Saturday, March 8, 2014

Minta dipanggil abang, padahal rambut sudah putih Gemar pesta pora, padahal umur sudah lanjut



YANG TUA  TIDAK SADAR


M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau Indonesia

Yang tua tidak sadar akan tuanya.
Minta dipanggil abang, padahal rambut sudah putih
Gemar pesta pora, padahal umur sudah lanjut
Pengaruh novel yang menyesatkan
Seharusnya bercerita tentanng alam kubur.
Bukan tentang pelangi yang akan muncul setelahnya menderasi bumi
Bukan tentang warna-warni pelukis yang Agung telah dititipkan pada pelupuk mata
Bukan tentang kisah hijau yang berawal dari setetes demi tetes air hujan…
Tentang kamu…
Yang juga menyukai cerita hujan
Yang tua tak sadar diri, cendrung mengatakan
“Kau mungkin mendengar rintik hujan yang sama di sana”
Kau mungkin merasakan rindu yang sama di sana
Kau mungkin melihat hujan yang sama di sana
Namun sayangnya,masa muda tidak bisa kembali lagi.
Masa muda kita tak pernah lagi sama
Semua sudah berubah
Mengikuti alur waktu…
Mungkin benar katamu
Perubahan adalah awal dari perbaikan
Semoga benar,
Kau baik-baik
Selalu lebih baik dari sebelumnya
di sana…
Hujan telah habis
Rintiknya sudah pulang
Maafkan kami yang tua-tua tidak bisa menjadi contoh teladan.
Kurikulum yang kami sajikan, terlanjur mubazir
Kalian tak akan bias menjadi penemu yang ulung
Kalian terdorong menjadi menjiplak, yang manja.
Kami tahu kalaian menghadapi tantangan lebih berat
Tapi kalaian dapatkan cukup bekal.
Kalian dapat katakan, segala pinta
Kalian dapat teriakkan, segala emosi jiwa
Namun kkalian  tak dapat lakukan segalanya
Karena kalian telah didahului orang asing,walau mereka sendiri di sini,
seorang diri
Hari ini belum menjemput masanya
Langit belum ada lagi bintang
Kilau senja yang ‘kan menjelang, ia takkan ada,
bila mendung masih kian meraja
Harus kukatakan lagi pada siapa


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook