Sunday, January 12, 2014

Menawarkan berbagai, keuntungan, Pentingnya teliti, dalam kehidupan.



TELITI DAN CEREWET DALAM KEHIDUPAN
           H.M.RAKIB JAMARI, S.H.,M.Ag

Mengingat banyaknya penipuan
Setiap saat,  mencari lahan.
Menawarkan berbagai, keuntungan,
Pentingnya teliti,  dalam kehidupan.

Penipu berusaha, menakut-nakuti,
Agar korbannya,  tidak teliti.
Semua perintah,  diikuti.
Targetnya  si korban  pasti rugi.

Pedagang narkoba, kini dapat taktik baru.
Ulama dan pendeta, akan mereka bantu.
Pura-pura baik, mutu nomor satu.
Orang yang beriman,  dibuatnya ragu.

Iblis itu memang, cerdas sekali,
Narkkba haram, dijadikan tersembunyi
Barang palsu, seakan asli.
Bijak merayu, menabur budi.
The Art of Effective Decision Making     itu layak menjadi renungan.

        Setiap  saat para penipu gentayangan di udara, menabur sms kebohongan..Setiap hari, binis multilevel kebohongan terus berinovasi, sehingga korbannya super percaya, tidak ada  bayangan penipuan setitikpun. Tidak ada 7ang mampu meramalkan bahwa itu pasti penipuan.. Setiap hari kita bergumul dengan proses pembuatan keputusan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Keputusan yang sederhana, sebagai contoh, memilih warna busana yang akan kita pakai untuk bekerja hari ini. Adapun keputusan yang kompleks dapat juga terjadi ketika menentukan sekolah apa yang akan dituju, memilih pasangan hidup atau bahkan membeli rumah.

        Welch mengajukan sebuah pancingan menarik. “Sebelum menginginkan sebuah pekerjaan yang baru, tanya diri Anda, apakah saya benar-benar menginginkan karir yang berbeda? Atau apakah saya menginginkan atasan yang berbeda? Janganlah membuat keputusan berdasarkan hanya pada persoalan yang keliru.”

          Dari sekian banyak literatur dan pemikiran pakar manajemen soal pengambilan keputusan yang tepat, hal yang bisa dikatakan paling mendasar adalah bahwa seseorang harus membuat sebuah daftar pilihan yang sesuai dengan kebutuhan.
          Misalnya, bila Anda menginginkan untuk membeli sebuah kamera digital, buatlah catatan mengenai fasilitas apa saja yang akan digunakan dari kamera itu. Semua kamera yang sesuai dengan standar merupakan pilihan yang baik untuk tujuan tersebut. Alhasil, Anda dapat mengabaikan hal-hal yang hanya demi kesenangan.
          Namun harap diingat, orang sering membuat keputusan yang buruk ketika mereka sedang mengalami stres. Ketika dihadapkan dengan pembuatan keputusan yang kompleks, gunakan otak untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan sediakan waktu khusus untuk beristirahat.
          Bahkan para pakar menganjurkan untuk melakukan suatu kegiatan meski hal itu sebatas berjalan kaki. Tidak ada salahnya pula melakukan semacam ibadah, tahajjud, duhaa, atau meditasi singkat selama setengah jam, tidur sebentar atau mencoba menikmati minuman ringan.Tujuannya, memberikan pikiran agar semakin awas untuk bekerja. Pilihan yang Anda buat setelah melakukan hal itu biasanya akan menjadi keputusan yang baik atau setidaknya masih bisa diterima.

           Pertimbangan lainnya yang perlu dikaji adalah mengurangi pilihan dengan menciptakan aturan bagi diri Anda sendiri. Dalam kaitan itu, jurus yang lazim direkomendasikan adalah membuat jadwal layaknya seseorang ingin pergi beryoga setiap pekan.
Pada intinya, sekali keputusan dibuat, tanya diri Anda bagaimana perasaan Anda setelahnya dan pengalaman apa yang dapat Anda peroleh.
Menurut teori klasik, pengambilan keputusan haruslah bersifat rasional. Keputusan diambil dalam situasi yang serba pasti. Pengambil keputusan harus memiliki informasi sepenuhnya dan menguasai persoalan.
Pemikiran ini mendasarkan diri pada asumsi dari orang yang mempunyai pikiran  ekonomi rasional untuk mendapatkan hasil atau manfaat maksimal. Artinya, segala sesuatu mengarah pada sebuah kepastian.
Lalu muncul pertanyaan bukankah pengambilan keputusan harus berorientasi pada apa yang seharusnya dilakukan, bukan pada apa yang seseorang ingin lakukan. Lagi pula, manusia tidak selalu serba mengetahui dengan pasti. Artinya, ada hal-hal yang belum diketahui dengan pasti.
Pendekatan lainnya atau yang lazim disebut teori perilaku menekankan pada keterbatasan kemampuan pimpinan untuk berpikir rasional penuh dalam menangani masalah. Dari informasi yang ada dan beberapa alternatif yang tersedia atau disediakan oleh unit pengolah data maka apabila pimpinan telah merasa puas dengan salah satu alternatif pemecahan masalah, maka alternatif itulah yang dipakainya.
Secara umum keputusan dapat dibedakan dalam keputusan yang sederhana dan keputusan yang kompleks. Namun dilihat dari aspek tingkatannya, dapat dipilah lagi menjadi tiga bagian seperti yang dikemukakan Irwin D. Bross. Pertama, keputusan otomatis, kedua, keputusan memori, dan ketiga, keputusan kognitif.

Salah satu tugas terpenting seorang pemimpin adalah untuk menentukan yang terbaik bagi organisasi dan para anggotanya. Namun dalam mengambil keputusan, terkadang pemimpin pun menghadapi dilema dan seolah berada di persimpangan jalan.
Apalagi jika pilihan yang ada membuat mereka harus mengorbankan kepentingan orang lain atau memberikan resiko yang akan merugikan tim. Namun kadangkala keputusan sulit harus diambil demi terwujudnya cita-cita bersama.
Adakalanya pemimpin ternyata mengambil keputusan yang salah dan merugikan organisasi. Namun, percayalah melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan masih lebih baik dibandingkan tidak melakukan tindakan apapun sama sekali.

Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan lazimnya menjadi tolak ukur kompetensi dan kredibilitas yang dimilikinya. Jika pemimpin lamban dan ragu-ragu dalam bertindak, anak buah akan melihat Anda sebagai orang yang indecisive, takut, dan tidak tegas sehingga membuat mereka mempertanyakan kemampuan pemimpin, bahkan kehilangan kepercayaan terhadap mereka.
Terbiasa cepat dalam pengambilan keputusan memang bukan pekerjaan mudah, butuh rasio yang jernih dan intuisi yang tajam agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat. Namun bukan berarti kemampuan tersebut tidak bisa diasah dan dipertajam.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook