Sunday, June 9, 2013

Membandingkan performansi actual dengan performansi potensi (GAP)


 JENIS RESEACH GAP YANG SANGAT DIPERLUKAN     

 Kebenaran tulisan ini, relatif, jangan terlalu percaya, bandingkan juga dengan kutipan lain. Lain ahli, lain pula pikirannya. Analisis Gap (jarak) adalah suatu metode/alat membantu suatu lembaga membandingkan performansi actual dengan performansi potensi. Operasionalnya dapat diungkapkan dengan dua pertanyaan berikut: “Dimana kita sekarang?” dan “Dimana kita inginkan?”.

Tujuan analisis gap untuk mengidentifikasi gap antara alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian sekarang. Analisis gap membantu organisasi/lembaga dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki. Proses analisis gap mencakup penetapan, dokumentasi, dan sisi positif keragaman keinginan dan kapabilitas (sekarang).
Analisis gap dapat ditinjau dari perbedaan perspektif tentang : lembaga/organisasi, arah organisasi, proses organisasi, teknologi informasi. Analisis gap dapat menjadi dasar untuk mengukur investasi waktu, uang, dan tenaga kerja yang dipakai, variabel ini dapat diukur melalui skala interval: ’baik, rata-rata, dan kurang’. Kebanyakan analisis gap ditinjau dari : gap produk dan gap kompetitif.

       Mereka yang berpegang pada Teori Gap berbuat demikian untuk mengharmoniskan teori para ilmuwan modern yang berpegang pada teori umur bumi tua – kepercayaan bahwa bumi berumur milyaran tahun lebih tua dari apa yang dijumlahkan dari silsilah manusia yang dicatat dalam Alkitab. Bahkan kaum injili yang bermaksud baikpun sudah mengikuti teori umur bumi tua, menjelaskan kebanyakan Kejadian 1 secara alegoris, sambil berupaya untuk tetap berpegang pada penafsiran harafiah untuk bagian Alkitab lainnya.

      Bahayanya hal ini adalah menentukan di mana berhenti beralegori dan mulai menafsirkan secara harafiah. Apakah Adam adalah manusia secara harafiah? Bagaimana kita tahu? Kalau dia bukan, apakah dia betul-betul membawa dosa kepada umat manusia, atau dapatkah kita juga mengalegorikan hal itu? Dan kalau tidak ada Adam secara harafiah yang membawa dosa yang kita semua warisi, maka tidak ada alasan untuk Yesus mati di salib.
      Asal usul dosa yang bukan harafiah menyangkali alasan kedatangan Yesus. sebagaimana yang dijelaskan dalam 1 Korintus 15:22: “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” Pada titik itu, keKristenan itu sendiri menjadi palsu dan Alkitab tidak lebih dari buku yang bagus yang mengandung cerita dan dongeng. Bisakah kita melihat ke mana arah cara “berpikir” ini?


      Kejadian 1 sama sekali tidak dapat dicocokkan dengan pemikiran bahwa penciptaan terjadi dalam kurun waktu yang panjang, dan bahwa kurun waktu ini terjadi antara Kejadian 1:1 dan 1:2. Apa yang terjadi antara Kejadian 1:1 dan 1:2? Sama sekali tidak ada! Kejadian 1:1 memberitahu kita bahwa Allah menciptakan langit dan bumi. Kejadian 1:2 memberitahu kita bahwa ketika Dia menciptakan bumi, bumi tidak berbentuk, kosong dan gelap; belum selesai dan tidak didiami oleh makhluk apapun. Bagian selanjutnya dari Kejadian 1 memberitahu kita bagaimana Allah menyelesaikan bumi yang tidak berbentuk, kosong dan gelap dengan memenuhinya dengan hidup, keindahan dan kebaikan. Alkitab adalah benar, harafiah dan sempurna (Mazmur 19:7-9). Ilmu pengetahuan tidak pernah membuktikan Alkitab salah dan tidak akan pernah. Alkitab adalah kebenaran tertinggi dan karena itu merupakan standar untuk mengukur teori ilmiah, bukan sebaliknya.



Sistematika Penulisan Disertasi
       Artikel LaporanPenelitian.com ~ Setiap program studi biasanya memiliki aturan sistematika penulisan disertasi berbeda-beda. Kerangka penulisan pada suatu program atau bidang studi bisa berbeda dengan program studi lainnya.

      Sistematika penulisan disertasi di program studi hukum berbeda denganprogram atau bidang studi sosial politik, ekonomi, kesehatan masyarakat, psikologi dan sebagainya.

Selain itu penggunaan analisis yang berbeda juga biasanya memiliki sistematika penulisan yang berbeda pula.

Sistematika penulisan interpretatif bisa berbeda dengan sistematika penulisan empiris dan studi kasus.

Penulisan disertasi dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu Bagian Awal, Bagian Isi dan Bagian Akhir. Pada Bagian Awal disertasi sebagai berikut:
1.                  Cover.
2.                  Halaman Sampul Dalam.
3.                  Halaman Persetujuan.
4.                  Halaman Ucapan Terima Kasih.
5.                  Abstrak.
6.                  Executive Summary.
7.                  Daftar Isi.
8.                  Daftar Tabel.
9.                  Daftar Gambar.
10.              Daftar Lampiran.
Format penulisan disertasi pada Bagian Akhir sama seperti format penulisan skripsi dan tesis sebagai berikut:
1.                  Daftar Pustaka.
2.                  Lampiran.
Sedangkan sistematika penulisan disertasi pada Bagian Isi umumnya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian disajikan mengenai bidang yang berkontribusi terhadap suatu teori. Calon doktor harus menggemukakan masalah serius terkait 2 hal utama yaitu Research Gap atau Theory Gap dan Fenomena.

2.
Perumusan Masalah
Masalah dinyatakan sebagai pernyataan penyimpangan yang muncul dari Research Gap atau Theory Gap. Ada 3 rumusan dalam sub BAB ini yaitu Rumusan Masalah (Problem), Rumusan Masalah Penelitian (Research Problem) dan Rumusan Pertanyaan Penelitian (Research Question).

3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian

4.
Orisinalitas

5.
Definisi-Definisi Utama

6.
Pembatasan Ruang Lingkup dan Asumsi-Asumsi Dasar

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
1.
Grand Theotritical Model
Pada Sub BAB ini berisi telaah pustaka yang melahirkan proposisi untuk merekonstruksi hipotesis dan empirical research model.

2.
Empirical Research Model
Pada Sub BAB ini berisi model operasional tindak lanjut dari munculnya proposisi dan hipotesis berdasarkan Grand Theotritical Model.

3.
Dimensionalisasi Teoritis
Sub BAB ini digunakan untuk menghasilkan dimensi-dimensi atau indikator-indikator dari variabel dalam Empirical Research Model.

BAB III METODE PENELITIAN
1.
Jenis dan Sumber Data
Disajikan jenis data yang dibutuhkan dan sumber-sumber pengambilan data.

2.
Populasi dan Sampel
Disajikan besaran populasi dan ketentuan keterwakilan sampel.

3.
Metode Pengumpulan Data
Berisi tentang desain instrumen, proses, waktu, pelaku dan teknik pengumpulan data serta pilot study untuk memastikan reliabilitas dan validitas instrumen.

4.
Teknik Analisis Data
Disajikan analisis yang digunakan untuk menganalisis data baik kuantitatif maupun kualitatif serta alasan teknik tersebut digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA
1.
Data Screening
Berisi penjelasan sebelum data dianalisis yaitu pengujian respon bias, validitas dan reliabilitas.

2.
Karakteristik Responden
Pemaparan mengenai latar belakang atau demografi responden untuk menguji kesesuaian dengan teknik pengambilan sampel yang telah ditetapkan.

3.
Statistik Deskriptif
Penyajian, interprestasi dan penjelasan indeks-indeks deskriptif data seperti meanmedianmodusstandard deviasi dan sebagainya.

4.
Analisis Statistik Inferensial
Berisi proses analisis kesiapan data untuk pengujian berbagai hipotesis yang diajukan.

5.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan analisis statistik inferensial yang dilakukan maka hipotesis dapat diuji dan hasil pengujian disajikan.

BAB V PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada BAB ini disajikan pembahasan secara konseptual dasar pengetahuan hasil pengujian hipotesis yang diterima dan ditolak.

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN
1.
Ringkasan Penelitian
Suatu pengantar bagi pembaca untuk memahami isi disertasi tanpa harus membaca BAB II-IV sebelumnya.

2.
Kesimpulan
Berisi bagian utama dari temuan penelitian yang menjawab masalah penelitian.

3.
Implikasi Teoritis
Di sini disajikan implikasi teoritis dari tiap-tiap kesimpulan atas pengujian hipotesis dengan Mendukung (Suporting), Memperbaiki (Improving) atau Kontroversial (Contadicting) terhadap teori yang dikembangkan peneliti lain.

4.
Implikasi Praktis
Di sini disajikan aplikasi dari tiap-tiap kesimpulan atas pengujian hipotesis sesuai dengan bidang-bidang yang terkait.

5.
Keterbatasan Penelitian
Setelah penelitian selesai dilaksanakan maka perlu bagi peneliti untuk menjabarkan keterbatasan atau kelemahan selama penelitian dilakukan. Keterbatasan penelitian ini tidak terkait dengan variabel-variabel penelitian.

6.
Agenda penelitian Mendatang
Agenda penelitian dikembangkan berdasarkan keterbatasan yang dihadapi dari penelitian ini.
Diarsip dalam : DisertasiSistematika

MASALAH PENELITIAN


1.        Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, bila dalam peneliti telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka pekerjaan penelitian 50 % telah selesai (Prof. Dr. Sugiyono, 1999, 25).
2.        Masalah merupakan kesenjangan/perbedaan apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (Bambang Tri Cahyono, 1996, 7).
3.        Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian adalah masalah (problem) atau peluang (opportunity) yang didefenisikan dengan jelas, baik keluasannya maupun kedalamannya. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadai sudah menyimpang dari batasan toleransi yang diharapkan. Sedangkan peluang adalah suatu kondisi eksternal yang menguntungkan jika dapat dirah dengan usaha-usaha tertentu tetapi dapat juga secara langsung atau tidak langsung menjadi ancaman bila peluang itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing (Husein Umar, SE, MM, MBA., 1999, 8).
4.        Masalah riset merupakan suatu pernyataan informasi spesifik yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan untuk membantu memecahkan masalah keputusan manajemen. Ketika masalah/peluang telah diketahui maka sebuah riset akan mendapatkan gambarannya (C. McDaniel  dan R. Gates, 2001, 52).
5.        Penelitian dapat diawali dengan adanya keingintahuan yang kuat dari peneliti, tanpa adanya kejadian yang sangat istimewa (negatif/positif), seseorang bisa melakukan penelitian karena ada sesuatu hal yang ingin diketahuinya sendiri guna kepentingan ilmunya sendiri. Seseorang yang tertarik dalam bidang ilmu manajemen dapat saja meneliti efektivitas gugus kendali mutu bukan untuk kegunaan praktis, tetapi semata-mata ingin membuktikan teori  yang dipelajarinya, atau untuk menyusun suatu teori yang baru (Hasan Mustafa, 1997) 
6.        Permasalahan yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut: Pertama, peneliti memiliki keahlian dalam bidang yang dikaji. Kedua, tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat kemampuan yang diperlukan untuk mememecahkan permasalahan yang ada. Ketiga, Peneliti memiliki sumber daya yang diperlukan. Keempat, peneliti telah mempertimbangkan kendala waktu, dana, dan berbagai kendala lain dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan (Mudrajad Kuncoro, Ph.D, 2003, 26) 
7.        Petunjuk untuk mengatasi penentuan masalah: 1). Tentukan secara tentatif atau coba-coba suatu topik, lalu pilihlah judul penelitian 2). Buat sketsa mengenai interrelasi dan perurutan-perurutan dari masalah-masalahnya pada secarik kertas, 3). Membahas luasnya area topik, dan berusaha menemukan aspek-aspek kesulitannya, yaitu pusat-pusat simpul yang harus diurai, 4) Dengan persoalan-persalan tersebut baca secara selektif buku-buku referensi, catatan-catatan, dokumen-dokumen, naskah-naskah, laporan-laporan, majalah, dan materi informatif lainnya yang telah dibuat penulis-penulis lain, dan ada sangkut pautnya dengan masalah yang tengah kita garap (Dra. Kartini Kartono, 1980, 55)
8.        Masalah penelitian dapat dilihat dalam tiga bentuk: 1). Exploratory Research (Riset untuk menemukan sesuatu): Ini adalah suatu riset yang  memecahkan problem/isu/topik baru yang sangat sedikit diketahui, sehingga ide riset sebelumnya tidak dapat diformulasi denan baik pada tahap awal. Persoalnnya dapat datang dari bagian disiplin ilmu, baik itu suatu tak-teki riset teoritis atau riset yang mempunyai dasar empiris, 2). Testing out research (Riset untuk menguji coba sesuatu), dalam riset ini kita mencoba untuk menemukan batas dari generalisasi yang diusulkan sebelumnya. Pada umumnya ini adalah riset dasar, misalnya “apakah suatu teori dapat diterapkan pada suhu tinggi”, jumlah testing yang dilakukan tidak terbatas dan terus menerus, karena dengan ini kita mampu untuk memperbaiki dengan menspesifikasi, momodifikasi, mengklarifikasi generalisasi yang dikembangkan oleh disiplin ilmu kita yang penting. 3). Problem Solving Research (Riset untuk memecahkan masalah): dari riset jenis ini kita mulai dari adanya suatu masalah “dalam dunia nyata” dan membawa semua sumber daya inteelktual untuk memecahkan masalahnya. Permasalahan harus dapat ditentukan secara jelas dan metode pemecahan masala harus ditemukan. Orang yang bekerja dalam cara ini harus menciptakan dan mengidentifikasi pemecahan masalah sebelumnya dalam setiap langkah. Ini biasanya melibatkan sejumlah teori dan metode, kadang-kadang melintas lebih dari satu disiplin, karena masalah dunia nyata pada umumnya messy (kacau) dan tidak dapat dipecahkan dalam batas sempit dari satu disiplin akademis (Prof. Dr. Ir. Jacub Rais, M.Sc., 2003)
9.        Yang disebut dengan masalah penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan: masalah/problema (problem), peluang (opportunity), ketertarikan (anxiety), keraguan/ketidakpastian  (uncertainty), ketiadaan (blankness), kelangkaan (rarely), kemerosotan (decline), ketertinggalan (left behind) (Azuar Juliandi, 2004, 8).




PENEMUAN DAN SUMBER MASALAH


10.     Penemuan Masalah: Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survai ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti, terutama yang diduga mengandung permasalahan. Kegiatan penemuan permasalahan yang didukung oleh survai ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti. Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi “latar belakang permasalahan” dalam usulan penelitian (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2000)
11.     Penemuan Masalah:
a.           Pasif: Masalah penelitian yang ditemui secara pasif adalah penelitian yang datang berdasarkan autoritas. Misalnya permintaan penelitian yang datang dari pimpinan suatu lembaga penelitian, atau penelitian pesanan dari suatu sponsor. Untuk hal semacam itu masalah penelitian sudah ada dengan sendirinya, sehingga sebagai peneliti kita tinggal merumuskan obyeknya dan meneruskan tahap-tahap penelitian selanjutnya.
b.          Aktif: Cara-cara aktif merupakan penemuan masalah yang dieksplorasi secara mandiri oleh peneliti, dalam menemukan fenomena-fenomena yang dianggap penting dan harus segera dipecahkan (Muhammadi, 2004).
12.     Sumber Masalah: 
a. Formal, terdiri dari: 
a.1.      Rekomendasi penelitian: Masalah dapat ditelusuri dari hasil penelitian orang lain. Sebuah penelitian memiliki bagian kesimpulan dan saran, dari bagian inilah seorang peneliti menemukan masalah dengan menganalisis adanya kemungkinan untuk melanjutkan penelitian tersebut sebagai upaya untuk mengkaji hal-hal yang belum terungkap, mengulang penelitian tersebut untuk memperkaya teori, dan hal-hal lain yang mungkin ditemukan dari analisis hasil penelitian orang lain.
a.2.      Analogi: Analogi merupakan penemuan masalah dengan cara mengadaptasi masalah dari suatu pengetahuan dan menerapkannya ke bidang pengetahuan si peneliti baru, dengan adanya persyaratan bahwa kedua bidang tersebut harus memiliki kesesuaian dalam hal-hal yang penting.
a.3.      Renovasi: Renovasi juga merupakan sebuah metode menemukan masalah penelitian yakni dengan cara mengganti suatu unsur yang tidak sesuai lagi dengan suatu teori, untuk meningkatkan kebenaran suatu teori.
a.4.      Dialektikal: Dialektikal adalah bantahan terhadap suatu teori tertentu.  Ekstrapolasi: Cara penemuan masalah dengan ekstrapolasi adalah dengan membuat trend suatu teori atau trend permasalahan yang dihadapi.
a.5.      Morfologi: Morfologi merupakan pengujian kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam sebuah permasalahan yang kompleks. 
a.6.      Dekomposisi: Dekomposisi merupakan cara penjabaran suatu permasalahan ke dalam komponen-komponennya.
a.7.      Agregasi: Agregasi adalah kebalikan dari dekomposisi. Peneliti dapat mengambil hasil-hasil penelitian atau teori dari beberapa bidang atau beberapa penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalahan yang lebih rumit dan kompleks.
b. Nonformal, terdiri dari:
b.1.      Konjektur: Konjektur adalah permasalahan yang ditemukan dengan naluriah (fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya), dan tanpa dasar-dasar yang jelas. Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah.
b.2.      Fenomenologi: Menemukan permasalahan-permasalahan baru yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang dapat diamati.
b.3.      Konsensus: Penemuan permasalahan dari hasil kesepakatan-kesepakatan, misalnya kesepakatan para ahli dalam suatu bidang yang sama.
b.4.      Pengalaman: Pengalaman juga merupakan sumber permasalahan yang dapat dijadikan kajian penelitian, baik pengalaman yang gagal maupun pengalaman yang sukses di masa lalu (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2000)
13.     Sumber Masalah: 
a.           Paper: mempelajari dokumen, buku, majalah, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
b.          Personal: melakukan wawancara atau diskusi dengan para ahli atau orang-orang yang ada pada lokasi penelitian.
c.           Place: mengamati daerah/lokasi penelitian yang akan diteliti  (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2002, 41).


14.     Sumber Masalah: 
a.           Penelitian terdahulu
b.          Pengamatan di lapangan
c.           Diskusi, ceramah, kuliah
d.          Dosen para peneliti dan para ahli
e.           Bibliografi (daftar kepustakaan) (Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi, 2004, 61).
15.     Sumber Masalah: 
a.           Bacaan berupa jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks, dan internet.
b.          Seminar, lokakarya, diskusi, dan lain-lain pertemuan ilmiah.
c.           Pernyataan pemegang otoritas.
d.          Pengamatan
e.           Pengalaman
f.            Intuisi (Prof. Dr. H. Sarmanu, M.S., 2004, 14).
16.     Sumber Masalah: 
a.           Pengalaman
b.          Literatur yang dipublikasikan: buku, teks, jurnal, text database
c.           Literatur yang tidak dipublikasikan: skripsi, tesis, disertasi, paper, makalah-makalah seminar (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999, hal. 43)
17.     Sumber Masalah: 
a.           Literatur: Literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat dan pngetahuan peneliti.
b.          Pengalaman pribadi: Semakin banyak pengalaman seseorang baik peneliti maupun manajer akan semakin banyak permasalahan yang didapatkan untuk penelitian (Mudrajad Kuncoro, Ph.D. 2003, 24).

JUDUL PENELITIAN


18.     Proses penting dalam sebuah penelitian adalah “pemilihan topik”. Topik (topic) adalah pokok permasalahan dari suatu penelitian. Sebagian orang menyebutnya sebagai “tema pokok dari suatu persoalan”, atau dengan kata lain topik lebih menonjolkan inti dari permasalahan/persoalan, dan dapat menegaskan batas-batas dari masalahnya, serta mengarahkan penentuan judul (Kartono, 1980, 61). 
Usulan Penelitian

1. Judul Penelitian

Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penelitian itu dirumuskan dari masalah penelitian atau dengan kata lain tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian maka judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian.

Apabila suatu penelitian berjudul Ketidakseimbangan Imunisasi Polio pada Anak-Anak Balita di Wilayah Kabupaten Bogor maka hal ini mencerminkan bahwa masalah yang dihadapi Kabupaten Bogor pada saat itu adalah bahwa angka drop out atau ketidaksinambungan imunisasi sangat tinggi.

Judul penelitian tersebut juga mencerminkan bahwa tujuan penelitian akan mencoba mengungkapkan masalah-masalah (faktor-faktor) yang menyebabkan ketidaksinambungan imunisasi polio tersebut di Kabupaten Bogor. Dengan kata lain penelitian ini secara implisit akan mencari faktor-faktor yang berpengaruh atau berhubungan dengan drop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio pada anak balita.

2. Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang masalah penelitian akan diuraikan fakta-fakta, pengalaman-pengalaman si peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang lain, atau teori-teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti. Dengan uraian tentang fakta, pengalaman dan teori-teori tersebut maka orang lain (pihak pemberi dana atau pembimbing) diyakinkan bahwa masalah yang akan diajukan tersebut cukup penting dan cukup justified.

Dalam latar belakang harus dengan jelas diuraikan mengapa masalah tersebut dipilih ? Apa justifikasinya ? Mengapa penelitian itu diadakan di wilayah tertentu ?

Apabila judul penelitian seperti contoh di atas (Ketidaksinambungan Imunisasi Polio pada Anak Balita di Wilayah Kabupaten Bogor) maka latar belakang harus diuraikan :
a. Peranan atau pentingnya imunisasi polio pada anak balita.
b. Masalah polio di Indonesia dan program imunisasi polio di Indonesia.
c. Masalah drop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio secara umum di  Indonesia.
d. Masalah drop out imunisasi polio di Kabupaten Bogor.

Agar masalah yang akan diteliti tersebut cukup justified, uraian latar belakang tersebut harus didukung atau disertai dengan data atau fakta-fakta empiris.

3. Perumusan Masalah

Sebelum diuraikan bagaimana merumuskan masalah penelitian, terlebih dahulu akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah. Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya.

Kembali kepada contoh judul penelitian tersebut diatas, itu bersumber kepada masalah penelitian yang ada, yakni kesenjangan antara harapan (imunisasi polio pada anak akan selalu berkesinambungan memperoleh imunisasi polio I, polio II dan polio III), tetapi kenyataannya atau yang terjadi tidak demikian (sebagian besar dari anak balita hanya memperoleh imunisasi polio I saja).

Contoh lain adalah penyuluhan dan kampanye tentang posyandu di Indonesia telah meluas. Berbagai media dan cara telah dilakukan baik oleh instansi kesehatan maupun diluar kesehatan, baik oleh petugas maupun masyarakat sendiri. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan posyandu menjadi milik masyarakat dan dimanfaatkan, dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat.

Tetapi dari hasil penelitian Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM-UI pada tahun 1990, baru sekitar 40% masyarakat mengembangkan, memelihara dan memanfaatkan posyandu. Disinilah adanya kesenjangan atau gap dan inilah masalah penelitian.

Mengenai bagaimana memilih masalah penelitian yang baik, pada uraian-uraian sebelumnya telah dijelaskan. Memilih masalah penelitian yang baik dan yang akan digunakan untuk kepentingan program maupun untuk kepentingan penulisan ilmiah dapat digunakan kriteria-kriteria yang akan diuraikan dalam bab lain.

Merumuskan masalah penelitaian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problema statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question).

Contoh : Posyandu di wilayah Kabupaten Bogor sudah merata, hampir tiap RW telah mempunyai posyandu. Penyuluhan-penyuluhan tentang imunisasi telah berjalan dengan baik di posyandu-posyandu. Namun angka drop out imunisasi polio masih tinggi, sekitar 75%. Hal ini berarti, kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor tersebut rendah.

Dari pernyataan penelitian ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian :
a. Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor
    rendah (mengapa angka drop out imunisasi polio tinggi) ?
b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi ketidaksinambungan
    imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor ?

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook