Saturday, June 7, 2014

Kata falak berasal dari bahasa Arab yang berarti orbiy atau garis edar,



Kata falak berasal dari bahasa Arab yang berarti orbiy atau garis edar, sedangkan ilmu falak berarti ilmu astronomi yaitu ilmu yang mempelajari tata matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lain yang bertujuan untuk mengetahui posisi benda langit agar waktu-waktu dipermukaan bumi dapat diketahui. 

Masa Nabi Muhammad dan Sahabat

Pada zaman Rasulullah saw. masih hidup, kemunculan ilmu falak memang belum masyhur dikalangan umat islam. Hal ini terekam dalam hadist Nabi saw. yang berbunyi:

حدثنا آدم: حدثنا شعبة: حدثنا الأسود بن قيس: حدثنا سعيد بن عمرو: أنه سمع ابن عمر رضي الله عنهما،
 
عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: (إنا أمة أمية، لا نكتب ولا نحسب، الشهر هكذا وهكذا)
Artinya: Adam menceritakan pada kami, sya’bah menceritakan pada kami, Al-Aswad bin Qais menceritakan pada kami, sa’id bin Umar menceritakan pada kami bin Umar r.a. dari Nabi saw. besabda:”kami adalah umat yang Ummi, tidak bisa menulis dan tidak bisa berhitung, bulan itu seperti ini, seperti ini.
Walaupun ada sebagian dari mereka yang pandai berhitung. Sebenarnya perhitungan Hijriyah pernah dilakukan oleh Nabi saw. Ketika beliau mengirim surat kepada kaum Nasrani Bani Najran yang dalam suratnya tertulis ke-5 Hijriyah. Namun perhitungan kalender secara formal baru dilakukan oleh sahabat Umar bin Khattab pada tahun ke-17 Hijriyah dengan bulan Muharram sebagai awal bulannya
Perkembangan ilmu pengetahuan didunia islam baru terlihat sangat jelas ketika bani Abbasiyah berkuasa. Pada masa ini, menurut Nicholson dalam bukunya Literatur History of the Arabs, luaanya Daulah Abbasiyah dengan kekayaanya yang melimpah dan perdagannya yang maju, telah membuat kerajaan ini mencapai masa keemasan dalam menciptakan sebuah kebudayaan yang belum pernah ada sebelumnya. Semua orang pada masa ini dari kholifah sampai rakyat jelata mendadak menjadi pelajar/ mahasiswa yang gila ilmu pengetahuan. Orang yang keluar negri ibarat lebah yang keluar dari sangkarnya dan kembali dengan membawa sari madu. Kemudian mereka mengarang berbagai kitab yang sangat berperan penting dalam mengantarkan ilmu pengetahuan pada masa-masa sesudahnya. Hal ini tebukti dengan dibangunya berbagai ma’ahid dan maktabah diberbagai daerah seperti Kuttab(tempat pendidikan dasar), Masjid(ilmu tiingkat tinggi/tahkasus), Majlis munaadharah( tempat mambahas masalah-masalah ilmiyah), darul hikma(perpustakaan terbesar Harun Ar-Rasyid) dan Madrasah, dan adanya gerakan menerjemah berbagai kitab di seluruh pusat ilmu dunia.
Pada saat itu astronomi adalah salah satu ilmu yang berkembang sangat pesat karena kaum muslim mempunyai modal cukup besar untuk mengembangkannya. Umat muslim pada waktu itu telah menyatukan ilmu bintang yang dianut bangsa Yunani, Hindia, Persia, Kaldan, dan Arab Jahiliyah
Ilmu bintang memegang peranan penting dalam menentukan garis politik oleh para Kholifah dan para Amir yang mendasarkan kerjanya pada peredaran bintang. Diantara para sarjana ilmu astronomi yang terkenal adalah:
  1. Abu Ma’syar al-Falaky/Albumasyar (wafat 272 H). Nama lengkapnya adalah abu Abdullah Muhammad bin Jabir al-Balakhy. Albumasyar adalah orang yang menemuakan adanya pasang surut air laut sebagai akibat dari posisi bulan terhadap bumi. Dua bukunya yang terkenal adalah “al-Madkhal al-Kabir” dan “Ahkam al-Sinni wa al-Mawalid” .
2. al-battani(244-317 H)
Nama lengkapknya adalah abu Abdullah Muhammad bin Jabir Sinan Al-Battani al-Harrni al-Sabi.Al-battani dan Qurrah merupakan generasi penerus al-fargani dalam melakukan observasi-observasi astronomi pada sebuah observatium yang dibangun oleh al-Ma’mun seorang yang terkenal telah membangun sebuah ‘bait al-Hikmah”. Ada empat buku penting karangan al-battani yang sangat penting bagi perkembangan ilmu astronomi, yakni:
a. Kitab Ma’rifat Marali al-Buruj fi ma baina Arba’ al-falak” sebuah buku yang ilmu pengetahuan kenaikan-kenaikan tanda-tanda zodiak dalam suatu ruang diantara kuadran-kuadran sfera langit, yaitu kenaikan-kenaikan titik ekliptik yang pada saat tertentu bukan bukan salah satuu diantara empat awtad/poros. Buku tersebut memberikan suatu penyelesaian secara matematis terhadap soal-soal astrologi.
b. Risalah fi tahkik akdar al-ittisalat , sebuah uraian mengenai penentuan secara tepat kuantitas dari penerapan-penerapan astrologis berupa suatu penyelesaian trigonometris yang teliti dan tepat terhadap soal-soal astrologis dari ”Proiectic Radioum” ketika bintang-bintang mempunyai ruang gerak(terletak diluar ekliptik).
c. Syarah al-makalat al-arba’ li Batlamius, sebuah uraian dan komentar tajam terhadap tetrabilon-nya Ptolomeus.
d. Al-Ziz(astronomical Treatese and Tables), berisi uraian-uraian astronomis dan dilengkapi dengan tabel-tabel. Buku itu juga memuat hasil observasi-observasi yang pernah ia lakukan yang ternyata berengaruh besar bukan hanya terhadap astronomi arab tapi juga terhadap perkembangan astronomi dan trigonometri sferis Eropa pada abad-abad pertengahan dan pada permulaan renaissance (zaman pencerahan).
Sumbangan lain dari al-battani adalah keberhasilanya menemukan secara amat teliti garis lengkung atau kemiringan ekliptik (orbit dimana matahari kelihatan bergerak), panjangya tahun tropis (the length of the tropic year), lamanya suatu musim, dan tepatnya orbi matahari serta orbit utama plenet tersebut.
Ia dengan tegas tidak menyetujui dogma ptolomaus tentang sifat immobilitas apogee tata surya (ptolomaic dogma of the immobility of the solar apogee) dengan menunjukan bahwa yang demikian merupakan subjek bagi perubahan siang-malam yangterjadi lebih awal pada tiap tahun berturut-turut (subjec to the equanoxes) dan bahwa dengan berpegang pada persamaan waktu merupakan subjek bagi variasi sekuler yang lambat. Kebalikan dari Ptolomeus, al-Battani membuktikan adanya variasi diameter angular yang tampak darii matahari serta kemungkina terjadinya gerhana-gerhana yang berbentuk seperti cincin. Al-Battani juga meralat kesalah beberapa orbit bulan dan planet-planet lain. Disamping itu, ia juga mengemukakan suatu teori baru serta mengoreksi dan membetulkan nilai presesi ekinok yang didapatkan ptolomeus. Ia mencatat presesi 54,5” untuk satu tahun, dan inklinasi ekliptika 23035”. Jadi poros bumi berputar dalam suatu lingkaran berpusat pada kutub ekliptika, dengan jari-jari 23035”, sedangkan periode yang diperlukan adalah 54,5” busur tiap malam
  1. Abu al-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni.(973-1048 M)
Al-biruni bersama Ibnu Hubal, al-Maqrizi, Istkhri, al-Idrisi, dan Abu al-Fida telah berhasil mengembangkan segi matematika dan geografi. Al-birunilah yang memperkenalkan pengukuran-pengukkuran geodetik serta serta menentukan dengan teliti dan cermat koordinat-koordinat dari banyak tempat. Dia juga berjasa menentukan arah kiblat dengan bantuan astronomi dan matematika. Dalam kitab al-Atsar al-Bakiyya al-Qurun al-Khaliyah,salah satu buku karangannya, Albiruni membahas sejarah India yang telah ia tulis dalam pengembaraannya keseluruh pelosok negeri India dalam rangka mencari ilmu.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook