Saturday, March 22, 2014

hukuman (“pukul”)



METODE HUKUMAN (“PUKUL”)

Inilah metode hukuman (“pukul”) boleh dilakukan. Tetapi tentu hal ini tidak serta merta membenarkan setiap hukuman boleh diberikan kepada anak yang tidak mau shalat tanpa memperhatikan batasan-batasan tertentu. Hukuman dalam pendidikan memiliki pengertian yang luas, mulai dari hukuman yang ringan samapi pada hukuman berat. Sekalipun hukuman banyak macamnya, Ahmad Tafsir menjelaskan, bahwa pengerian pokok dalam setiap hukuman tetap satu, yaitu adanya unsure menyakitka, baik jiwa maupun badan.

         Oleh karenanya, hadits di atas yang menjelaksn tentang hukuman dalam mendidik shalat anak, perlu dilakukan kajian yang mendalam atasnya. Agar dapat difahami keshahihan baik sanad maupun matannya, juga pemahaman dari berbagai prespektif untuk memperluas kandungannya. Tapi menururut Ayah Edy ada 37 kebiasaan yang harus jadi perhatian:
37 Kebiasaan yang salah dan dapat menghasilkan perilaku buruk pada anak itu antara lain: *di bukunya, 1 kebiasaan 1 bab*
  1. Selalu menyalahkan orang lain atau hal lain. Di buku sih judulnya “Raja yang Tak Pernah Salah”
  2. Berbohong kecil dan sering. Contohnya: kalau kita mau pergi, sering berbohong “Mama/papa hanya pergi ke depan sebentar, gak lama”, padahal perginya bisa seharian penuh ..
  3. Banyak mengancam.
  4. Bicara tidak tepat sasaran. Kaya apa tuh? Misalnya, padahal kita marah karena barang kesayangan kita dipecahkan oleh anak, tapi kita jadi mengungkit-ungkit kesalahannya yang lama2 bukannya menjelaskan apa yang harus diperbuat lain kali.
  5. Menekankan pada hal-hal yang salah. Mirip dengan yang nomer 4 sih .
  6. Merendahkan diri sendiri. Misalnya dengan menekankan kalau main PS terus nanti papa marah *yang ngomong mamanya*.
  7. Papa dan mama tidak kompak. Yang satu membela, yang satu menghukum. Harusnya dalam mengasuh anak, orangtua sudah sepakat dan satu suara.
  8. Campur tangan kakek, nenek, tante, atau pihak lain. Di sini kita jadi harus memastikan kepada siapapun untuk tidak ikut campur atau justru mendukung pola pengasuhan kita.
  9. Menakuti anak. Contohnya itu saat mendiamkan anak nangis, “Hayo, kalo nangis terus nanti disuntik lho”.
  10. Ucapan dan tindakan tidak sesuai. Misalnya kita udah berjanji mau memberikan hadiah, tapi ternyata tidak. Atau akan menghukum anak tapi karena tempat dan waktunya belum pas, jadi terundur dan lupa. Anak akan jadi sulit percaya kepada orangtua nantinya.
  11. Hadiah untuk perilaku buruk anak. Misalnya anak merengek untuk membeli jajanan tidak sehat dan kita gak mengabulkannya. Tapi dia terus merengek sampai kita tidak tahan dan akhirnya mengalah. Jajanan itu termasuk hadiah untuk perilaku rengekan tersebut.
  12. Merasa salah karena tidak memberikan yang terbaik. Mungkin karena kedua orangtua bekerja, jadi merasa bersalah jarang bertemu akhirnya memaklumi perilaku buruk anak.
  13. Mudah menyerah dan pasrah.
  14. Marah yang berlebihan.
  15. Gengsi untuk menyapa.
  16. Memaklumi yang tidak pada tempatnya. Misalnya anak kita bertengkar dengan temannya dan anak kita memukul. Terkadang dimaklumi dan bicara “Maklumlah, namanya juga anak2″.
  17. Penggunaan istilah yang tidak jelas maksudnya. Misalnya, “Awas, jangan macam-macam ya”. Definisikan “macam-macam” itu.
  18. Mengharap perubahan instan.
  19. Pendengar yang buruk. Sebelum anak menjelaskan panjang lebar dan baru 1 kalimat keluar, kita sudah memarahi dan menasehatinya panjang lebar. Nantinya anak jadi enggan bercerita dan enggan terbuka.
  20. Selalu menuruti permintaan anak.
  21. Terlalu banyak larangan.
  22. Terlalu cepat menyimpulkan. Mirip dengan no. 19 sih. Anak baru menjelaskan, kita seolah2 sudah mengerti dan membuat kesimpulan yang salah, jadi langsung memarahi panjang lebar.
  23. Mengungkit kesalahan masa lalu.
  24. Suka membandingkan. Ingat selalu bahwa setiap manusia itu unik, termasuk anak kita dengan anak-anak lainnya.
  25. Paling benar dan paling tahu segalanya.
  26. Saling melempar tanggung jawab.
  27. Kakak harus selalu mengalah. Kita harus selalu bertindak adil. Walaupun si adik masih kecil, tetap harus diberitahukan mana yang benar dan mana yang salah.
  28. Menghukum secara fisik. Sudah pasti tau ya, memukul.
  29. Menunda atau membatalkan hukuman.
  30. Terpancing emosi. Agak mirip dengan nomor 11 nih sepertinya. Jadi, kita harus bersabar dan tahan dengan rengekan anak dan tetap konsisten dengan yang kita katakan.
  31. Menghukum anak saat kita marah. Sebaiknya jika sudah tidak bisa tertahan lagi, segera menjauh dari anak dan pilih cara terbaik untuk menenangkan diri.
  32. Mengejek.
  33. Menyindir.
  34. Memberi julukan yang buruk. Julukan ini seperti “cengeng”. Jika anak terus-menerus diberi julukan cengeng sejak kecil, maka akan tertanam di otak kalau dia adalah pribadi yang cengeng.
  35. Mengumpan anak yang rewel.
  36. Televisi sebagai agen pendidik anak.
  37. Mengajari anak untuk membalas.
Yah, kira-kira begitulah isi buku itu, walaupun bukan penjelasan lengkap dan cuma daftar kebiasaannya saja, tapi lumayan kan?
Dan yang terakhir, pengasuhan dan pendidikan itu dilakukan oleh kedua orangtua. Jadi, jangan ragu-ragu menghabiskan banyak waktu untuk mengkomunikasikan pengasuhan dan pendidikan anak kita kelak seperti yang diinginkan. Komunikasi antar orang tua itu sangat penting untuk menjaga kekompakan dan menghasilkan kesepakatan pola pengasuhan.
10 Kesalahan orang tua dalam mengasuh anak
Reporter : Vizcardine Audinovic | Kamis, 26 September 2013 12:26
59
Share Detail


Ilustrasi orang tua dan anak. ©Shutterstock.com/ Andrey_Popov
Berita Terkait
Merdeka.com - Sebagai orang tua, Anda tentu menginginkan yang terbaik untuk buah hati Anda. Anda akan melakukan segala cara agar mereka dapat menjadi anak yang baik dan berguna di masa depan. Terkadang sikap orang tua menjadi berlebihan, bukannya membuat anak menjadi nyaman tapi mereka bisa menganggap Anda sebagai musuh. Simak kesalahan orang tua dalam mengasuh anak dilansir magforwomen.

1. Memenuhi semua permintaan anak
Sebagai orang tua Anda tentu perlu menuruti permintaan anak. Tapi jika terlalu sering bahkan sampai pada hal-hal yang bisa mendorong anak untuk bersikap tidak baik itu adalah kesalahan. Anak bisa menjadi sangat manja dan tidak mandiri di kemudian hari.

2. Tidak menghabiskan waktu dengan anak
Yang dibutuhkan anak dari orang tua sejatinya adalah perhatian dan perlindungan. Jika Anda terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan atau urusan pribadi sampai mengabaikan anak, mereka akan merasa kesepian dan bisa salah pergaulan.

3. Kemarahan yang tidak tepat
Terkadang orang tua wajib memarahi anaknya yang berbuat salah. Tapi hal itu harus dilakukan dalam waktu da situasi yang tepat. Sering kali orang tua memarahi anaknya di depan umum atau di depan teman-temannya. Ini akan membuat anak Anda merasa malu dan rendah diri.

4. Memiliki harapan terlalu tinggi
Sebagai orang tua Anda boleh saja memiliki harapan positif pada anak. Tapi tak sedikit orang tua yang memiliki harapan terlalu tinggi sampai-sampai tidak rasional dan sulit diwujudkan oleh anak. Hal ini akan menjadi beban tersendiri pada anak.

5. Membandingkan mereka dengan anak-anak lain
Anak mana yang ingin dibandingkan dengan orang lain. Ingat, potensi tiap anak tentu berbeda. Jika ada anak teman Anda yang pandai menari, bukan berarti anak Anda juga jago menari. Bisa saja anak Anda memiliki bakat di bidang lain.

6. Tidak mendengarkan mereka
Ini yang juga sering dilakukan orang tua pada anaknya. Terkadang anak sering bercerita hal yang mungkin terdengar konyol dan tidak rasional. Namun bukan berarti Anda tidak mendengarkannya. Anda harus mendengarkan apa saja yang dibicarakan oleh anak.

7. Tidak mempraktekkan apa yang Anda katakan
Terkadang banyak orang tua yang suka berkata seperti "Papa rajin bangun pagi" tapi nyatanya tidak demikian. Anda suka bangun di siang hari. Secara tidak langsung Anda sudah membohongi dan memberi contoh yang tidak baik pada anak.

8.Suka berjanji tapi tidak ditepati
Ini dia sikap yang sangat buruk dan dibenci oleh anak. orang tua sering menjanjikan suatu hal kemudian tidak menepatinya Hal tersebut akan membuat si anak kecewa dan tidak percaya lagi pada Anda.

9. Over protektif
Orang tua memang tahu apa yang dibutuhkan anak. Mereka sudah pernah menjadi anak-anak sehingga tahu mana yang terbaik dan yang tidak baik untuk anak. Sehingga mereka jadi over protektif. Sikap ini justru membuat si anak akan membangkang. Jadilah orang tua yang bijak.

10. Tidak menjadi teman mereka
Anda harus bersikap sebagai seorang teman dan membuat mereka merasa nyaman di hadapan Anda. Jangan sampai mereka lebih nyaman dengan teman-temannya dibanding dengan Anda.

Jadilah orang tua yang bijaksana agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook