Thursday, February 27, 2014

ULAH PARA PENJILAT. DI ALAM RIMBA, YANG BUAS,



ULAH PARA PENJILAT.
         Mr.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau


DI KANTOR-KANTOR, BANYAK PENJILAT
SEPERTI SERIGALA, INGIN MENDEKAT.
DI BELAKANG, DIA MENGHUJAT,
DI DEPAN KITA, PURA-PURA TAAT.

DI ALAM RIMBA,  YANG BUAS,
       TERJADILAH HUKUM RIMBA DI HUTAN LEPAS,
SIAPA YANG KUAT DIALAH YANG  PUAS,
SIAPA YANG LEMAH, AKAN DITINDAS.

      
Umar bin Abdul Aziz pemimpin hebat
Menolak kemewahan, secara ketat
Bani Umyyah, derajatnya diangkat,
Islam jaya, di Timur dan Barat.

        Di hutan, para binatang tidak memerlukan logika, strategi, intelektual, pemahaman dan kebijaksanaan untuk menangkap mangsa atau menjadi penguasa di daerahnya.  Mereka hanya membutuhkan naluri meskipun mereka mempunyai juga sistem kekerabatan.  Namun, binatangpun mempunyai pemimpin yang diangkat dan dipatuhi oleh mereka atas persetujuan bersama, mengenal dan mematuhi norma-norma yang sudah disepakati bersama secara area menurut kelompok mereka.
        Pemimpin adalah seorang yang dilahirkan untuk menjadi pemimpin.  Pemimpin sejati tidak pernah menyodorkan dirinya untuk menjadi pemimpin. Namun, kehendak Allah harus terjadi dalam hidupnya agar seorang itu harus menjadi pemimpin. Beberapa kisah yang dapat kita baca mengenai pemimpin yang mengelak untuk menjadi pemimpin adalah :
Musa, memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan.  Yang dia katakan adalah, “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
Gideon, membebaskan bangsa Israel dari suku Median, diangkat menjadi Hakim.  Yang dia katakan adalah, “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel?  Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.”
Daud, Raja Israel, dia berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku. Sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? …”
Yesaya, menjadi nabi Tuhan. Dia mengatakan, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam.”
Yeremia, menjadi nabi Tuhan.  Dia mengatakan, “Ah, Tuhan Allah!  Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”
Yehezkiel, menjadi nabi Tuhan.  “…Dan Roh itu mengangkat dan membawa aku, dan aku pergi dengan hati yang panas dan dengan perasaan yang pahit. Karena kekuasaan Tuhan memaksa aku dengan sangat.”



KAYU CENDANA, DIATAS BATU
TEMPAT BERMAIN , ANAK BERUANG
BAGAIMANA PENDIDIKAN, BISA BERMUTU
YANG  BURUK DIAMBIL, YANG BAIK DIBUANG

KEMUNING, DI  TENGAH BALAI
TUMBUH TERUS, SEMAKIN TINGGI
KURIKULUM DIOLAH , ORANG TAK PANDAI
IBARAT MAKANAN, MENABUR DURI

PARANG DITELAK KE BATANG SENA
BELAH BULUH TERUHLAH TEMU
 APAPUN PEKERJAAN, TAKKAN SEMPURNA
TANPA IMAN, TANPA ILMU

PADANG TEMU,  PADANG BAIDURI
TEMPAT RAJA,  MEMBANGUN KOTA
BIJAK BERTEMU DENGAN JAUHARI
BAGAIKAN CINCIN DENGAN PERMATA

DATANGLAH REKTOR, TUNGGU SARAPAN
PULUT KUNING DAN GORENG UBI
EMAS  KORUPTOR, BANYAK DISIMPAN
PENYAKIT DATANG, BERTUBI-TUBI

JALAN-JALAN,  KE  BLITAR
JANGAN LUPA BELI SUKUN
JIKA KAMU,  MEMANG PINTAR
MENGAPA PERCAYA KEPADA  DUKUN


MONYET MENCURI,  APA YANG ADA
DI ATAS POHON, DUDUK BERSIMPUH
GEMAR  PACARAN,  SELAGI MUDA

SETELAH  BERKUASA, SUKA  SELINGKUH

BUAH JAMBU,   JANGAN DIPETIK

TUNGGU SAMPAI, BERBUAH LEBAT.
WAHAI ANAKKU, JANGANLAH   LICIK

SEGERALAH  INSAF, CEPAT BERTOBAT.!

KEMANA KANCIL,  KITA KEJAR
KEDALAM  HUTAN,  SEMUA SISI.
KETIKA KECIL, KURANG AJAR
SETELAH BESAR, PANDAI KORUPSI

JANGAN BERSEMBUNYI DI KOLONG
DI KOLONG MEJA ADA HEWAN
JANGANLAH ENGKAU MENJADI SOMBONG
ORANG SOMBONG,  SEDIKIT KAWAN


DIKULUM UMPAN,  SIIKAN  TILAN
SEKALI DITELAN, TAK LEPAS LAGI.
KURIKULUM PENDIDIKAN, ASAL-ASALAN
DIJAJAH TETANGGA, DI SEGALA SEGI

AUSTRALIA, SUKA MEMBERI
HUTANG LUNAK, TAK JADI SOAL

TERBENAM  KITA,  DI KRISIS EKONOMI
TEBENAM PULA, DI KRISIS MORAL

ANAK ONTA,  BELUM BERGIGI
TAPI BISA,  MAKAN KETUPAT
 MAKANAN KITA, TIDAK BERGIZI
BAGAIMANA GENERASI, BISA SEHAT

NENEK MENGERANG ,  DI TEPI JALAN
CUCUNYA BERMAIN LAYANG- LAYANG
SARJANA SEKARANG,  YANG DIBANGGAKAN
ANTI BID’AH, LUPA SEMBAHYANG

Ibukota negara di Jakarta
Bandung ibukota Jawa Barat
Tidak ada artinya kaya harta
Jika tidak beuntung akhirat

Berbelanja ke Bu Satunah
Buka pagi sampai malam
Janganlah suka memfitnah
Fitnah itu amat kejam

Sebulan tidak terlalu lama
Dia dan aku disebut kami
Tak jadi soal beda agama
Persaudaraan tetap bersemi

Sukailah sayur terong
Terong muda lebih baik
Jika engkau suka berbohong
Engkau termasuk orang munafik

Padi merunduk tanda berisi
Berilmu karena sekolah
Jangan terpaku di depan televisi
Ambil buku dan pelajarilah!

Jika kita makan ubi
Jangan lupa duduk beralas
Jika kita berhutang budi
Jangan lupa untuk membalas

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook