Monday, September 2, 2013

DO'A KHOTBAH WUKUF MUHAMMAD RAKIB,S.H.,M.Ag. PEKANBARU- RIAU


DO'A KHOTBAH WUKUF
 MUHAMMAD RAKIB,S.H.,M.Ag. PEKANBARU-  RIAU
Saudaraku, dari jauh kita datang ketempat ini, ribuan kilometer kita tempuh,
kita siang malam berlelah-lelah menantikan saat utama ini, kita keluarkan
tabungan kita yang berpuluh tahun kita menabungnya. Untuk mencari apa ?
Mengapa lelah menjadi bahagia? Mengapa menggigil kedinginan menjadi bahagia?
Mengapa kita keluarkan harta menjadi bahagia? Sebabnya adalah kita datang
untuk mencari ridha Allah.

Tapi mengapa sepulang dari haji atau begitu banyak hari-hari yang kita lalui
jauh dari kebahagian, jauh dari ketenangan, jauh dari kemuliaan. Mengapa
rumah kita tidak menjadi sumber kebahagiaan? Mengapa rumah tangga yang kita
bangun pun tidak menjadi sumber kebahagiaan? Mengapa ilmu yang kita cari
tidak jadi sumber kebahagiaan? Mengapa harta yang kita kumpulkan tidak juga
menjadi kebahagian? Mengapa rupa penampilan yang ada juga tidak menjadi
sumber kebahagiaan?

Saudaraku sekalian yang menyebabkan kita tidak berbahagia dalam hidup ini,
karena justru kita mencari sesuatu tidak kepada yang bisa memberikan apa
yang kita cari. Kita meminta justru berharap kepada orang yang lemah tidak
berdaya dan dia pun tidak berbahagia. Kita berlindung justru kepada yang
lemah tiada daya yang tidak sanggup menolak petaka dan bencana bagi yang
menimpa dirinya. Bahkan kita berhidmat, kita mengabdi justru kepada yang
seharusnya menjadi pelayan dalam hidup kita. Kita mengabdi kepada harta,
kepada kedudukan yang Allah ciptakan semua itu justru harusnya menjadi
pelayan kita.

Saudaraku mengapa hidup yang sekali-kalinya ini tidak bahagia, karena justru
kita mengabdikan diri ini bukan kepada Allah tapi kepada mahluk yang
diciptakan untuk menjadi pelayan kita.

Wahai saudaraku yang budiman, siapakah diri kita ? Mau apakah hidup yang
cuma sekali-kalinya di dunia ini. Ingat kah, siapakah yang menciptakan kita
dirahim ibu? Allah yang mempertemukan sel sperma dan sel telur dan disimpan
dirahim ibu. Allah yang membentuk, Allah yang menyimpan sembilan bulan dalam
gelapnya rahim. Siapakah yang membentuk? La qaddkholaqnal insaana fii ahsani
taqwim. Hari demi hari Allah yang menciptakan tubuh kita, dilengkapi
satu-persatu, disempurnakan bentuknya. Tidak ada satupun yang menciptakan
diri kita selain Allah.

Sesudah waktunya cukup, Allah lah yang menakdirkan kita terlahir ke dunia
ini. Bayi yang lucu, bisa menangis dengan tubuh yang sempurna. Demi Allah
siapakah yang menciptakan diri kita ini. Hari berganti minggu, minggu
berganti bulan, berganti tahun, berganti puluh tahun sampai saat ini,
siapakah yang mengurus diri kita? Dikala kita lapar Allah yang maha agung
memberi makan kepada kita. Tidak pernah ada satu haripun Allah luput
mencukupi rizki. Dikala kita haus Allah yang memberi minum yang segar,
walaupun kita tidak menyebut namanya. Dikala kita lelah oleh Allah dihiasi
dengan kantuk, tertidur pula tidak ingat apapun siapa yang mengurus diri
kita. Demi Allah hadirin berpuluh tahun kita hidup, tiada suatu saat pun
Allah lupa memberikan segala nikmatnya. Nikmat yang mana lagi yang akan
didustakan?

Sayang sekali kita malah hanya memberikan sisa kepada Allah. Allah yang
memberikan segala yang terbaik untuk kita. Ilmu diberi, bahkan diberi
hidayah menjadi seorang Islam. Diberi nikmat iman, aib-aib kita ditutupi
sehingga orang lain tidak tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Kita diberi
rizki, diberi sehat, diberi kemudahan, dijamu oleh Allah di Arafah ini. Apa
yang kita berikan untuk Allah selama ini saudaraku? Kita hanya memberi sisa.

Pikiran yang disempurnakan ini jarang mengingat Allah, hanya dunia yang kita
pikirkan siang dan malam. Hanya dunia yang menyita waktu kita, Allah hanya
sisa waktu. Dikala susah baru kita ingat kepada Allah. Mata karunia Allah
ini, hanya sisa waktu yang digunakan untuk membaca ayat-ayat Allah,
selebihnya kita manjakan mata ini untuk nafsu yang membinasakan. Kita bahkan
tidak tahu arti Al-Quran. Telinga ini karunia Allah, tiap saat diurus oleh
Allah, bisa mendengar anak-anak kita, bisa mendengar suara adzan. Tapi kapan
kita mendengarkan ilmu yang membuat dekat dengan Allah? Aib orang kita
dengarkan dan nikmati, musik-musik yang menyesatkan kita nikmati, Al-Quran
kita jauhi, dan kita dengarkan hanya sisa waktu. Mulut kita, entah berjuta
kata tiap hari kita berucap, hanya berapa kali kita menyebut nama Allah?
Hanya sisa. Padahal mulut ini adalah karunia titipan Allah. Harta kita,
berapa banyak yang dinafkahkan untuk Allah? Hanya sisa. Betapa hinanya orang
yang diberi segalanya tapi tidak tahu balas budi kepada yang memberi. Itulah
saudaraku mengapa kita selalu sengsara di dunia ini, mengapa kita tidak
pernah merasakan bahagia dan mulia.

Saudaraku sekalian, ingatlah baik-baik bahwa kita diciptakan  wama khalaqtul
jinna wal insa illaa liya'buduun. Tidak sekali-kali diciptakan jin dan
manusia kecuali untuk mengabdi kepada Allah. Allah menciptakan kita untuk
bahagia dan mulia. Allah berikan jalan agar kita bisa menempuh bahagia.
Ingatlah Allah kuasa atas diri kita, innallaaha 'alaa qulli syaiin qodiir.
Siapapun yang ada yang merasa gagah, mudah bagi Allah untuk membuat lumpuh
tak berdaya. Siapapun yang merasa pintar dan hebat, apa sulitnya bagi Allah
untuk mengambil ingatan kita. Bagi yang merasa suci dan terhormat, apa
sulitnya bagi Allah membeberkan aib-aib dan kebusukan kita. Bagi yang
membangga-banggakan keluarga dan keturunannya, apa sulitnya bagi Allah
mengambil seluruhnya. Kita tidak berdaya dikala Allah menghendaki sesuatu
terjadi pada kita. Siapa yang hebat diantara kita? Tidak diberi minum kita
sengsara, tidak bisa mengeluarkan air kita nestapa. Kebodohan terbesar bagi
manusia adalah ketika dirinya sombong.

Saudaraku sekalian ingatlah bahwa kita dikuasai oleh Allah. Allah lah yang
menggemgam diri kita. Mudah bagi Allah, Lainsyakartum laadzidannakum, barang
siapa yang mensyukuri semua nikmat ini, Allah akan menambah nikmatNya.
Walainkafartum inna adzaabii lasyadiid, tapi kalau kufur, maka adzab Allah
amatlah pedih. Mudah bagi Allah mengambil apapun yang ada, bahkan nyawapun
tidak akan tertukar walau sedetik jikalau Allah menghendaki.

Wahai saudara-saudaraku, semoga pada hari ini ditanah Ararah ini, kita
bertekad dengan tekad yang sangat kuat dan bulat. Hidup yang sekali-kalinya
ini akan mempersembahkan yang terbaik bagi Pencipta diri kita, Allah SWT.
Allahumma innaa nas aluka ridhaaka wal jannah, wa na'uuzdubika min sakhatika
wannar. Jadikanlah hanya Allah tujuan kita hadirin.

Ya Allah, Engkaulah yang menciptakan diri ini, Engkaulah yang menggenggam
segala-galanya. Apapun yang kita inginkan ada dalam kekuasaan Allah, apapun
yang kita takuti semuanya ada dalam genggaman Allah. Bergabung jin dan
manusia akan mencelakakan kita, tidak akan jatuh satu helai rambutpun dari
diri ini tanpa ijin Allah. Bergabung jin dan manusia seluruhnya akan
memberikan sesuatu kepada kita, tidak akan datang satu butir pasirpun tanpa
ijin Allah.

Allah yang menguasai apapun yang kita inginkan, Allah yang menguasai apapun
yang kita takuti. Mengapa kita harus menggadaikan diri kita menjadi hamba
dari mahluk. Kalau kita ingin dipuji manusia, ketahuilah manusia pasti
binasa. Manusia tidak bisa apa-apa kecuali hanya berkata-kata, manusia tidak
punya pahala, manusia tidak punya Surga. Kenapa kita harus menggadaikan
hidup kita hanya ingin dipuji manusia? Mengapa kita lebih sibuk mencari
ridha manusia dari pada ridha Allah? Mengapa kita lebih sibuk mencari
penghargaan manusia, bukan penghargaan Allah?

Allah SWT lah yang menguasai langit dan bumi. Oleh karena itulah saudaraku,
sepulang dari Arafah ini semoga tekad kita bulat. Ya Allah hidup yang
sekali-kalinya ini hanya untuk-Mu. Saya lakukan apapun yang Engkau
perintahkan hanya karena Engkau. Kejarlah saudaraku apapun yang Allah
perintahkan, karena apapun yang Allah perintahkan pasti baik untuk kita,
pasti membahagiakan kita, pasti memuliakan kita.

Allah lah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita, perintah Allah
itulah yang akan membuat kita bahagia. Setiap kali kita tahu itu perintah
Allah, sudah tidak usah pikir panjang, laksanakan. Karena itu lah yang
terbaik yang akan membuat kita bahagia dan mulia. Allah menyuruh kita
sholat, laksanakan, karena pasti itu baik. Allah menyukai orang yang sholat
berjamaah, laksanakan, karena pasti baik. Allah menjamu orang yang tahajud,
laksanakan. Walaupun berat, pasti baik untuk kita. Allah menyuruh kita
menafkahkan harta, zakat, potong secepatnya, pasti baik untuk kita. Allah
menyuruh kita menambah dengan sedekah, laksanakan. Karena itu yang akan
membuat kita bahagia dan akan membuat rizki kita semakin terjamin.

Apa saja yang Allah sukai pasti baik untuk kita. Seharusnya kita melihat
perintah Allah seperti melihat makanan yang sangat lezat, melihat
buah-buahan yang sangat ranum disaat kita ingin dan lapar. Cabutlah setiap
perintah Allah dengan penuh semangat karena itulah yang akan membuat kita
bahagia dan mulia.

Adapun jikalau Allah melarang, maka jauhilah sekuat tenaga larangan Allah,
seperti melihat serigala yang akan menerkam, seperti melihat ular berbisa
yang akan melumat tubuh kita, seperti melihat perangkap yang akan
mencabik-cabik. Memang kelihatannya larangan Allah itu bertentangan dengan
nafsu. Nafsu membuat indah sesuatu yang busuk, padahal disanalah sumber
malapetaka bagi kita. Saudaraku andai kata Allah melarang kita untuk
mengambil sesuatu dengan cara yang haram, jauhi. Karena pasti sesuatu yang
haram akan menghinakan dan menyengsarakan kita. Andai kata Allah melarang
berzina, jauhi sejauh-jauhnya karena pasti zina itu sumber malapetaka dunia
wal akhirat. Kalau Allah melarang kita bergibah, maka tutup mulut kita,
jangan biarkan terucap kata-kata buruk bagi saudara kita. Kalau Allah
melarang kita untuk menfitnah, jangan pernah bertebaran kata-kata yang akan
menjadi malapetaka. Carilah tahu saudaraku apa yang tidak disukai Allah,
itulah yang akan membuat kita bahagia. Subhanallah.

Saudara-saudarku sekalian, semoga ditanah Arafah ini Allah yang Maha Agung
yang Maha Tahu siapa diri kita yang sebenarnya, sebetulnya lebih banyak
orang yang layak dimuliakan Allah di Arafah ini. Orang yang tahajudnya tidak
pernah terputus, orang yang lisannya selalu berzikir, jauh lebih baik dari
kita. Orang yang ketika beramal hatinya penuh keikhlasan. Banyak orang-orang
yang jauh lebih mulia dari kita tapi belum pernah berada di tanah Arafah
ini. Sedangkan kita orang-orang yang berlumur dosa tapi berpura-pura mulia.
Mudah-mudahan inilah saat Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.

Saudaraku, mudah-mudahan pada hari inilah kita bertekad akan merubah diri.
Jangan pernah kita bersandar kepada siapapun kecuali kepada Allah. Juga
jangan bersandar kepada kecerdasan kita, apa artinya kecerdasan tanpa
pertolongan Allah. Jangan bersandar kepada harta yang kita kumpulkan, mudah
bagi Allah mengambilnya. Allah berjanji, Wamayyattaqillaaha yaj 'allahuu
makhrojaa. Barang siapa orang yang benar-benar bertaqwa kepada Allah, maka
baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, jalan keluar dari persoalan.
Persoalan itu akan diberi jalan bukan karena kita pandai, bukan karena kita
kuat, bukan karena kita kaya. Jalan keluar itu justru datang dari taqwa
kita. Mengapa orang yang pandai banyak yang sengsara? Mengapa orang yang
berharta banyak yang sengsara? Karena persoalan tidak akan bisa dipecahkan
hanya mengandalkan kemampuan kita, ketaqwaan itulah yang mendatangkan
pertolongan Allah. Wayarzuqhu min haitsu laayahtasibu, dan Allah akan
membuka pintu rizki dari tempat yang tidak diduga-duga.

Bagi kita banyak persoalan yang diluar kemampuan kita, tapi mudah bagi Allah
andai kita ahli taqwa, diberi jalan. Allah yang mempertemukan dengan siapa
yang Dia kehendaki, Allah yang membuka pintu-pintu yang tertutup, Allah yang
memudahkan segala sesuatu yang sulit. Ahli taqwa akan dimudahkan oleh Allah,
Wamayyatawakkal alallahi fahuwa hasbuh, dan barang siapa yang bertawaqal
hanya kepada Allah, dicukupi segala kebutuhan lahir bathinnya. Allah lebih
tahu kebutuhan kita, lebih tahu daripada kita sendiri.

Oleh karena itu hadirin, jangan sok tahu kita menghadapi hidup ini. Berat
sekali tanpa ketaqwaan, berat sekali tanpa ketawaqqalan. Seyogyanya
kecerdasan kita, harta kita, kemampuan kita, kekuatan kita, adalah untuk
membuat kita semakin taqwa kepada Allah, semakin teguh mematuhi perintah
Allah. Bukan karena pahala semata, bukan karena ingin surga, bukan takut
celaka, tapi saya patuh karena Allah semata. Dan jauhi larangan karena
Allah, insyaAllah itulah sebetulnya yang membuat hidup kita jauh lebih
ringan, jauh lebih indah, dan setiap persoalan yang kita hadapi akan
diselesaikan oleh Allah yang Maha Agung. Tidak ada yang bisa diselesaikan
tanpa bimbingan Allah SWT.

Saudara-saudarku sebangsa dan setanah air yang menyimak khutbah dari Arafah
ini. Dipenghujung khutbah ini sebelum kita tutup dengan doa. Kita tahu bahwa
dinegeri kita Allah sedang memperlihatkan kebesaranNya. Banjir lumpur,
manusia secerdas apapun tidak berdaya menghentikannya. Didatangkan air laut
tsunami manusia tidak berdaya untuk mencegahnya. Gempa manusia tidak sanggup
untuk menolaknya. Jadi ditempat mana lagi kita akan menyombongkan diri?
Kesombongan hanya menandakan kebodohan kita.

Mudah-mudahan sepulang dari Arafah ini kita menjadi orang-orang yang taat
kepada Allah setaat-taatnya. Orang-orang yang selalu rendah hati tidak
pernah mau menyombongkan dirinya. Orang yang sangat ringan untuk melakukan
yang terbaik menolong sesama. Karena itulah yang akan mendatangkan
pertolongan Allah SWT. Waallaahu fii 'aunil 'abdi maa kaanal 'abdu fii 'auni
akhiihi, Allah akan senantiasa menolong hambaNya yang senang menolong
sesama.


D O A

Allahumma shalli wasalim wabaarik 'alaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammad wa
'alaa aalihii waashaabihii ajmaiin.

Ya Allah yaa hayyu yaa qoyyuum. Allaahummaj 'al hajjana hajjan mabruura, wa
sa'yan masykuura wa dzanban maghfuura.

Ya Allah ya hayyu yaqoyyum, terimalah haji kami ini ya Allah. Jadikan haji
ini membersihkan dari seluruh dosa dan aib kami. Jadikan haji ini merubah
diri kami ya Allah. Rubahlah dari si busuk hina menjadi mulia dalam
pandanganMu. Rubahlah dari segala kemalasan menjadi orang yang gigih dijalanMu. Rubahlah diri kami ya Allah dari yang fakir menjadi kaya lahir bathin kami dengan karuniaMu.

Ya Allah jadikan haji ini menjadi jalan merubah hidup kami. Golongkan kami
menjadi orang yang dapat memuliakan ibu-bapak kami ya Allah. Jadikan haji
kami membahagiakan keduanya, menjadi jalan kelapangan bagi kuburnya, menjadi
jalan ampunan bagi dosa-dosanya, jalan keselamatan dunia-akhiratnya.

Ya Allah jadikan ibadah kami ini menjadi jalan keberkahan bagi keluarga
kami. Rabbana hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrota a'yun, Waj
'alnaa lilmuttaqiina imaamaa.

Ampuni jikalau kami salah menjadi orang tua ya Allah. Ampuni jikalau kami
salah mendidik keluarga. Ampuni jikalau kami meracuni keluarga dengan harta
haram. Ya Allah cegahlah diri kami dari apapun yang Engkau haramkan.
Cegahlah diri kami dari harta haram, dari perbuatan haram.

Ya Allah jadikan hari ini hari mustajab doa ya Allah. Berikan kelapangan
bagi yang dihimpit kesempitan. Berikan kekuatan bagi yang imannya lemah.
Berikan kesabaran bagi yang ditimpa musibah. Berikan jalan keluar bagi yang
dililit urusan. Ya Allah berikan kepada kami nikmatnya ibadah, doa-doa yang
Engkau ijabah, sisa umur yang penuh berkah. Jadikan akhir hidup kami khuznul
khatimah.

Selamatkan ummatMu dari kaum yang dzalim ya Allah. Selamatkan bangsa kami
dari kehinaan, kemiskinan, kelemahan iman ya Allah. Titipkan kepada kami
para pemimpin yang takut kepadaMu, para pemimpin yang adil, para pemimpin
yang istiqomah dijalanMu.

Allahummaghfir lilmu'miniin wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat, al
ahyaai minhum wal amwaat.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook