta memacu kehidupan seseorang insan, ia akan menjadikan manusia itu yang sentiasa resah, gelisah dan tidak tenteram, kerana sentiasa mencari keaiban dan kelemahan orang lain, tidak punya masa untuk mengingati Allah SWT dan muhasabah diri.

      Buruk sangka yang dimaksudkan di sini ialah buruk sangka yang tidak baik. Ia mengheret sifat-sifat mazmumah yang bersarang di hati, yang akan mempengaruhi anggota-anggota badan yang lain supaya mengikut kehendaknya.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya menyatakan bermaksud, “Ketahuilah bahawa di dalam badan ada seketul daging, apabila ia baik, maka baiklah badan seluruhnya dan apabila ia rosak, rosaklah sekaliannya, ketahuilah! Itulah yang dikatakan hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari Muslim)

Buruk sangka dibahagikan kepada 2 jenis:
Buruk sangka yang bertujuan baik, seperti untuk menyedarkan atau memperbaiki seseorang yang dikatakan melakukan kejahatan.

Buruk sangka yang bertujuan jahat demi untuk menjatuhkan maruah dan kedudukan seseorang. Walau apapun tujuannya, buruk sangka tetap memberikan impak yang negatif, jarang ada manusia yang terselamat dari terkena bahana prasangka.

Dengan sebab itulah Islam sangat melarang daripada berprasangka.

Buruk sangka boleh terjadi dengan berbagai sebab antaranya:

1 – Godaan dan tipu helah syaitan atau iblis. Buruk sangka adalah jalan terbaik bagi syaitan merangsang manusia untuk bergaduh, mengumpat, melempar tohmahan, membuat pakatan jahat, berpecah belah dan sebagainya.

2 – Kelemahan jiwa. Jiwa yang lemah akan mendorong seseorang mudah terikut dengan pemikiran yang negatif dan buruk terhadap orang lain.

3 – Perasaan sombong dan bongkak. Perasaan ini menyebabkan seseorang itu merasakan dirinya lebih baik daripada orang lain. Dia merasa dengki sekiranya terdapat individu lain mendahului dalam mengecapi sesuatu kejayaan atau membuat sesuatu kebaikan atau pun mendengar orang memuji musuhnya dihadapannya.

4 – Keburukan batinnya. Seseorang yang biasa membuat tipu helah dan penipuan akan merasakan orang lain juga sama sepertinya.

Kesimpulannya, sebagai insan dan hamba kepada Maha Pencipta, hendaklah kita senantiasa bersifat mendongak ke atas memohon keampunan keatas khilaf dan silap, senantiasa muhasabah diri. Jangan mencari salah, perbetulkan salah. Elakkan buruk sangka, berbaik sangka seadanya. Insya-Allah.

KISAH SEORANG ALIM DAN SEORANG PELACUR ... sebuah petikan ibroh.."

          Dikisahkan, seorang alim yang bertetangga dengan seorang pelacur. Setiap kali orang alim ini memandang rumah sang pelacur, dalam pikirannya yang terbayang/ terlintas adalah sang pelacur itu pasti selalu melakukan perbuatan mesum. Prasangka buruk itu selalu terlintas dibenaknya setiap kali dia teringat akan si pelacur tersebut. Prasangka itu sudah merasuk kedalam jiwanya, sehingga dia sangat membenci dan jijik dengan pelacur tersebut. Ingin rasanya dia mengusir dari samping rumahnya, namun dia sangat dikenal sebagai orang yang bijak dan adil dalam mengambil keputusan. Sehingga keputusan untuk mengusir dari samping rumahnya dibatalkan karena takut dinilai masyarakat dia tidak bijak dalam memutuskan.


Namun sebaliknya, Jika sang pelacur melihat rumah orang alim tadi, hatinya selalu bergejolak dan bergetar. Penyesalan dan tangisan yang mendalam selalu tersimpan dalam hatinya. Batinnya selalu berdo’a :


“ Betapa Mulianya Engkau ya Allah, memiliki hamba yang alim dan bijaksana seperti tetanggaku ini, sementara aku bergelimang dengan lumuran dosa. Dia menjadi orang yang disegani dan dihormati dengan masyarakat. Banyak orang dari berbagai pelosok berkunjung ke rumahnya, menimba ilmu serta memohon do’a restu darinya. “


“ Ya Allah, aku sangat ingin seperti dirinya, hidup terhormat, disegani dan jauh dari dosa serta perbuatan maksiat. Ya Allah, tunjukkan aku pada jalan-Mu yang benar, mudahkanlah keinginanku ini, dan janganlah Engkau biarkan aku dalam keadaaan tersesat seperti ini.
 

Demikianlah pikiran dari sang pelacur tadi. Setiap hari jika sang pelacur ini melihat rumah tetangganya, dia selalu berdo’a dan selalu berpikiran baik untuk dirinya. Dia sangat kagum, takjub, senang dan bangga terhadap perilaku seorang yang alim tadi. Namun prasangka seorang yang alim tadi justru sebaliknya, dia semakin geram dan benci saja dengan tetangganya tersebut.

Pendek cerita, tibalah hari pembalasan.


         Orang alim tersebut diseret oleh malaikat ke pintu neraka. Dia protes “ Kalian pasti salah, coba buka kembali catatan amal dan ibadahku selama ini “. Malaikatpun membuka dan membacakannya, “ Betul sekali engkau tercatat sebagai seorang yang saleh dan alim. Buku ini penuh dengan rekaman amal dan kebajikanmu. Tetapi satu hal yang membuat Allah murka dan tidak ridha denganmu, engkau selalu melihat orang lain dengan prasangka burukmu. Contoh nyatanya, seorang pelacur tetanggamu, selalu kau lihat dengan penuh kebencian dan tanpa belas kasihan sedikitpun. Lupakah engkau bahwa Allah menciptakan surga dan neraka untuk hambanya. Dia yang lebih berhak menentukan hambanya ditempatkan pada Surga atau Neraka “.


        Sementara disisi lain, seorang pelacur tadi justru diantarkan malaikat menuju pintu Surga. Dia pun protes seperti halnya seorang yang alim tadi, “ Apakah kalian tidak salah dalam membaca catatan amal ibadahku ?, sepertinya aku tidak tepat di tempatkan di Surga. Bukankah saya lebih banyak berbuat dosa dan maksiat selama di dunia ? “. Lalu malaikat menjawab, “ Ada satu hal kecil yang nampaknya sepele tapi sering diabaikan manusia, justru itu yang membuat Allah ridha dengan perilaku hambanya. Engkau selalu menaruh harapan yang baik kepada Allah dan selalu Khusnudzon terhadap sesama manusia. Ketahuilah Allah menciptakan Surga dan neraka untuk hambanya yang terpilih. Dialah yang lebih berhak untuk menentukannya. “


        Kisah sufi ini menginspirasikan kita sebagai hamba yang hina tentang perlunya selalu berpikir dan memiliki harapan yang baik kepada Allah. Sebagaimana pesan Al qur’an dan alhadits : “ Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, Ana inda dzanni abdibi (aku mengikuti prasangka hamba-Ku). “ Maksudnya, jika kita memiliki pengharapan yang baik kepada Allah, niscara Allah akan memberikan harapan yang baik pula kepada kita, namun jika kita berfikir sebaliknya, maka keburukanpun yang akan kita dapatkan. “


        Katrina, begitu orang biasa memanggilnya. Dia adalah seorang pelacur, yang menjual dirinya kepada banyak lelaki. Terkenal dibenci oleh ibu-ibu tetangganya, karena wajahnya yang super cantik dan memikat serta penampilannya yang seksi, selalu membuat para lelaki, suami mereka menjadi tak pernah berkedip dan melupakan isterinya. Banyak yang bercerai gara-gara Katrina. Seluruh perempuan yang kepadanya menyebut Katrina sebagai badai perusak rumah tangga. Harus disingkirkan, harus dimusnahkan. Jadilah mereka, setiap hari, setiap pagi, di teras depan rumah Kusminah, mengumpat Katrina tanpa henti.
“Tuh lihat, perempuan gila itu, sungguh aku jijik melihatnya.” Dengan sinis dan sarat kebencian, Jubaedah, yang suaminya kabur setelah digerebek warga saat sedang berdua tanpa busana dengan Katrina di rumahnya.
“Iya ya, sungguh berbeda dengan Masyitoh. Dia sangat alim, dan tak pernah berbuat dzolim.” Sahut Suhenah.
       Masyitoh adalah kebalikan dari Katrina. Warga memanggilnya Ustadzah. Guru ngaji anak-anak warga kampung. Sangat alim dan bahkan sangat sopan dan penuh santun. Kepada siapa saja selalu senyum. Selalu bertegur sapa. Selalu nimbrung, bersosial kepada siapa saja yang sedang ngobrol. Tapi tidak kepada Katrina. Kecuali kepada Katrina. Karena dalam fikirannya, seorang pelacur adalah hina, kotor dan tak suci. Tak boleh ditemankan.
“Jangan berteman dengan tukang pandai besi, atau kita akan terkena pantulannya. Maka bertemanlah dengan penjual minyak wangi, agar kita terkena harum parfumnya.” Kata Masyithoh dalam ceramahnya siang itu, di pengajian rutin Ibu-ibu.
       Maka semua warga otomatis sangat faham dengan materi ceramah Ustadzah Masyitoh tersebut. Sudah barang pasti tertuju kepada Katrina. Yang dimengerti oleh jema’ah pengajian adalah, jangan berteman dengan pelacur seperti Katrina, atau kamu akan mejadi sepertinya. Bertemanlah dengan Ustadzah Masyitoh, agar kamu bisa menjadi alim seperti dia. Warga semakin kagum dengan kepintaran Ustadzah Masyitoh dan kealimannya. Juga semakin membenci kepada Katrina, dan kepelacurannya.
Hari itu jam tiga sore, hujan turun begitu derasnya. Warga digegerkan dengan sebuah berita yang dikumandangkan lewat TOA oleh Ustadz Rohman, sesepuh warga.
“Innalillaahi waiinna ilaihi rooji’uun, telah berpulang ke rahmatulloh, Ustadzah Masyitoh binti KH. Zainal Abidin, dan Katrina binti Fulaanah pada pukul dua. Mereka meninggal dalam kecelakaan motor di jalan raya. Semoga arwah mereka ditempatkan di tempat yang semestinya. Alfaatihah…” Demikian Ustadz Rohman mengumumkan.
Ternyata Katrina dan Ustadzah Masyitoh bertabrakan ketika sedang mengendarai motor masing-masing. Seluruh warga, tentu saja lebih antusias dengan mengurusi jenazah Ustadzah Masyitoh yang alim dan guru ngaji mereka, daripada mengurusi Katrina. Yang mengurusi Katrina hanya sebagian orang saja, seperlunya, seadanya. Lagipula, Katrina memang tidak ketahui asal keluarganya.
Namun ada kejadian aneh yang tidak kalah mengherankan warga. Ketika warga bertanya-tanya kenapa pada saat ditemukannya jenazah Katrina, dia berkerudung, dan memakai busana yang tertutup sangat. Fikir warga, mungkin ini adalah salah satu yang menyebabkan Katrina tidak bisa mengendalikan sepeda motornya. Katrina tidak terbiasa dengan pakaian yang seperti itu, sehingga menyebabkannya bertabrakan dengan Ustadzah Masyitoh.
Sore itu, hujan mulai reda. Kubur digali. Jenazah Katrina dan Ustadzah Masyitoh dimandikan.
       Saking betapa besarnya kebencian warga, sehingga menyolatkan jenazah Katrinapun tidak di tempat yang sama. Katrina di sholatkan di rumahnya dengan orang seadanya, sementara Ustadzah Masyitoh diholatkan di mesjid. Tak diketahui keluarga asal Katrina, sehingga warga terpaksa menguburkannya di TPU setempat. Sedangkan Masyitoh dikuburkan di pemakaman keluarganya. Dan yang menyedihkan lagi, Katrina hanya digiring menuju pemakaman hanya dengan tidak lebih dari enam orang. Dua orang memanggul keranda, dan empat orang lagi penggali kuburnya. Ya, yang memanggul keranda itu hanya dua orang. Sebab sungguh terasa ringan jenazah Katrina saat dipanggul. Sedangkan jenazah Ustadzah Masyitoh, seluruh warga ikut menggiring. Dengan sholawat dikumandang begitu ramainya. Sungguh menandakan bahwa jenazah yang diarak adalah orang soleh, yang disegani warganya.
       Sesampainya di pekuburan, sungguh para penggali sungguh tidak menemukan kesulitan. Bahkan seperti dimudahkan, tak ada halang rintang. Sementara di tempat lain, para penggotong keranda jenazah Ustadzah Masyitoh adalah empat orang yang bergantian.      Berat. Seperti tengah mengotong drum berisi minyak tanah. Sedangkan Ustadzah Masyitoh berat badannya tidak lebih dari 70 kg. Saling bergantianlah mereka. Namun hanya para penggotong saja yang merasakan keanehan itu.
        Tibalah saatnya memasukkan jenazah Katrina ke liamng lahat. Tak ada kejadian aneh yang mencurigakan. Tidak ada masalah. Para pengantar jenazah dan penggalinya sama sekali tidak menemukan kesulitan. Berbeda dengan saat jenazah Ustadzah Masyitoh dikebumikan. Semuanya terasa berat. Tidak sesuai dengan berat badan Ustadzah Masytoh seharusnya. Dan anehnya lagi, lahatnya menjadi berair, dan semakin bertambah banyak, saat air berusaha untuk diangkat.
      Warga setempat keheranan. Ada apa gerangan dengan semua yang terjadi ini. Para penggali kubur untuk jenazah Katrina bahkan telah selesai sejak lama. Sementara Jenazah Ustadzah kebanggan mereka, masih berada di atas keranda oleh karena berat dan di kuburnya ada air yang mengalir tiada henti.
“Pak Ustadz, kenapa ini? Koq bisa begini?” Ustadz Mu’min hanya membisu saat melihat kejadian yang menimpa isterinya tersebut. Ustadz Rohman yang sibuk meladeni keheranan-demi keheranan warga.
“Subhaanalloh, ini pasti ada hikmahnya. Kita beristighfar saja…” Jawab Ustadz Rohman menjawab tanya warga.
      Dengan segala daya dan upaya, akhirnya jenazah Ustadzah Masyitoh dikebumikan. Pulanglah semua yang mengantar dari pekuburan, dengan membawa segunung tanya di hati masing-masing tentang keanehan yang telah mereka alami.
Ketika melewati tempat pemakaman di mana Katrina dikebumikan, tiba-tiba Syukri teriak.
“Subhaanalloh, Ustadz, lihat itu ke kuburannya Katrina.” Dan serentak semua warga yang tadi terkagetkan semakin terperangah ketika melihat ada cahaya seperti pelangi di atas makam Katrina.
*Sesungguhnya Alloh Mahapengampun segala dosa, dan Dialah Yang Mahaadil lagi Mahabijaksana.

2 comments:

  1. mengapa Tidak dijelaskan pak
    hal yang membuat ustazah sesat dan pelacur itu bertaubat

    ReplyDelete

Komentar Facebook