Thursday, March 6, 2014

pantun bisa MEMBACA TINGKAH LAKU ASING



MEMBACA TINGKAH LAKU ASING

M.RAKIB CIPTAKARYA PEKANBARU  RIAU INDONESIA
Tingkah laku orang asing idi Indonesia saat ini, sudah mencemaskan.Lahan sawit dimiliki Malysia, Ruko di Riau dan Jambi banyak modal Singapur. Kasus kejahatan dunia maya juga yang dilakukan Warga Negara Asing (WNA) mencuri pulsa. sudah kerap kali terbongkar di Indonesia. Mereka menjadikan Indonesia sebagai tempat operasi melakukan kejahatan.
Kapolri Komjen Pol Sutarman menjelaskan bahwa sebelumnya Bareskrim Polri sudah menangkap empat kali penjahat dunia maya. Pelakunya berasal dari Taiwan dengan menjadikan Indonesia..

Daun nipah kajangnya rapat,
Hidangan tetamu,  di Tembilahan,
Buku menyimpan berjuta hikmat,
Fakta, ilmu, kebesaran Tuhan.

Anak muda pulang ke desa,
Ibu dan ayah lama menanti,
Warga membaca, waktu tersita,
Mendapat hikmah,  teman sejati.

Pohon pedada di dalam taman,
Jadi idaman si anak rusa,
Marilah anakanda marilah teman,
Kita membaca sepanjang masa.

Meniti senja biasan mentari,
Merkah setitis menjelang kabut,
Bacalah baca setiap hari,
Tak akan habis ilmu dituntut.

Cantik sungguh si bunga kejora,
Buat hiasan di hari raya,
Marilah sahut seruan negara,
Bangsa membaca bangsa berjaya.

KEJAHATAN BANGSA ASING

"Korbannya yang kelompok Taiwan dan China itu pejabat, pengusaha, macam-macam. Dia melakukan operasionalnya juga di Indonesia dan kita bisa menangkap sebanyak empat kali. Pertama 168 orang, lalu 75 orang, kemudian 50 orang, terakhir 45 orang," jelas Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2013).
Dengan pengungkapn tersebut tentu saja kepolisian bersama instansi lain harus melakukan pengawasan ekstra supaya orang-orang asing tidak menjadikan Indonesia sebagai tempat melakukan kejahatan yang aman.
"Jadi kita harus mampu mengawasi wilayah kita sehingga orang yang masuk itu betul-betul ada manfaatnya bagi Indonesia, baik dia datang sebagai wisatawan atau untuk menginvestasikan uang di Indonesoa, bukan datang untuk kejahatan," terangnya.
Pihak keimigrasin bersama Polri dikatakan Sutarman harus bisa mengawasi lalu lintas keluar masuk orang asing ke Indonesia. Ia mencontohkan kelemahan pengawasan orang asing di Indonesia terkait kasus anak Slamet Kastari.
"Pelakunya warga negara Singapura. Dia bisa berada di Indonesia dan bahkan dapat KTP Indonesia, padahal dia melakukan kejahatan di Indonesia. Ini yang pelan-pelan harus kita benahi, sehingga yang masuk Indonesia benar-benar tidak melakukan kejahatan," ungkapnya.


Ikat jerami muat ke kandar,
Selepas makan mandi di telaga;
Kejahatan asing, bisa terhindar,
Jika kita, selau waspada..

Batang halban dibawa ke huma,
Hendak dirikan sebuah taman;
Negara ini,  milik bersama,
Kita awasai,  sepanjang zaman.

Terbang tempua ke semak berduri,
Singgah sekali di pohon rumbia;
Bahasa kita lambang jati diri,
Tidak rugi berbahasa Malaysia.

Berbanjar cemara di tanah rata,
Tempat teduhan sekumpulan murai;
Segar dan mesra bahasa kita,
Anugerah warisan usah terburai.

BAHASA JIWA BANGSA

Riuh nelayan memunggah pelata,
Beli seraga dibawa pulang;
Bahasa kebangsaan jiwa kita,
Jati diri warga gampak cemerlang.

Busut di hutan sarang kelekatu,
Angsana tumbang terkejut tempua;
Berbahasa kebangsaan saban waktu,
Makin berkembang ke serata benua.

Dari Benta ke Kota Gelanggi,
Singgah di Jengka membeli toman;
Bahasa kita martabatnya tinggi,
Lingua franca zaman-berzaman.

Sepohon celagi lanjut usia,
Tempat istirahat ayam jantan;
Tidak rugi berbahasa Malaysia,
Warga erat sejahtera watan.


PANTUN BUDI

Kini, yang dikatakan berbudi, bukan saja orang yang suka membantu, tapi juga orang yang punya dayacipta seperti Alpa Edison dan Einstein.

Gunung Daik, di dalam peta,
Coba amati, dengan cermat.
Budi baik, artinya dayacipta,
Disumbangkan kepada, seluruh umat.

Kapal pesiar, tampak kemudi,
Banyak penumpang, berkaca mata.
Pendidikan di Indonesia, kekurangan budi,
Artinya kurang, dayacipta.

Tegak rumah kerana sendi,
Runtuh sendi rumah binasa;
Tegak bangsa kerana budi,
Runtuh budi hilanglah bangsa.

Bunga melati bunga di darat,
Bunga seroja di tepi kali;
Hina besi kerana karat,
Hina manusia tidak berbudi.

Limau manis dimakan manis,
Manis sekali rasa isinya;
Dilihat manis dipandang manis,
Manis sekali hati budinya.

Di sana padi di sini padi,
Baru bernama sawah dan bendang;
Di sana budi di sini budi,
Baru sempurna bernama orang.

Awal pertama orang berbangsa,
Kedua banyak ribu dan laksa;
Ketiga majlis bermanis muka,
Keempat banyak berbudi bahasa.

PANTUN NASIHAT



Orang Jawa mencari benang,
Mencari benang di atas bukit;
Orang jauh jangan dikenang,
Lama-lama jadi penyakit.

Orang berkain corak berbelang,
Mengayuh rakit mencari duku,
Jangan bermain kekasih orang,
Nyawa tersangkut di hujung kuku.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook