Saturday, September 7, 2013

GAJ BESAR, TIDAK SALAT APA GUNANYA, Jepang adalah Shinto yang atheis


Di Jepang, mabuk-mabukan sudah jadi budaya. Gaji besar tapi hidup tidak bertuhan. Di KTP orang Jepang beragama Shinto, tapi prakteknya, mereka adalah  ahteis.

Berapa Rupiah Gaji Guru di Jepang?

Jangan terkejut Rp. 25 - 30 juta perbulannya.




Berapa   gaji Guru di Jepang?
Masih muda,dan umurnya sekitar 22 atau 23 tahunan, belum lulus S1nya. Baru bulan Maret 2013 mendatang  diwisuda, perbincangkan banyak hal. Kurikulum baru milik Jepang,maupun milik kita. Setelah ngobrol sana-sini, tiba-tiba keluarlah sebuah pertanyaan darinya.
“Heri sensei, berapa sih gaji guru di Indonesia? tanyanya penuh gairah. “Di Indonesia?berapa ya?” tanya saya padanya sambil mengingat-ngingat besaran gaji yang pernah saya terima sebelumnya.
“Begini ya, di Indonesia tuh ada berbagai macam status  guru. Secara umum dikelompokkan menjadi dua. Begini penjelasannya, kategori pertama namanya guru negeri atau PNS. Yaitu mereka yang telah memiliki SK guru negeri dari pemerintah. Sedangkan kategori kedua adalah guru non PNS. Yang masuk kategori ini adalah guru wiyata atau Guru Tidak Tetap (GTT), guru swasta dan atau yayasan”, kataku menjelaskan padanya.
“So desu ka……” katanya sambil manggut-manggut. “Lalu besaran gajinya berapa dong?”,tanyanya lagi.
“Untuk guru PNS, sudah lebih dari cukup bahkan bisa dibilang sejahtera. kalau dikurskan ke dalam yen,sekitar 20.000  untuk S1 dan  0 tahun pengalamannya. Sedangkan untuk non PNS bervariasai sesuai kemampuan yayasan atau besarnya dana BOS/BOMM yang diterima sekolahnya. Bahkan banyak yang menggaji dibawah Rp. 500.000/bulan. Saya saja pernah digaji Rp. 12.500 sebulan,tapi itu sepuluh tahun yang lalu. Kalau sekarang paling rendah mungkin 10 x lipat dari gaji saya yang Rp.12.500 itu”,jawabku padanya. (Gaji Rp.90.000/bulan)
“Taihen ne? katanya sambil menggaruk dan menggelengkan kepalanya. Sesaat kemudian gantian saya yang bertanya padanya. ”Kalau gaji pertamamu berapa?”. Dengan meyakinkan dia menjawab,sekitar 200.000 - 250.000 yen perbulan. Uang segitu kalau dirupiahkan -dengan kurs BNI Tokyo hari ini- akan sama dengan Rp. 25 - 30 juta perbulannya. “Sugoi na, ciamik banget ya gajinya” kataku sedikit surprise alias terkenyut.
To make this story short…………………..Tiba -tiba dia bertanya lagi.”Mengapa lulusan S1 mau digaji sangat rendah?”. “Itulah hebatnya orang Indonesia,bisa menerima segala jenis cobaan hidup dengan senang hati. Jangankan menerima gaji kecil, lah wong rumahnya roboh di terjang puting beliung dia masih tersenyum dan dada-dada saat kameramen TV yang meliputnya kok?”. “Dan itu tidak akan pernah dilakukan oleh bangsa anda,” kataku dengan mimik serius.”Kalau hal tersebut menimpamu, saya sedikit yakin kamunya akan  harakiri…kataku guyon padanya.
Akhirnya kami sama-sama tertawa. Tak terasa coffe break acara pertemuan dengan guru-guru Jepang harus dimulai lagi. Kami menyegerahkan diri menuju meja masing-masing untuk mengikuti sesi berikutnya berjudul CPS (Classroom Practice Series). Sebuah sesi yang sangat menarik. Dimana saya pernah menjadi pembicaranya 4 bulan yang lalu.
Dan kali ini kami akan menyaksikan sebuah video. Tentang Seorang guru dari Kansai University JHS dan SHS dan kelasnya. Biasanya, setelah menyaksikan praktek pembelajaran di kelas semacam ini, kami ramai-ramai menyorotinya dari berbagai aspek pedagogis dan profesionalisme yang ditampakkannya. Tidak biasanya hari ini kami tidak menghadirkan si empunya kelas. Biasanya gurunya datang dan memberikan gambaran dan penjelasan tentang pengajaran di kelasnya. Kegiatan ini di jepang dikenal dengan nama kenkyuu jugyo. Di Indonesia di kenal dengan namaLesson Study. Dan sayang, saya tidak bisa menceritakan pada anda tentang kegiatan ini. kapan-kapan ya?
Akhirnya,  Jangan nilai gaji itu dari besarannya, tapi syukurilah,karena disitulah kita bisa menemukan betapa besar nikmat yang telah Ia berikan. Kebersyukuran itu akan  menjadikan kita berkecukupan untuk membelanjakan sesuatunya. Sekali lagi, saya tetap bangga menjadi guru Indonesia. Seize the day.


Buruh di Jepang Gajinya Rp 21 Juta Perbulan
Oleh Ana
Sementara gaji terendah di Jepang sebesar Rp 16,38 juta per bulan. Bagaimana jika dibandingkan dengan Indonesia? Data statistik upah minimum di Asia dan sekitarnya pada 2013 menunjukkan Indonesia masih berada di urutan ketiga terendah di wilayah tersebut. Meski pemerintah telah menaikkan upah minimum provinsi (UMP) mulai 1 Januari lalu, upah minimum tertinggi yang diterima buruh Indonesia sebesar Rp 2,2 juta atau hanya 10,3% dari gaji buruh di Jepang. Upah terendah yang diterima buruh di Indonesia tercatat Rp 830.756, angka ini hanya 5% dari gaji buruh di Jepang.
Begitupun di wilayah ASEAN, Indonesia hanya lebih tinggi dibandingkan Vietnam dan Kamboja. Vietnam yang posisinya tepat di bawah Indonesia, memiliki upah minimum bulanan terendah Rp 646.349 dan tertinggi Rp 923.300. Kamboja di urutan paling buncit, upah minimum tertinggi Rp 592.981 per bulan. Filipina telah sanggup menggaji buruh terendah Rp 2,99 juta dan tertinggi Rp 3,25 juta. Sedangkan Thailand yang berada di bawah Filipina memberi upah minimum terendah Rp 2,16 juta dan tertinggi Rp 2,8 juta.
Perbandingan upah minimum di negara-negara Asia 2013:
1. Jepang Rp 16.386.009 (terendah) dan Rp 21.263.618 (tertinggi)
2. Korea Selatan Rp 10.431.410 (tertinggi)
3. Hong Kong Rp 8.420.330 (tertinggi)
4. Taiwan Rp 5.852.042 (tertinggi)
5. Filipina Rp 2.990.957 (terendah) dan Rp 3.255.076 (tertinggi)
6. Thailand Rp 2.167.491 (terendah) dan Rp 2.818.409 (tertinggi)
7. China Rp 2.522.672 (tertinggi)
8. Indonesia Rp 830.756 (terendah) dan Rp 2.200.639 (tertinggi)
9. Vietnam Rp 646.349 (terendah) dan Rp 923.300 (tertinggi)
10 Kamboja Rp 592.981 (tertinggi).
Ka


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook