Thursday, April 10, 2014

Pasal 3 Tantangan pendidikan di masa datang, Banyaknya penipuan, terang benderang.



Minggu, 31 Oktober 2010
GURINDAM LIMA BELAS
TENTANG KEJAHATAN TELUNJUK LURUS KELINGKING BERKAIT
Jika punya kelingking berkait.. 



Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau pertanyaan dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau akibatnya, pada baris pertama tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba mengarang gurindam 13, 14,dan 15 tentang kejaahtan kelingking berkait yang pada umumnya merupakan ciri-ciri orang Yahudi perantauan, yang super pelit, licik dan khianat.. Apabila orang membaca Gurindam Lima belas, diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib sebagai seorang guru,dosen dan Muballigh yang selalu menerapkan agar masyarakat, terhindar dari penipuan dan keadaan yang memaksa pembaca, harus berurusan dengan orang yang berperangai Yahudi, yaitu kelingking berkait. Diharapkan pembaca lebih bijaksana, sehingga pandai membaca perubahan cuaca yang mendadak. . Bahkan tidak sadar bahwa diri anda sedang dikelilingi oleh para pemilik karakter kelingking berkait..
Gurindam 15 ini, tentunya terinspirasi juga oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) . Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati ini , untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang Trlunjuk Lurus Kelingking Berkait :

1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam kehidupanya,pastilah pelit..
2. Jika telunjuk. Terlalu lurus,
Itulah taktik,si akal bulus.
3. Tantangan pendidikan di masa datang,
Banyaknya penipuan, terang benderang.
4. Apabila terhimpit, hendak di atas,,
Batang lehernya ,harus diebas..
5. Ka lau terkurung, hendak di luar,
Siramkan minyak,segera dibakar..
6. Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah tanda,penghuni,neraka jahamnam..
7. Kelingking berkait, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
8. Barangsiapa menggunting, dalam lipatan,
Dibenci teman, dikutuk Tuhan..
9. Jika memilki sifat, cerdik dan licik.
Menyebar bahaya,menuai konflik..

1O. Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat pribadi..

11. Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.
12. Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
13. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
14. Kelingking berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya hanya, manis di mulut.
15.Telunjuk pura-pura lurus,
Itulah lambang orang yang rakus.
Pasal 1
1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam kehidupanya,pastilah pelit..
2. Cara menghadapi kelingking berkait, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, jangan didengarkan, ucapannya,
Supaya tidak terpancing untuk bertanya..
Kedua, jangan menaruh, rasa hormat,
Lancarkan kritik, sampai kiamat.
Ketiga, kritik harus , setajam jarum,
stereotip, semua maklum
Keempat, menghadapi penipu, harus berani,
Karena maksiat, harus dibasmi.
Pasal 2
1. Jika telunjuk. Terlalu lurus,
Itulah taktik,si akal bulus.
1. Barangsiapa , memperhatikan telunjuk lurus,
Akan menemukan , orang yang pura-pura tulus.
2. Siapa berlebihan, bersenda gurau,
Hilang wibawa, hatipun risau..
3. Telunjuk lurus, pandai memberi nasehat,
Tetapi hatinya, sangatlah jahat.
4. Siapa berteman , dengan telunjuk lurus,
badan yang gemuk, menjadi kurus.
5. Si telunjuk lurus, pura-pura bersih,,
ibadahnya hanya, mendapat letih.

Pasal 3

Tantangan pendidikan di masa datang,
Banyaknya penipuan, terang benderang.
1. Antisipasi penipuan, tidak diperkenalkan,
banyak problema, jadi persoalan.
2. Apabila berbagai penipuan, tidak diperkenalkan di sekolah,
para murid akan, serba salah.
3. Apabila penipuan kecil,dibiarkan.
akan menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh engkau , menyingkirkan penipuan,
baik berat ,maupun ringan.
5. Apabila penipuan, terlalu semberono,
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Berbagai penipuan, hendaklah diingat,
di situlah awal , berbagai laknat.
7. Hendaklah peliharakan kejujuran bersama,
dari pada kelak, dapat bencana.
8. Jangan sembarangan, memilih teman,
Banyak sarjana, berjiwa pereman.
Pasal 4
Apabila terhimpit, hendak di atas,,
Batang lehernya ,harus diebas..
1. Terhimpit hendak di atas ,berjiwa penjajah,
Penyakit Yahudi, membawa fitnah..
2. Terhimpit di atas, lambang, orang dengki,
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Seharusnya terimpit, biarlah di bawah,
berani berkorban, demi iman dan takwa..
4. Terimpit di bawah, tidak selamanya,
roda berputar, menurut takdirnya..
Pasal 5
Ka lau terkurung, hendak di luar,
Siramkan minyak,segera dibakar..
1. Terkurung di luar, ada gunanya,
ketika berdiplomasi, dengan penjajah.
2. Ketika dihadapkan kepada, bangsa sendiri,
Ibarat jalan yang sempit, ditaburi duri.
3. Jika kejujuran, sudah tercemar,
pencopet menyebar, dengan topeng bertukar-tukar.
4. Jika hendak membuang penipu ke laut,
membongkar kelicikan, janganlah takut.
5. Makhluk yang terkurung di luar, membawa racun,
jadi persoalan, tanpa ampun
6. Untuk mengenal orang , buruk perangai,
menonjolkan diri, di tengah ramai.
Pasal 6
Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah tanda,penghuni,neraka jahannam..
1. Runcing di dalam ada gunanya,
menghadapi penjajah, yang aniaya..
2. Pepat di luar, adalah topeng,
teman begitu, jangan diganding.
3. Cari olehmu akan isteri yang bersih,
rajin dan jujur, tidak berdalih.
4. Cari olehmu kawan yang tidak , berolok-olok,
agar niat yang baik, tidak terkelok..
5. Cari olehmu , pasangan yang jujur,
terhindar dari, azab kubur.
Pasal 7
Kelingking berkait, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
1. Kelingking berkait, pengusaha asing,
di situlah dusta, membuat pusing.
2. Apabila kepada asing, terlalu percaya,
akhirnya negara, mendapat bahaya..
3. Kepada asing, kurang siasat,
negara terjual , rakyat melarat.
4. Kurikulum harus bermuatan, kerja keras,
agar orang asing, tidak memeras.
5. Jangan mengharapkan, orang seberang,
cukupkan diri, apa yang kurang.
6. Apabila generasi muda, banyak tidur,
dijajah kerugian, sepanjang umur.
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
Pemimpin harus, bekerja keras.
8. Investor asing,suka menipu,
pandai menyogok, pandai merayu..
9. Apabila perkataan orang asing , lemah lembut,
janganlah cepat, menjadi larut.
10. Apabila mendengar, perkataan kasar,
jangan cepat, merasa gusar.
11. Orang asing , ada yang baik,
asalkan cerdas, pandai melirik..
Pasal 8
Barangsiapa menggunting, dalam lipatan,
Dibenci teman, dikutuk Tuhan..
1. Membiarkan pelanggaran, demi sahabat,
berarti , berbuat khianat yang sangat berat..
2. Menggunting dalam lipatan, tipuan halus,
akibat dari, licik dan rakus..
3. Orang yang rakus, suka berdebat,
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
4. Segala tipuan,harus singkirkan,
baik yang besar, maupun keci-kecilan..
5. Orang yang berjasa,kepada linkungan,
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Guntingan dalam lipatan, selalu disembunyikan,
rakyat jelata, menjadi korban.
7. Obat dari,licik dan rakus,
didikan keras, yang bersifat religius.
Pasal 9
Jika selalut, cerdik dan licik.
Menyebar bahaya,menuai konflik..
1. Malas dan lalai, cerdik dan licik,
pekerjaan manusia,yang paling munafik..
2. Jangan malas,memerangi kemunafikan.,
musuh masyarakat, sepanjang zaman.
3. Anak-anak yang selalu diajar licik,,
Kelak orang tuanya, akan dicekik...
4. Cerdik dan licik, ada gunanya,
ketika dikepung, perampok durjana..
5. Jauhi kelicikan, model Yahudi,,
di bidang apaun, menjadi duri.
6. Dosa orang tua, yang paling besar,
tahu anaknya mencopet, tetap saja bersabar..
7. Jika orang tua, hidup beriman,
Anaknya yang licik,diberi pelajaran.
8. Jika kuitansi, dibuat bohong-bohongan,
Korupsi berganda, tak terhentikan.
Pasal 10
Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat pribadi..
1. Yahudi itu, manusia yang sangat kapitalis,
Kekayaan bangsa lain akan, dilibas habis.
2. Yahudi bangsa, paling cerdas,
Mengeruk kekayaan, sangatlah ganas..


3. Di Indonesia, tidak ada Yahudi,
Tapi pengikut ajarannya, makin menjadi-jadi...
4. Yahdi Indonesia, kelompok liberal,
Otaknya dengki, hatinya bebal..


Pasal 11
Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.
1. Benalu aalnya, menumpang hidup,
tapi akhirnya, menjadi penakluk...
2. Benalu itu , adalah parasit,
perbuatan nya zalim, memjadi penyakit..
3. Benalu itu hanyalah pendatang,
sudahlah menumpang, berani menantang..
4. Benalu awalnya, berdaun sehelai,
lama-lama, tidak terlerai..
5. Benalu tidak pandai, berterima kasih,
induk semangnya, dibuat tersisih..
6. Benalu seperti, cacing pita.,
7. inangnya dibuat menderita.
8. Pemilik parasit, menuai derita,
Parasitnya sendiri, berpesta pora..
Pasal 12
Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
1. Anak dagang, sebagai pendatang,
Haruslah bijak, saling menenggang..
2. Betulkan hati kepada kepada makhluk bumi,
di rantauan damai, usaha diberkati.
3. Kepada orang uan,bersikap pelit,
akan ditimpa , berbagai penyakit.
4. Penduduk tempatan, yang meranggas,
harus dibantu, dengan ikhlas..
5. Mampu bersaing,, orang yang hebat,
semuanya diukur, dengan tepat.
6. Penyakit benalu, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Benalu yang baik, menjadi hiasan,
diletakkan orang, di tengah taman.
Pasal 13
. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
1. Lingkungan wisata, beraroma copet,
Orang berimanpun, bisa terpeleset..
2. Suasana copet, bisa karauke dan panti pijat,
Menghasilkan uang, dalam waktu singkat..
3. Banyak peraturan , anti pencopet,
Banyak pula taktiknya, jarang meleset.
4. Siapa yang memelihara, pencopet berdasi,
Berarti menjerat , leher sendiri..
5. Barangsiapa , selalu meminta sumbangan,
Ujung-ujungnya, melakukan pencurian..
6. Barangsiapa , tidak memberantas pencopetan,
Mengundang datangnya, perampokan..
Pasal 14
Kelingking berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya hanya, manis di mulut.
1. Yahudi itu, kelingking berkait, nomor satu,
Tingkat licinnya, paling jitu.
2. Bangsa ini, harus belajar kepada belut,
Menghadapi ancaman, berbagai kemelut.
3. Kelicikan itu bisa, berarti baik.
Menghadapi penipuan yang sangat pelik.
4. Barangsiapa mengenal, tanda-tanda pengkhianat,
Tentulah dirinya, akan selamat.
Pasal 15.
Telunjuk pura-pura lurus
Itulah lambang orang yang rakus
1. Jika hidup selalu, berpura-pura,
Mendapatkan kutukan, tiada tara.
2. Berpura-pura itu,bisa menjadi baik,
Apabila menghadapi, orang munafik.
3. Berpura-pura alim, sikap orientalis,
Ingin menjajah, secara sitematis.
4. Jika orientalis, befikir ilmiah,
Tujuannya untuk, mennnyudutkan agama.
Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.
Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.
Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.

Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 07.29
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Berikan Kritik, Info dan Saran Anda yang bersifat membangun !
Yang tidak memiliki akun, bisa berkomentar menggunakan nama Anonym. Terima kasih.
Link ke posting ini
Mengenai Saya
Foto Saya
Pekanbaru, Riau, Indonesia
Nama saya Drs.Muhammad Rakib, S.H, M.Ag pemilik sebuah yayasan pendidikan yang akan mendirikan sekolah wira usaha (intrepreneur) melayu islami Riau.
Jumat, 20 Agustus 2010 Diposkan kembali. 2014
GURINDAM EMPAT BELAS TENTANG PERLUNYA PAKSAAN DALAM PENDIDIKAN
 Foto Saya  H.M.RAKIB CIPTAKARYA PEKANBARU INDONESIA. 2014
JIKA DIPAKSA, SEMUA BISA.

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba mengarang gurindam 14, tentang perlunya paksaan. Apabila orang membaca Gurindam empat belas, diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib sebagai seorang guru, yang selalu menerapkan paksaan yang bijaksana, sehingga para murid tidak sadar bahwa dirinya sedang dipaksa.
Gurindam 14 ini, tentunya terinspirasi oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda. Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati ini , untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang hikmah sebuah paksaan :

1. Jika dipaksa, semua bisa,
Asalkan bijak, tidak putus asa.

2. Barang siapa , memaksa diri,
Menghadapi yang berat, tak pernah ngeri.

3. Jika memaksa diri dengan keras,
rasa malas, akan tergilas.

4. Jika orang lalai, tidak dipaksa,
Karamlah dia, hidup tersiksa.

5. Paksaan perlu, bagi sipenakut,
Agar keberanian, dapat dijemput.

6. Siapa yang tidak memaksa, orang peragu,
Berarti meyiksanya, sampai ke anak cucu.

7. Jika orang asing, ingin memaksa,
Akan menipu, pemimpin bangsa.

8. Tidak semua , paksaan itu buruk,
Asalkan jiwanya khusuk, tawadhuk..

9. Jika akrab, dengan paksaan,
Itulah awal, berbagai penemuan.

1O. Barangsiapa, tidak memkasa anak-anaknya,
Dialah sebenarnya, orang yang hina.

11.Siapa memaksa, secara zalim,
Akan mendapatkan, neraka jahim.

12. Siapa saja memaksa, berbuat maksiat,
Kalaupun beruntung, tidak kan berkat.

13. Paksaan bijak, untuk orang pemalu,
Menjadi obat, sangat bermutu.

14. Paksaan itu penting, bagi simiskin,
Agar hemat dan rajin, tidak bermain-main.

Pasal 1

1. Jika dipaksa, semua bisa,
Asalkan tidak, putus asa.

2. Memaksa dengan sopan itu, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, memaksa diri,untuk sekolah,
Supaya tidak timbul rasa bersalah.

Kedua, memaksa anak, menuntut ilmu,
Membaca menulis, tidak pernah jemu..

Ketiga, memaksa murid, mengulang pelajaran,
Ilmu didapat, tidak akan terlupakan.

Keempat, memaksa bangsa, bekerja keras,
Ekonomi terjamin, hatipun puas.

Pasal 2

Barangsiapa , memaksa diri,
Menghadapi yang berat, tak pernah ngeri.

1. Siapa saja , yang bijak memaksa diri,
Bakat terpendam, muncul sendiri.
2. Jika memaksa diri, untuk menabung,
Akhirnya tentu, akan beruntung.
3. Kalau berani, memaksa diri,
Akhirnya dapat, kedudukan tinggi.
4. Yang tua-tua jangan , memaksa diri,
kegiatan fisik, harus kurangi.
5. Paksaan hanya untuk, generasi muda,
ketika cita-cita, bersarang di dada.

Pasal 3

Barangsiapa memaksa diri , dengan keras,
rasa malas, akan tergilas.

1. Apabila mendidik keluarga, tanpa paksaan,
Anak-anak akan tenggelam, dalam kemanjaan.
2. Berilah peringatan, orang yang penidur,
hidup ini tidak, berjalan mundur..
3. Sebenarnya tidak ada orang , terlalu malas.
hanya motivasinya, selalu kandas.
4. Asalnya malas, dari sikap manja,
orang tuanya tidak memotivasi, mencintai kerja.
5. Janganlah becita-cita, ,menjadi pegawai negeri,
kecuali tidak mampu, hidup mandiri.
6. Di mana anggota masyarakat, yang malas,
di situlah terlantar, tanah yang luas.
7. Jangan malas, memelihara kebersihan bersama,
agar tidak, membawa bencana.
8. Para pemalas harus, kawin silang,
Agar dingin darah keturunannya, menjadi berkurang.

Pasal 4

Jika orang lalai, tidak dipaksa,
seumur hidup, akan tersiksa.

1. Lalai itu , suatu penyakit,
Obatnya paksaan, sedikit demi sedikit.
2. Paksalah anakmu keluar dari, iri dan dengki,
agar konflik, cepat berhenti.
3. Manfaat paksaan bagi, orang yang lalai,
di dalam berjalan, akan cepat sampai.
4. Asal usul orang,menjadi lalai,
ti ada tantangan, yang membelai.
Pasal 5

Paksaan itu perlu, bagi sipenakut,
Agar keberanian, dapat dijemput.

1. Jika hendak , menghilangkan rasa takut,
dilatih melawannya, berturut-turut.
2. Banyak penakut, menjadi berani,
Karena mengetahui, potensi diri..
3. Jika rasa takut, terus dilawan,
menjelma menjadi, keberanian.
4. Jika orang penakut,pandai memaksa,
suatu saat, jadi perkasa.
5. Orang tua yang membiarkan anaknya penakut,
sengsaralah anaknya, disiksa kemelut.
6. Jika hendak mengenal, orang yang penakut,
lihatlah orang yang lembut dan penurut.
Pasal 6
Barangsiapa tidak memaksa, orang peragu,
Berarti meyiksanya, sampai ke anak cucu.
1. Bantulah olehmu ,orang peragu,
agar percaya diri, setiap waktu..
2. Cari olehmu, obat anti ragu,
agar mendapatkan, hidup bermutu.
3. Cari olehmu akan isteri yang berani,
menjadi pembersih rumah tangga, setiap hari.
4. Cari olehmu akan kawan, yang tidak penakut,
dapat menyelesaikan, masalah yang kusut.
5.Penakut itu, ada juga baiknya,
berhati-hati, menghadapi bahaya.
Pasal 7
Jika orang asing, ingin memaksa,
Akan menipu, pemimpin bangsa.
1. Apabila bangsa ini, dapat dipaksa asing,
hutang luar negeri, berada di sekeliling. .
2. Apabila kepada asing, berlebih-lebihan suka,
akhirnya negara ini, terpaksa berduka.
3. Kepada orang asing, kurang siasat,
itulah tanda ,pemimpin sesat.
4. Apabila anak, tidak dipaksa, bekerja keras,
datanglah orang asing, untuk memeras.
5. Jangan banyak mengharapkan orang,
paksalah diri, mencukupkan , mana yang kurang.
6. Apabila orang , terlalu banyak tidur,
ekonomi dan kesehatannya pastilah mundur..
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
paksalah rakyat , menjadi pengawas.
8. Apabila orang asing,, suka menipu,
ilmu tentang kelicikan, harus diburu.
9. Kata-kata memaksa, bisa saja lemah lembut,
janganlah anda cepat, mengikut.
10. Apabila mendengar perkataan yang kasar,
jangan cepat cemas, merasa gusar.
11. Apabila paksaan orang asing , tidak dapat dihindar,
sengsaralah rakyat, negara tercemar..
Pasal 8

Tidak semua , paksaan itu buruk,
Kalau jiwanya khusuk, tawadhuk..


1. Siapa yang memaksa, anaknya agar shalat,
berarti telah, berbuat khianat.
2. Kepada dirinya sendiri, berbuat aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
3. Paksalah diri, meninggalkan maksiat,
jasmani rohani, menjadi sehat.
4. Paksaan yang buruk dari, bisikan Setan,
demi mengejar, berbagai kemewahan.
5. Orang tua yang memaksa,belajar agama,
anaknya akan,membersihkan sukma.
6. Paksaan yang buruk, terjadi di luar negeri,
TKW, mencoba bunuh diri..
7. Banyaknya jalan, berlobang lobang,
tandanya, pemimpin berbuat sumbang.


Pasal 9

Jika akrab, dengan paksaan,
Itulah awal, berbagai penemuan.

1. Paksakan diri, dengan berbagai uji coba,
Penemuan baru akan datang, dengan tiba-tiba.

2. Kalau dipaksa, mengadakan percobaan,
akhirnya tentu, melahirkan penemuan.
3. Jangan malas,kerja berpeluh,
hidup ini nikmat, dengan bekerja sungguh-sungguh.
4. Penemuan baru, seakan-akan penyimpangan,
Karena itu, banyak tantangan.
5. Kebebasan bagi orang yang muda, untuk berkereasi,
akan melahirkan, berbagai inivasi.
6. Pendidikan bangsa Indonesia yang benar-benar asli,
di bidang pertanian dan kelautan, mengabdikan diri.
7. Dosa pendidikan, yang paling besar,
banyaknya penemuan, dibiarkan terlantar.
8. Pentingnya berbagai penemuan,
Untuk menghadapi, masa depan,
9. Di bidang pertanahan, paksakanlah berbagai penemuan ,
Untuk mengatasi, kekurangan lahan.


Pasal 10

Siapa saja,yang memkasa anak-anaknya,
Dialah sebenarnya, seorang pembina.

1. Aak-anak yang tidak pernah dipaksa,
Setelah dewasa, cenderung menyiksa.
2. Paksaan yang ,bersipat membina,
walaupun memaksa, tapi tidak menghina.

3. Barangsiapa memaksa diri sendiri, membaca yang hebat-hebat,
Akan bertambah ilmu, meningkatkan martabat.
4. Barangsiapa memaksa anak, berhenti mencuri,
Berati menanamkan tanggung jawab,dan pengendalian diri.

Pasal 11
Siapa memaksa, secara zalim,
Akan mendapatkan, neraka jahim.
1. Paksakan diri, melindungi hewan,
sayangi binatang, makhluk Tuhan.
2. Barangsiapa memaksa burung, di dalam sangkar,
itulah perbuatan zalim, berdosa besar.
3. Janganlah memaksa hewan , bekerja berat,
supaya Tuhn, mendatangkan rahmat.
4. Hewan peliharaan, mati tak diberi makan,
suatu kezaliman, akan mendapat balasan.
5. Jika memaksa pegawai, di luar kemampuannya,
itulah kezaliman, yang tiada tara.
6. Siapa yang punya penyakit, tapi memakan pantanngannya,Itulah kebodohan , membwa sengsara.



Pasal 12
Siapa saja memaksa, berbuat maksiat,
Kalaupun beruntung, tidak kan berkat.
1. Pornografi itu, alat maksiat,,
siapa melihat, bangkitlah syahwat.
2. Maksiat itu, melanggar aturan Tuhan,
pengendalian nafsu, harus dipaksakan.
3. Korupsi itu, maksiat besar,
menjadi penyakit, cepat menular.
4. Maksiat itu, melnyiksa ayah dan ibu,
karena buruknya, tingkah laku.
5. Obat dari, penyakit maksiat,
paksakan diri, beribadat, dengan tepat.
6. lngatkan ,semua penyakit, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Yang tidak ada obatnya, hanya maut,
ketika Izrail, datang menjemput.
8. Siapa saja yang memaksa orang, membuka aurat.
Kehormatannya rusak, dirinya terlaknat.

Pasal 13
Paksaan bijak, untuk orang pemalu,
Menjadi obat, sangat bermutu.

1. Sipat malu, menjadi penghambat,
Bagi orang yang, sebenarnya kurang berbakat.

2. Malulah anda, ke diskotik dan panti pijat,
menyebar mesum, mendekap maksiat.
3. Banyak peraturan daerah, anti pelacuran,
karena penyakit AIDS , sangat memalukan.
4. Barangsiapa yang malu, merusak hutan lindung,
Sama dengan memelihara, ibu kandung.
5. Siapa saja, merusak hutan lindung,
berarti membuat penderitaan, tanpa ujung.
6. Siapa saja yang malu,bergaul bebas,
tubuhnya selamat, hatinya puas.
7. Paksaan positif, untuk orang pemalu,
Kadang-kadang, sangatlah perlu.






Pasal 14.

Suami yang tidak punya kekuatan memaksa, disebut dayus.
Istrinya berselingkuh, tidak diurus.

1. Paksaan itu penting, bagi siistri,
keinginannya yang banyak, harus dibatasi.
2. Paksaan itu penting bagi anak,
hidup ini, lebih banyak yang pahit,daripada yang enak.
3. Istri yang memaksa suami, menjadi koruptor,
karena jiwanya, rakus dan kotor.
4. Laki-laki yang tidak punya, kekutan memaksa,
tubuhnya sakit, batinya tersiksa.
5. Barangsiapa yang berselingkuh,
Itulah tanda,imannya runtuh.
6. Tanda-tanda suami, yang penyayang,
tingkah negatif istrinya, mampu dilarang.
7. Laki-laki, yang berjiwa dayus,
Rasa cemasnya, tidak pernah putus.

Pengarang Gurindam 14 ini.

Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.

Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.

Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 00.51
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Berikan Kritik, Info dan Saran Anda yang bersifat membangun !
Yang tidak memiliki akun, bisa berkomentar menggunakan nama Anonym. Terima kasih.
Link ke posting ini
Mengenai Saya
Foto Saya
Pekanbaru, Riau, Indonesia
Nama saya Drs.Muhammad Rakib, S.H, M.Ag pemilik sebuah yayasan pendidikan yang akan mendirikan sekolah wira usaha (intrepreneur) melayu islami Riau.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook