Monday, June 10, 2013

LICIK-LICIK ORIENTALIS BARAT (cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Matius 10:16)



Telunjuk lurus, kelingking berkait.. Cerdik Seperti Ular
                             Tulus Seperti Merpati


Saudaraku, harapan saya setelah anda membaca artikel ini, anda akan termotivasi untuk mencari langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat memotivasi diri sendiri. Setelah anda mendapatkan cara untuk memotivasi diri sendiri, maka berbagilah kepada teman, saudara, untuk dapat dibaca oleh yang lain. 
Berbagi ilmu, semoga bisa menjadi amal ibadah.
 LICIK-LICIK ORIENTALIS BARAT
Telunjuk lurus, kelingking berkait.. Cerdik Seperti Ular
                             Tulus Seperti Merpati
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Matius 10:16 . Banyak orang tahu pepatah alkitab yang satu ini, yaitu: hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. kita bahkan seringkali menggunakan pepatah ini sebagai suatu alasan untuk membenarkan suatu tindakan yang kita lakukan. Apa sih artinya, menjadi cerdik seperti ular, dan menjadi tulus seperti merpati? nah, mari, kita bahas bersama-sama.
Ular, sebenarnya tidak dikategorikan sebagai hewan yang cerdik. Seringkali justru dikaitkan sebagai binatang yang licik. Bisanya yang mematikan, dan pagutannya yang secepat kilat ketika menyergap mangsa yang tak siap, menunjukkan sikap ke "licik" an dari ular. Lalu, mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular?
Merpati, adalah sejenis burung yang mampu terbang berkilo-kilometer jauhnya, kembali ke tempat asalnya. Oleh karena itu, merpati dipakai sebagai lambang pt pos, yang mengantarkan surat ke tempat tujuannya, walaupun jaraknya jauh. Lalu, dimana letak ketulusannya? banyak orang menganggap, merpati putih, lambang perdamaian, karena sifatnya yang elok dan bulunya yang melambangkan kesucian. namun, tak sedikit pula merpati yang berbulu abu2, coklat, belang2, bintik2 dll.
           Dalam penerapan di kehidupan kekristenan, pepatah ini biasa ditafsirkan bahwa kita harus memiliki hati yang tulus seperti merpati, tetapi juga harus bertindak cerdik, seperti ular. Rasanya tidak salah. Ketulusan hati dan kecerdikan dalam bertindak sepertinya memang harus kita miliki. Istilah kerennya, "pake hikmat" dalam segala hal.
Namun banyak orang lupa, bahwa konteks ayatnya adalah mengenai "domba di tengah serigala". Kita, orang Kristen, digambarkan sebagai domba, binatang yang patuh namun tak berdaya. Serigala, adalah segala bentuk kejahatan yang menguasai dunia ini. Kita, yang adalah domba, yang telah dikuduskan dari dosa, diperhadapkan kembali kepada dunia fana ini, yang sarat dengan cobaan, godaan, hawa nafsu, dan segala kejahatan lainnya.
Banyak orang juga lupa, bahwa yang mengutus kita, sang domba, adalah Tuhan Yesus sendiri, Allah yang hidup, sang Gembala yang baik. Sang Gembala mengutus Domba ke tengah kawanan serigala, tentunya bukan untuk mati konyol diterkam serigala. Lalu bagaimana? untuk itulah kita perlu perhatikan pepatah yang terkenal itu: hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ular, adalah hewan melata yang tak berkaki dan tak punya sayap. kelihatannya lemah. salah satu sifat ular yang jarang orang ketahui adalah: karena kondisi tubuhnya, ular biasanya cenderung untuk menjauh dari bahaya yang mengancam. Ular tahu tempat2 aman yang jauh dari gangguan musuh.
Merpati, adalah burung yang pada umumnya hafal jalan pulang ke tempat asalnya. Walaupun ia dilepas di tempat yang jauh, ia sanggup untuk kembali ke rumah tempat ia dibesarkan.
Apakah artinya, cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati? Dalam konteks Yesus sebagai Gembala, mengutus kita sebagai domba ke tengah serigala, pahamilah:
1.      Domba tidak diutus sendirian, tetapi berjalan bersama Gembalanya.
2.      Ketika kawanan serigala datang mengancam, kita sebagai domba harus cerdik seperti ular, yaitu berlindung pada Sang Gembala. lawanlah kejahatan dengan kebaikan. kita tidak boleh membalas kejahatan, melainkan datang kepada Yesus, mengasihi sesama dan mengampuni musuh. Datanglah kepada Tuhan dengan ketulusan seperti merpati, yang tahu jalan kembali kepada tempat asalnya, dalam hal ini adalah Yesus, Yang Empunya Kerajaan Sorga. Kita datang kepada Yesus bukan dengan hati sombong, angkuh, atau pun tidak percaya, melainkan dengan menaruh percaya sepenuhnya kepadaNya, bahwa hanya Dialah yang sanggup melindungi kita dari segala kejahatan.


MUSANG BERBULU AYAM
LICIK BAGAI ULAR
JINAK BAGAI MERPATI
Saudaraku, harapan saya setelah anda membaca artikel ini, anda akan termotivasi untuk mencari langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat memotivasi diri sendiri. Setelah anda mendapatkan cara untuk memotivasi diri sendiri, maka berbagilah kepada teman, saudara, untuk dapat dibaca oleh yang lain. Berbagi ilmu, semoga bisa menjadi amal ibadah.
 karakter  kelingking berkait..
Gurindam 15 ini, tentunya terinspirasi juga oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) . Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati ini , untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang Trlunjuk Lurus Kelingking Berkait :

1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam kehidupanya,pastilah pelit..
2. Jika telunjuk. Terlalu lurus,
Itulah taktik,si akal bulus.
3. Tantangan pendidikan di masa datang,
Banyaknya penipuan, terang benderang.
4. Apabila terhimpit, hendak di atas,,
Batang lehernya ,harus diebas..

5. Ka lau terkurung, hendak di luar,
Siramkan minyak,segera dibakar..
6. Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah tanda,penghuni,neraka jahamnam..
7. Kelingking berkait, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
8. Barangsiapa menggunting, dalam lipatan,
Dibenci teman, dikutuk Tuhan..
9. Jika memilki sifat, cerdik dan licik.
Menyebar bahaya,menuai konflik..
1O. Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat pribadi..
11. Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.
12. Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
13. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
14. Kelingking berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya hanya, manis di mulut.
15.Telunjuk pura-pura lurus,
Itulah lambang orang yang rakus.
Pasal 1
1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam kehidupanya,pastilah pelit..
2. Cara menghadapi kelingking berkait, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.

Pertama, jangan didengarkan, ucapannya,
Supaya tidak terpancing untuk bertanya..
Kedua, jangan menaruh, rasa hormat,
Lancarkan kritik, sampai kiamat.
Ketiga, kritik harus , setajam jarum,
stereotip, semua maklum
Keempat, menghadapi penipu, harus berani,
Karena maksiat, harus dibasmi.
Pasal 2
1. Jika telunjuk. Terlalu lurus,
Itulah taktik,si akal bulus.
1. Barangsiapa , memperhatikan telunjuk lurus,
Akan menemukan , orang yang pura-pura tulus.
2. Siapa berlebihan, bersenda gurau,
Hilang wibawa, hatipun risau..
3. Telunjuk lurus, pandai memberi nasehat,
Tetapi hatinya, sangatlah jahat.
4. Siapa berteman , dengan telunjuk lurus,
badan yang gemuk, menjadi kurus.
5. Si telunjuk lurus, pura-pura bersih,,
ibadahnya hanya, mendapat letih.
Pasal 3
Tantangan pendidikan di masa datang,
Banyaknya penipuan, terang benderang.
1. Antisipasi penipuan, tidak diperkenalkan,
banyak problema, jadi persoalan.
2. Apabila berbagai penipuan, tidak diperkenalkan di sekolah,
para murid akan, serba salah.
3. Apabila penipuan kecil,dibiarkan.
akan menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh engkau , menyingkirkan penipuan,
baik berat ,maupun ringan.
5. Apabila penipuan, terlalu semberono,
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Berbagai penipuan, hendaklah diingat,
di situlah awal , berbagai laknat.
7. Hendaklah peliharakan kejujuran bersama,
dari pada kelak, dapat bencana.
8. Jangan sembarangan, memilih teman,
Banyak sarjana, berjiwa pereman.
Pasal 4
Apabila terhimpit, hendak di atas,,
Batang lehernya ,harus diebas..
1. Terhimpit hendak di atas ,berjiwa penjajah,
Penyakit Yahudi, membawa fitnah..
2. Terhimpit di atas, lambang, orang dengki,
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Seharusnya terimpit, biarlah di bawah,
berani berkorban, demi iman dan takwa..
4. Terimpit di bawah, tidak selamanya,
roda berputar, menurut takdirnya..
Pasal 5
Ka lau terkurung, hendak di luar,
Siramkan minyak,segera dibakar..
1. Terkurung di luar, ada gunanya,
ketika berdiplomasi, dengan penjajah.
2. Ketika dihadapkan kepada, bangsa sendiri,
Ibarat jalan yang sempit, ditaburi duri.
3. Jika kejujuran, sudah tercemar,
pencopet menyebar, dengan topeng bertukar-tukar.
4. Jika hendak membuang penipu ke laut,
membongkar kelicikan, janganlah takut.
5. Makhluk yang terkurung di luar, membawa racun,
jadi persoalan, tanpa ampun
6. Untuk mengenal orang , buruk perangai,
menonjolkan diri, di tengah ramai.
Pasal 6
Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah tanda,penghuni,neraka jahannam..
1. Runcing di dalam ada gunanya,
menghadapi penjajah, yang aniaya..
2. Pepat di luar, adalah topeng,
teman begitu, jangan diganding.
3. Cari olehmu akan isteri yang bersih,
rajin dan jujur, tidak berdalih.
4. Cari olehmu kawan yang tidak , berolok-olok,
agar niat yang baik, tidak terkelok..
5. Cari olehmu , pasangan yang jujur,
terhindar dari, azab kubur.
Pasal 7
Kelingking berkait, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
1. Kelingking berkait, pengusaha asing,
di situlah dusta, membuat pusing.
2. Apabila kepada asing, terlalu percaya,
akhirnya negara, mendapat bahaya..
3. Kepada asing, kurang siasat,
negara terjual , rakyat melarat.
4. Kurikulum harus bermuatan, kerja keras,
agar orang asing, tidak memeras.
5. Jangan mengharapkan, orang seberang,
cukupkan diri, apa yang kurang.
6. Apabila generasi muda, banyak tidur,
dijajah kerugian, sepanjang umur.
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
Pemimpin harus, bekerja keras.
8. Investor asing,suka menipu,
pandai menyogok, pandai merayu..
9. Apabila perkataan orang asing , lemah lembut,
janganlah cepat, menjadi larut.
10. Apabila mendengar, perkataan kasar,
jangan cepat, merasa gusar.
11. Orang asing , ada yang baik,
asalkan cerdas, pandai melirik..
Pasal 8
Barangsiapa menggunting, dalam lipatan,
Dibenci teman, dikutuk Tuhan..
1. Membiarkan pelanggaran, demi sahabat,
berarti , berbuat khianat yang sangat berat..
2. Menggunting dalam lipatan, tipuan halus,
akibat dari, licik dan rakus..
3. Orang yang rakus, suka berdebat,
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
4. Segala tipuan,harus singkirkan,
baik yang besar, maupun keci-kecilan..
5. Orang yang berjasa,kepada linkungan,
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Guntingan dalam lipatan, selalu disembunyikan,
rakyat jelata, menjadi korban.
7. Obat dari,licik dan rakus,
didikan keras, yang bersifat religius.
Pasal 9
Jika selalut, cerdik dan licik.
Menyebar bahaya,menuai konflik..
1. Malas dan lalai, cerdik dan licik,
pekerjaan manusia,yang paling munafik..
2. Jangan malas,memerangi kemunafikan.,
musuh masyarakat, sepanjang zaman.
3. Anak-anak yang selalu diajar licik,,
Kelak orang tuanya, akan dicekik...
4. Cerdik dan licik, ada gunanya,
ketika dikepung, perampok durjana..
5. Jauhi kelicikan, model Yahudi,,
di bidang apaun, menjadi duri.
6. Dosa orang tua, yang paling besar,
tahu anaknya mencopet, tetap saja bersabar..
7. Jika orang tua, hidup beriman,
Anaknya yang licik,diberi pelajaran.
8. Jika kuitansi, dibuat bohong-bohongan,
Korupsi berganda, tak terhentikan.
Pasal 10
Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat pribadi..
1. Yahudi itu, manusia yang sangat kapitalis,
Kekayaan bangsa lain akan, dilibas habis.
2. Yahudi bangsa, paling cerdas,
Mengeruk kekayaan, sangatlah ganas..


3. Di Indonesia, tidak ada Yahudi,
Tapi pengikut ajarannya, makin menjadi-jadi...
4. Yahdi Indonesia, kelompok liberal,
Otaknya dengki, hatinya bebal..


Pasal 11
Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.
1. Benalu aalnya, menumpang hidup,
tapi akhirnya, menjadi penakluk...
2. Benalu itu , adalah parasit,
perbuatan nya zalim, memjadi penyakit..
3. Benalu itu hanyalah pendatang,
sudahlah menumpang, berani menantang..
4. Benalu awalnya, berdaun sehelai,
lama-lama, tidak terlerai..
5. Benalu tidak pandai, berterima kasih,
induk semangnya, dibuat tersisih..
6. Benalu seperti, cacing pita.,
7. inangnya dibuat menderita.
8. Pemilik parasit, menuai derita,
Parasitnya sendiri, berpesta pora..
Pasal 12
Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
1. Anak dagang, sebagai pendatang,
Haruslah bijak, saling menenggang..
2. Betulkan hati kepada kepada makhluk bumi,
di rantauan damai, usaha diberkati.
3. Kepada orang uan,bersikap pelit,
akan ditimpa , berbagai penyakit.
4. Penduduk tempatan, yang meranggas,
harus dibantu, dengan ikhlas..
5. Mampu bersaing,, orang yang hebat,
semuanya diukur, dengan tepat.
6. Penyakit benalu, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Benalu yang baik, menjadi hiasan,
diletakkan orang, di tengah taman.
Pasal 13
. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
1. Lingkungan wisata, beraroma copet,
Orang berimanpun, bisa terpeleset..
2. Suasana copet, bisa karauke dan panti pijat,
Menghasilkan uang, dalam waktu singkat..
3. Banyak peraturan , anti pencopet,
Banyak pula taktiknya, jarang meleset.
4. Siapa yang memelihara, pencopet berdasi,
Berarti menjerat , leher sendiri..
5. Barangsiapa , selalu meminta sumbangan,
Ujung-ujungnya, melakukan pencurian..
6. Barangsiapa , tidak memberantas pencopetan,
Mengundang datangnya, perampokan..
Pasal 14
Kelingking berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya hanya, manis di mulut.
1. Yahudi itu, kelingking berkait, nomor satu,
Tingkat licinnya, paling jitu.
2. Bangsa ini, harus belajar kepada belut,
Menghadapi ancaman, berbagai kemelut.
3. Kelicikan itu bisa, berarti baik.
Menghadapi penipuan yang sangat pelik.
4. Barangsiapa mengenal, tanda-tanda pengkhianat,
Tentulah dirinya, akan selamat.
Pasal 15.
Telunjuk pura-pura lurus
Itulah lambang orang yang rakus
1. Jika hidup selalu, berpura-pura,
Mendapatkan kutukan, tiada tara.
2. Berpura-pura itu,bisa menjadi baik,
Apabila menghadapi, orang munafik.
3. Berpura-pura alim, sikap orientalis,
Ingin menjajah, secara sitematis.
4. Jika orientalis, befikir ilmiah,
Tujuannya untuk, mennnyudutkan agama.
Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.
Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.
Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.

GURINDAM EMPAT BELAS TENTANG PERLUNYA PAKSAAN DALAM PENDIDIKAN
Jika dipaksa, semua bisa. 
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba mengarang gurindam 14, tentang perlunya paksaan. Apabila orang membaca Gurindam empat belas, diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib sebagai seorang guru, yang selalu menerapkan paksaan yang bijaksana, sehingga para murid tidak sadar bahwa dirinya sedang dipaksa.
Gurindam 14 ini, tentunya terinspirasi oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda. Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati ini , untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang hikmah sebuah paksaan :

1. Jika dipaksa, semua bisa,
Asalkan bijak, tidak putus asa.

2. Barang siapa , memaksa diri,
Menghadapi yang berat, tak pernah ngeri.

3. Jika memaksa diri dengan keras,
rasa malas, akan tergilas.

4. Jika orang lalai, tidak dipaksa,
Karamlah dia, hidup tersiksa.

5. Paksaan perlu, bagi sipenakut,
Agar keberanian, dapat dijemput.

6. Siapa yang tidak memaksa, orang peragu,
Berarti meyiksanya, sampai ke anak cucu.

7. Jika orang asing, ingin memaksa,
Akan menipu, pemimpin bangsa.

8. Tidak semua , paksaan itu buruk,
Asalkan jiwanya khusuk, tawadhuk..

9. Jika akrab, dengan paksaan,
Itulah awal, berbagai penemuan.

1O. Barangsiapa, tidak memkasa anak-anaknya,
Dialah sebenarnya, orang yang hina.

11.Siapa memaksa, secara zalim,
Akan mendapatkan, neraka jahim.

12. Siapa saja memaksa, berbuat maksiat,
Kalaupun beruntung, tidak kan berkat.

13. Paksaan bijak, untuk orang pemalu,
Menjadi obat, sangat bermutu.

14. Paksaan itu penting, bagi simiskin,
Agar hemat dan rajin, tidak bermain-main.

Pasal 1

1. Jika dipaksa, semua bisa,
Asalkan tidak, putus asa.

2. Memaksa dengan sopan itu, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, memaksa diri,untuk sekolah,
Supaya tidak timbul rasa bersalah.

Kedua, memaksa anak, menuntut ilmu,
Membaca menulis, tidak pernah jemu..

Ketiga, memaksa murid, mengulang pelajaran,
Ilmu didapat, tidak akan terlupakan.

Keempat, memaksa bangsa, bekerja keras,
Ekonomi terjamin, hatipun puas.

Pasal 2

Barangsiapa , memaksa diri,
Menghadapi yang berat, tak pernah ngeri.

1. Siapa saja , yang bijak memaksa diri,
Bakat terpendam, muncul sendiri.
2. Jika memaksa diri, untuk menabung,
Akhirnya tentu, akan beruntung.
3. Kalau berani, memaksa diri,
Akhirnya dapat, kedudukan tinggi.
4. Yang tua-tua jangan , memaksa diri,
kegiatan fisik, harus kurangi.
5. Paksaan hanya untuk, generasi muda,
ketika cita-cita, bersarang di dada.

Pasal 3

Barangsiapa memaksa diri , dengan keras,
rasa malas, akan tergilas.

1. Apabila mendidik keluarga, tanpa paksaan,
Anak-anak akan tenggelam, dalam kemanjaan.
2. Berilah peringatan, orang yang penidur,
hidup ini tidak, berjalan mundur..
3. Sebenarnya tidak ada orang , terlalu malas.
hanya motivasinya, selalu kandas.
4. Asalnya malas, dari sikap manja,
orang tuanya tidak memotivasi, mencintai kerja.
5. Janganlah becita-cita, ,menjadi pegawai negeri,
kecuali tidak mampu, hidup mandiri.
6. Di mana anggota masyarakat, yang malas,
di situlah terlantar, tanah yang luas.
7. Jangan malas, memelihara kebersihan bersama,
agar tidak, membawa bencana.
8. Para pemalas harus, kawin silang,
Agar dingin darah keturunannya, menjadi berkurang.

Pasal 4

Jika orang lalai, tidak dipaksa,
seumur hidup, akan tersiksa.

1. Lalai itu , suatu penyakit,
Obatnya paksaan, sedikit demi sedikit.
2. Paksalah anakmu keluar dari, iri dan dengki,
agar konflik, cepat berhenti.
3. Manfaat paksaan bagi, orang yang lalai,
di dalam berjalan, akan cepat sampai.
4. Asal usul orang,menjadi lalai,
ti ada tantangan, yang membelai.
Pasal 5

Paksaan itu perlu, bagi sipenakut,
Agar keberanian, dapat dijemput.

1. Jika hendak , menghilangkan rasa takut,
dilatih melawannya, berturut-turut.
2. Banyak penakut, menjadi berani,
Karena mengetahui, potensi diri..
3. Jika rasa takut, terus dilawan,
menjelma menjadi, keberanian.
4. Jika orang penakut,pandai memaksa,
suatu saat, jadi perkasa.
5. Orang tua yang membiarkan anaknya penakut,
sengsaralah anaknya, disiksa kemelut.
6. Jika hendak mengenal, orang yang penakut,
lihatlah orang yang lembut dan penurut.
Pasal 6
Barangsiapa tidak memaksa, orang peragu,
Berarti meyiksanya, sampai ke anak cucu.
1. Bantulah olehmu ,orang peragu,
agar percaya diri, setiap waktu..
2. Cari olehmu, obat anti ragu,
agar mendapatkan, hidup bermutu.
3. Cari olehmu akan isteri yang berani,
menjadi pembersih rumah tangga, setiap hari.
4. Cari olehmu akan kawan, yang tidak penakut,
dapat menyelesaikan, masalah yang kusut.
5.Penakut itu, ada juga baiknya,
berhati-hati, menghadapi bahaya.
Pasal 7
Jika orang asing, ingin memaksa,
Akan menipu, pemimpin bangsa.
1. Apabila bangsa ini, dapat dipaksa asing,
hutang luar negeri, berada di sekeliling. .
2. Apabila kepada asing, berlebih-lebihan suka,
akhirnya negara ini, terpaksa berduka.
3. Kepada orang asing, kurang siasat,
itulah tanda ,pemimpin sesat.
4. Apabila anak, tidak dipaksa, bekerja keras,
datanglah orang asing, untuk memeras.
5. Jangan banyak mengharapkan orang,
paksalah diri, mencukupkan , mana yang kurang.
6. Apabila orang , terlalu banyak tidur,
ekonomi dan kesehatannya pastilah mundur..
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
paksalah rakyat , menjadi pengawas.
8. Apabila orang asing,, suka menipu,
ilmu tentang kelicikan, harus diburu.
9. Kata-kata memaksa, bisa saja lemah lembut,
janganlah anda cepat, mengikut.
10. Apabila mendengar perkataan yang kasar,
jangan cepat cemas, merasa gusar.
11. Apabila paksaan orang asing , tidak dapat dihindar,
sengsaralah rakyat, negara tercemar..
Pasal 8

Tidak semua , paksaan itu buruk,
Kalau jiwanya khusuk, tawadhuk..


1. Siapa yang memaksa, anaknya agar shalat,
berarti telah, berbuat khianat.
2. Kepada dirinya sendiri, berbuat aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
3. Paksalah diri, meninggalkan maksiat,
jasmani rohani, menjadi sehat.
4. Paksaan yang buruk dari, bisikan Setan,
demi mengejar, berbagai kemewahan.
5. Orang tua yang memaksa,belajar agama,
anaknya akan,membersihkan sukma.
6. Paksaan yang buruk, terjadi di luar negeri,
TKW, mencoba bunuh diri..
7. Banyaknya jalan, berlobang lobang,
tandanya, pemimpin berbuat sumbang.


Pasal 9

Jika akrab, dengan paksaan,
Itulah awal, berbagai penemuan.

1. Paksakan diri, dengan berbagai uji coba,
Penemuan baru akan datang, dengan tiba-tiba.

2. Kalau dipaksa, mengadakan percobaan,
akhirnya tentu, melahirkan penemuan.
3. Jangan malas,kerja berpeluh,
hidup ini nikmat, dengan bekerja sungguh-sungguh.
4. Penemuan baru, seakan-akan penyimpangan,
Karena itu, banyak tantangan.
5. Kebebasan bagi orang yang muda, untuk berkereasi,
akan melahirkan, berbagai inivasi.
6. Pendidikan bangsa Indonesia yang benar-benar asli,
di bidang pertanian dan kelautan, mengabdikan diri.
7. Dosa pendidikan, yang paling besar,
banyaknya penemuan, dibiarkan terlantar.
8. Pentingnya berbagai penemuan,
Untuk menghadapi, masa depan,
9. Di bidang pertanahan, paksakanlah berbagai penemuan ,
Untuk mengatasi, kekurangan lahan.


Pasal 10

Siapa saja,yang memkasa anak-anaknya,
Dialah sebenarnya, seorang pembina.

1. Aak-anak yang tidak pernah dipaksa,
Setelah dewasa, cenderung menyiksa.
2. Paksaan yang ,bersipat membina,
walaupun memaksa, tapi tidak menghina.

3. Barangsiapa memaksa diri sendiri, membaca yang hebat-hebat,
Akan bertambah ilmu, meningkatkan martabat.
4. Barangsiapa memaksa anak, berhenti mencuri,
Berati menanamkan tanggung jawab,dan pengendalian diri.

Pasal 11
Siapa memaksa, secara zalim,
Akan mendapatkan, neraka jahim.
1. Paksakan diri, melindungi hewan,
sayangi binatang, makhluk Tuhan.
2. Barangsiapa memaksa burung, di dalam sangkar,
itulah perbuatan zalim, berdosa besar.
3. Janganlah memaksa hewan , bekerja berat,
supaya Tuhn, mendatangkan rahmat.
4. Hewan peliharaan, mati tak diberi makan,
suatu kezaliman, akan mendapat balasan.
5. Jika memaksa pegawai, di luar kemampuannya,
itulah kezaliman, yang tiada tara.
6. Siapa yang punya penyakit, tapi memakan pantanngannya,Itulah kebodohan , membwa sengsara.



Pasal 12
Siapa saja memaksa, berbuat maksiat,
Kalaupun beruntung, tidak kan berkat.
1. Pornografi itu, alat maksiat,,
siapa melihat, bangkitlah syahwat.
2. Maksiat itu, melanggar aturan Tuhan,
pengendalian nafsu, harus dipaksakan.
3. Korupsi itu, maksiat besar,
menjadi penyakit, cepat menular.
4. Maksiat itu, melnyiksa ayah dan ibu,
karena buruknya, tingkah laku.
5. Obat dari, penyakit maksiat,
paksakan diri, beribadat, dengan tepat.
6. lngatkan ,semua penyakit, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Yang tidak ada obatnya, hanya maut,
ketika Izrail, datang menjemput.
8. Siapa saja yang memaksa orang, membuka aurat.
Kehormatannya rusak, dirinya terlaknat.

Pasal 13
Paksaan bijak, untuk orang pemalu,
Menjadi obat, sangat bermutu.

1. Sipat malu, menjadi penghambat,
Bagi orang yang, sebenarnya kurang berbakat.

2. Malulah anda, ke diskotik dan panti pijat,
menyebar mesum, mendekap maksiat.
3. Banyak peraturan daerah, anti pelacuran,
karena penyakit AIDS , sangat memalukan.
4. Barangsiapa yang malu, merusak hutan lindung,
Sama dengan memelihara, ibu kandung.
5. Siapa saja, merusak hutan lindung,
berarti membuat penderitaan, tanpa ujung.
6. Siapa saja yang malu,bergaul bebas,
tubuhnya selamat, hatinya puas.
7. Paksaan positif, untuk orang pemalu,
Kadang-kadang, sangatlah perlu.






Pasal 14.

Suami yang tidak punya kekuatan memaksa, disebut dayus.
Istrinya berselingkuh, tidak diurus.

1. Paksaan itu penting, bagi siistri,
keinginannya yang banyak, harus dibatasi.
2. Paksaan itu penting bagi anak,
hidup ini, lebih banyak yang pahit,daripada yang enak.
3. Istri yang memaksa suami, menjadi koruptor,
karena jiwanya, rakus dan kotor.
4. Laki-laki yang tidak punya, kekutan memaksa,
tubuhnya sakit, batinya tersiksa.
5. Barangsiapa yang berselingkuh,
Itulah tanda,imannya runtuh.
6. Tanda-tanda suami, yang penyayang,
tingkah negatif istrinya, mampu dilarang.
7. Laki-laki, yang berjiwa dayus,
Rasa cemasnya, tidak pernah putus.

Pengarang Gurindam 14 ini.

Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.

Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.

Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 00.51



Gurindam Tiga Belas
Gurindam Lingkungan
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba mengarang gurindam 13, tentang lingkungan. Apabila orang membaca Gurindam tiga belas, diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib:
Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.
Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.
Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.
Gurindam 13 ini, tentunya terinspirasi oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda. Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati, untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang lingkungan:
1. Kepada lingkungan, tidak sopan
Akan menuai, badai dan topan
2. Jika jamban, tidak bersih,
Banyaknya cacing, seperti buih.
3. Kurang bersih, kurang cermat, 
Tentu dirimu akan tersesat
4. Apabila rumah, disapunya jarang,
Lipas dan semut, akan meyerang.
5. Ke laut membuang, racun bebisa,
Makhluk hidup, akan binasa.
6. Jika ke sungai, membuang sampah,
Anak cucu, akan menyumpah.
7. Orang asing, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
8. Saluran air, jika tersumbat
Banjir datang, di hujan lebat.
9. Jika kebun, dibiarkan semak
Babi akan, beranak pinak.
1O. Siapa saja, merusak hutan,
Dialah sebenarnya, sahabat Setan.
11.Siapa zalim, kepada binatang
Hati nuraninya pasti, akan menentang
12. Siapa saja menyayangi, tumbuh-tumbuhan,
Penyakitnya mudah, mendapatkan kesembuhan
13. Siapa selalu, menanam kayu,
Jauhlah penyakit, lumpuh layu
Fasal 1
1. Kepada lingkungan, tidak sopan
akan menuai, badai dan topan.
2. Sopan terhadap lingkungan itu, ada empat, 
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, lingkungan ,rumah harus bersih,
Supaya Allah, mejadi kasih.
Kedua, lingkungan kota, harus rimbun,
Semua jalan, dinaungi daun.
Ketiga, sanitasi, harus berbau harum,
Tamu yang datang, hormat dan maklum
Keempat, tidak boleh ditemukan, jalan yang banjir,
Parit dan selokan, harus disisir.
Fasal 2
Apabila jamban, tidak bersih, 
datanglah cacing banyak, seperti buih.
1. Siapa saja , punya perhatian terhadap kebersihan toilet
Kesehatan dirinya tidak akan meleset.
2. Siapa selalu, berak di sungai,
Hilang wibawa, buruk perangai.
3. Siapa selalu berak, di semak,
Pola pikirnya, sulit bergerak.
4. Siapa perutnya , banyak cacing, 
otaknya lemah, kepalanya pusing.
5. Siapa saja, mandi tidak bersih,, 
ibadahnya hanya, mendapat letih.
Fasal 3 

Lingkungan kumuh, tentu tak sehat,
 
sampah menumpuk, berbagai tempat.
1. Apabila sampah, menumpuk di jalan,
banyak problema, jadi persoalan.
2. Apabila tempat tidur, banyak kepinding, 
tidak dapat tidur, kepala pening.
3. Apabila pemukiman kumuh,dibiarkan. 
penyakit menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh engkau menyingkirkan kotoran, 
apakah yang berat ,maupun yang ringan.
5. Apabila pemukiman terlalu semberono, 
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Anggota masyarakat, hendaklah ingat, 
di situlah banyak orang , mendapat laknat.
7. Hendaklah peliharakan kebersihan bersama, 
dari pada
 kelak, membawa bencana.
8. Jangan sembarangan, membakar plastik,
asapnya berbahaya, seperti narkotik.
Fasal 4
Apabila rumah, disapunya jarang,
Lipas dan semut, akan meyerang
1. Lipas dan semut,bukan hanya mengigit,
Tapi juga, membawa penyakit..
2. Lipas adalah lambang, orang yang dengki, 
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Semut lambang, ahli pikir, 
di dalam berjalan, tak pernah tergelincir.
4. Pekerjaan menyapu, harus dibela, 
oleh seorang pesuruh, maupun oleh seorang kepala.
Fasal 5
Ke laut membuang, racun bebisa,
Makhluk hidup, akan binasa.
1. Jika hendak mengenal, racun berbisa, 
ada di limbah, air raksa.
2. Banyak pabrik, membuang limbah,
Akhirnya ke laut, bermuara.
3. Jika laut, sudah tercemar, 
ikan meyebar, penyakit cacar.
4. Jika hendak menyayangi laut, 
para pengawas, janganlah takut.
5. Makhluk laut, sering kena racun, 
jadi pemandangan, stiap tahun.
penyakit datang, tanpa ampun
6. Jika hendak mengenal orang yang buruk perangai, 
lihat pada ketika mencampakkan sampah ke sungai.
Fasal 6
Jika ke sungai, membuang sampah,
Anak cucu, akan menyumpah.
1. Cari olehmu akan lingkungan yang sehat, 
agar tidak setiap hari, menyediakan obat.
2. Cari olehmu, pasangan yang rajin, 
agar rumah dan pakaian, rapi dan licin.
3. Cari olehmu akan isteri yang bersih, 
menata linkungan, tidak berdaloih.
1. Cari olehmu akan kawan yang tidak merokok, 
agar hidup ini, tidak hanya pulang pokok.
2. Cari olehmu akan teman, anti narkoba, 
agar terhindar dari, berbagai musibah.
Fasal 7
Orang asing, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
Kulit bumi, terkelupas,
Ditinggal, tanpa belas,
Setelah isinya, habis dikuras.
1. Apabila terlalu percaya kepada oarang asing, 
di situlah jalan dusta, membuat pening dan pusing.
2. Apabila kepada asing, berlebih-lebihan suka, 
akhirnya negara, akan berduka.
3. Kepada orang asing, kurang siasat, 
itulah tanda ,pemimpinnya sesat.
4. Apabila anak tidak dilatih, bekerja keras, 
datanglah orang asing, untuk memeras.
5. Jangan banyak mengharapkan orang, 
cukupkan diri, mana yang kurang.
6. Apabila orang yang banyak tidur, 
dijajah asing, sepanjang umur.
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
Seluruh rakyat harus, menjadi pengawas.
8. Apabila orang asing,suka menipu, 
melahirkan berbagai, sifat cemburu.
9. Apabila perkataan orang asing lemah lembut, 
janganlah cepat, menjadi pengikut.
10. Apabila mendengar perkataan kasar, 
jangan cepat, merasa gusar.
11. Apabila pekerjaan, orang asing ternyata benar, 
boleh diikut, tapi jangan berbuat onar.
Fasal 8
Saluran air, jika tersumbat
Banjir datang, di hujan lebat
1. Siapa yang membiarkan saluran air tersumbat,
berarti telah, berbuat khianat.
2. Kepada dirinya ia aniaya, 
orang itu jangan engkau percaya.
3. Lidah orang yang suka berdebat, 
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
4. Daripada memuji diri hendaklah sabar, 
biar daripada orang datangnya khabar.
5. Orang yang berjasa,kepada linkungan, 
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Kerusakan jalan,yang disembunyikan, 
rakyat jelata, menjadi korban.
7. Banyaknya jalan, berlobang lobang, 
tandanya, pemimpin berbuat aib dan sumbang.
Fasal 9
Jika kebun, dibiarkan semak
Babi akan, beranak pinak
1. Malas dan lalai, kebun ditelantarkan, 
pekerjaan manusia,yang dekat dengan syaitan.
2. Jangan malas,kerja berpeluh, 
hidup ini nikmat, ketika berusaha dengan sungguh-sungguh.
3. Anak-anak yang selalu dimanja,
Kepada orang tuanya, berperangai seprti raja..
4. Kebebasan bagi orang yang muda, 
tempat
 setan, mudah menggoda.
5. Pendikan bangsa Indonesia yang benar-benar asli, 
di bidang pertanian, mengadikan diri.
6. Dosa orang tua, yang paling besar, 
tanahnya luas, dibiarkan terlantar.
7. Jika anda orang beriman, yang memikirkan masa depan,
8. Menjual tanah, hendaklah diramkan
Fasal 10
Siapa saja, merusak hutan,
Dialah sebenarnya, sahabat Setan
1. Setan itu termasuk, manusia yang sangat kapitalis,
Demi keuntungan sesaat, hutan pun dilibas habis.
2. Hutan menyimpan, cadangan air,
Hutan digunduli, datanglah banjir. 


3. Hutan adalah paru-paru dunia,
Yang merusaknya, berbuat aniaya..
4. Hutan lindung, kini terkepung,
Di sana pencuri, banyak berlindung. 


Fasal 11
Siapa saja yang zalim, kepada binatang
Hati nuraninya pasti, akan menentang
1. Hendaklah berjasa, melindungi hewan, 
sayangi binatang, makhluk Tuhan.
2. Memelihara burung, di dalam sangkar, 
perbuatan zalim, dosanya besar.
3. Tumbuhan dan hewan adalah amanat, 
titipan Tuahn, mendatangkan rahmat.
4. Hewan peliharaan, mati tak diberi makan, 
suatu kezaliman, akan mendapat balasan.
5. Hati-hati kalau beternak, 
penyakit hewan begitu banyak.
6. Anjing dan babi, menularkan cacing pita,
7. Pemiliknya dapat, menuai deria.
Fasal 12
Siapa saja menyayangi, tumbuh-tumbuhan,
Penyakitnya mudah, mendapatkan kesembuhan
1. Tumbuh-tumbuhan punya, khasiat obat, 
orang bijak, menyediakan tempat.
2. Betulkan hati kepada kepada makhluk bumi, 
hidupmu akan damai, diberkati.
3. Kepada tumbuh-tumbuhan,bersikap pelit, 
akan ditimpa oleh, berbagai penyakit.
4. Kasihan tumbuh-tumbuhan yang meranggas, 
karena bumi, semakin panas.
5. Obat diramu, orang yang hebat, 
semuanya diukur, dengan tepat.
6. lngatkan ,semua penyakit, ada obatnya, 
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Yang tidak ada obatnya,hanya maut, 
jangan dikejar, jangan dijemput
Fasal 13
Siapa mencegah,wisata maksiat,
Tidak terkena, kutuk dan laknat.
1. Lingkungan wisata, beraroma maksiat,
Orang beriman, tidak akan terpikat.
2. Beribu-ribu, karauke dan panti pijat,
menyebar mesum, menjadi ujian bagi yang taat.
3. Banyak peraturan daerah, anti pelacuran,
agar penyakit AIDS , dapat dihentikan.
4. Siapa yang memelihara, hutan lindung,
Sama dengan memelihara, ibu kandung.
5. Siapa saja, merusak hutan lindung,
berari membuat penderitaan, tanpa ujung.
6. Siapa saja yang merusak pantai,
mengundang petaka hujan dan badai.


Created by. Drs.M.Rakib, S.H., M.Ag 
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 16.27

1 comment:

  1. Licik itu dalam arti harus menggunakan akal
    Tetapi tulus dengan harus berbuat baik lagi dan lagi.
    Terimakasih.

    ReplyDelete

Komentar Facebook