Friday, June 20, 2014

PERUBAHAN KURIKULUM BARU. (M.RAKIB LPMP RIAU)



PARADIGMA PERUBAHAN
KURIKULUM BARU. (M.RAKIB LPMP RIAU)
PARADIGMA DALAM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

       Bagaimana paradigma kurikulum baru?. Paradigma adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi sumber hukum, metode, dan penerapan ilmu yang menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma kemudian berkembang menjadi sebuah sumber nilai, kerangka berpikir, orientasi dasar, dan sumber asas.  Singkatnya, paradigma adalah sesuatu yang dapat dibuktikan oleh panca ibdra manusia
PARADIGMA



Ilmu adalah pengertahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut. Ilmu biasanya mempelajari tentang aspek kehidupan manusia, hubungan namusia dan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan Humaniora adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari apa yang diciptakan manusia dan dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan alam. Yang dimaksud dengan pertentangan disini adalah apabila kita mempelajari asal-usul manusia, kita akan mengatakan manusia itu berasal dari Tuhan atau manusia itu ciptaan dari Tuhan saat kita meninjau dari Humaniora, dan kita akan mengatakan manusia itu berasal dari revolusi kera saat kira meninjau dari ilmu pengetahuan alam. Pada dasarnya saat kita mempelajari sesuatu dengan humaniora tidak ada yang mampu menyangkal, karena humaniora dapat mempertanggungjawabkan hasil dari sebuah pernyataannya.Hubungan antara paradigma dan humaniora adalah paradigma merupakan dasar dari humaniora agar tidak melenceng..
Humaniora dapat membagi manusia menjadi beberapa tahap, yaitu homo animal, homo erektus, homo safien, homo faber, homo luden, human, human being. Humaniora berfungsi meminimalis probabilitas negatif.
Paradigma dan ilmu sosial saling berkaitan, ilmu sosial adalah sebuah kaidah yang mendasari setiap disoplin ilmu. Ilmu selalu bersifat empiris. Dan untuk membuktikan kebenaran sebuah ilmu tersebut dibutuhkan sebuah paradigma sebagai acuan dasar kebenarannya. Ilmu sosial dan humaniora pun juga mempunyai hubungan, yaitu keduanya sebagai kaidah dasar cara bernalar.
ILMUWAN DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
            Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Asalkan sesuatu itu memenuhi syarat-syarat dan ketentuan orang-orang yang ada di wilayah tersebut, sesuatu itu langsung bisa diterima sebagai kumpulan ilmu pengetahuan. Penciptaan suatu ilmu bersifat individu, sedangkan komunikasi dan penggunaan ilmu bersifat sosial. Seorang yang menciptakan sebuah ilmu disebut ilmuwan. Seorang ilmuwan berperan penting dalam kelangsungan kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian, ilmuwan mempunyai tanggungjawab penting dalam dirinya karena setiap makhluk hidup tidak dapat lepas dari sebuah tanggungjawab. Tanggungjawab seorang ilmuwan lebih besar dari pada orang-oramg awam lainnya,karena seorang ilmuwan mempunyai ilmu yang cukup diatas orang awam lainnya. Tanggungjawab seorang ilmuwan ini tidak hanya mampu menelaah ilmu tetapi juga harus ikut bertanggungjawab atas kelangsungan sebuah ilmu tersebut digunakan, sehingga ilmu tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupannya.
1.      Pengertian ilmu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerapkankan gejala-gejala tertentu dibidang  pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya. Menurut Mohammad Hatta  ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan lam suatu hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya maupun menurut hubungannya. Dapat disimpulkan ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan metode-metode tertentu
2.      Pengertian ilmuwan
Ilmuan bermakna ahli atau pakar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ilmuwan bermakna orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu, atau orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.  Dari beberapa pendapat ilmuwan  merupakan orang yang melakukan kegiatan atau aktivitas dalam kaitannya bidang keilmuwan. Istilah ilmuan dipakai untuk menyebut aktivitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada di pundaknya.
Sikap sosial seorang ilmuwan adalah konsisten dengan proses penelaahan keilmuan yang dilakukan. Apabila dalam suatu masyarakat terdapat suatu masalah, seorang ilmuwanlah yang mempunyai peran imperatif karena seperti dikatakan diatas, dia mempunyai latar ilmu yang cukup untuk menempatkan masalah tersebut dalam proporsi yang sebenarnya. Namun dalam bidang lain, seorang ilmuwan juga akan dihadapkan dengan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat umum dan kehidupan yang akan datang. Tanggungjawab sosial seorang ilmuwan juga termasuk bagaimana menyelesaikan masalah dalam sebuah masyarakat.
3.      Ciri Ilmuawan
Seorang ilmuawan tampaknya tidak cukup  hanya memiliki daya kritis tinggi, kejujuran, jiwa terbuka, dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu harus pilihan juga sekaligus junjungan utama.
4.      Syarat-Syarat yang harus Dipatuhi Seorang Ilmuwan
Seorang ilmuwan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya:
a.       Prosedur ilmiah
b.      Metode ilmiah
c.       Adanya suatu gelar yang berdasarkan pendidikan formalnya yang ditempuh
Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya.
5.      Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Dalam Bahasa inggris, responsibiliti; dari latin responsum (jawaban konsep tanggung jawab), berdasarkan ide-ide sebagai berikut:
a.       Kewajiban.
Terdapat tindakan-tindakan yang harus dan dapat dijalankan oleh makhluk hrasional.
b.      Liabilitas atau impulabilitas ( kemungkinan untuk digugat).
Kelalaian seseorang terhadap tindakan ini dapat dikenakan hukuman.
c.       Ketaatan seseorang terhadap tindakan-tindakan ini berkaitan dengan ganjaran (penghargaan, pujian).
Aturan Dari ketiga ide di atas didasarkan pada pandangan bahwa.
  • Motif-motif manusia merupakan  sebab perilaku;
  • Motif-motif itu dapat dikondisikan (dikontrol, dipengaruhi, dan disesuaikan) oleh hal-hal seperti: ganjaran dan hukuman.
  • Motif- motif ini harus dan layak dikondisikan.
Masalah yang kadang terjadi dalam kehidupan dewasa ini adalah demonstrasi yang dimana masyarakat mengekspresikan pendapatnya di depan umum, namun terkadang menimbulkan kerusuhan, atau remaja yang melakukan penyimpangan sosial dengan melakukan kenakalan-kenakalan remaja. Seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan sosial yang berkembang berdasarkan permasalahan sosial yang sering terjadi dimasyarakat. Seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat umum yang mana dimasyarakat tersebut sering terjadi permasalahan sosial sehingga ilmuwan tersebut dapat merumuskan jalan keluar yang akan dilakukan.
Namun, bagaimana seorang ilmuwan harus bersikap ketika menghadapi sebuah pemikiran yang telah keliru dalam masyarakat? Seorang ilmuwan tidak akan menolak maupun menerima suatu pemikiran begitu saja sebelum dia meneliti dan mencermati pemikiran tersebut sebelumnya. Dan disinilah yang sangat membedakan orang awam dengan seorang ilmuwan. Dia akan berbicara kepada masyarakat saat dia mengetahui sebuah pemikiran yang salah tersebut. Dia akan menjelaskan dimana kesalah pemikiran tersebut, menjelaskan konsekuensi apa yang akan diterima jika menggunakan pemikiran tersebut, dan akan menjelaskan pula pemikiran apa yang benar.
6.      Hubungan Ilmu dengan Ilmuwan
Ilmu dan ilmuwan merupakan satu kesatuan atau sebab akibat, yaitu ilmuwan mencari, menemukan, menerapkan pengetahuannya yang terbentuk dalam sebuah teori atau ilmu. Ilmuwan dan tanggung jawab sosial pemikiran tersebut, menjelaskan konsekuensi apa yang akan diterima jika mengguanakan pikiran tersebut, dan akan menjelaskan pula pemikiran apa yang benar. Ilmuwan bertanggung jawab dalam hal memberikan ramalan-ramalan berdasarkan pengetahuannya mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang menggejala maupun yang tersimpan dalam kehidupan masyarakat. Ilmuwan dalam rangka itu bukan saja mengendalikan pengetahuan dan daya isinya, namun juga integritas kepribadiannya dalam suatu kehidupan sosial yang luas dan mendalam.
Logika, Etika, dan Estetika
1. Pengertian Logika, Etika, dan Estetika
1.1 Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu,maka logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Logika adalah ilmu pengetahuan mengenai penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetauan ini menguraikan tentang aturan – aturan serta cara – cara untuk mencapai kesimpulan.
Berdasarkan proses penalaran dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika dibedakan atas logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Kesimpulan hanya bersifat probabilitas berdasarkan atas pernyataan – pernyataan yang telah diajukan. Bagi logika deduktif ada perangkat aturan yang dapat diterapkan ampir – ampir secara otomatis, sedangkan bagi logika induktif tidak ada  aturan – aturan yang demikian itu kecuali hukum – hukum probabilitas. Sejarah Perkembangan Logika :
  • Logika pertama-tama disusun oleh Aristoteles (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan. Logika sebagai ilmu baru pada waktu itu, disebut dengan nama “analitika” dan “dialektika”. Kumpulan karya tulis Aristoteles mengenai logika diberi nama Organon, terdiri atas enam bagian.
  • Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika ialah penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat asasi dari setiap kesimpulan. Kemudian, Porphyrius (233-306 M), seorang ahli pikir di Iskandariah menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran logika. Bagian baru ini disebut Eisagoge, yakni sebagai pengantar Categorie. Dalam bagian baru ini dibahas lingkungan-lingkungan zat dan lingkungan-lingkungan sifat di dalam alam, yang biasa disebut dengan klasifikasi. Dengan demikian, logika menjadi tujuh bagian.
  • Tokoh logika pada zaman Islam adalah Al-Farabi (873-950 M) yang terkenal mahir dalam bahasa Grik Tua, menyalin seluruh karya tulis Aristoteles dalam berbagai bidang ilmu dan karya tulis ahli-ahli pikir Grik lainnya. Al-Farabi menyalin dan memberi komentar atas tujuh bagian logika dan menambahkan satu bagian baru sehingga menjadi delapan bagian.
  • Petrus Hispanus (meninggal 1277 M) menyusun pelajaran logika berbentuk sajak, seperti All-Akhdari dalam dunia Islam, dan bukunya itu menjadi buku dasar bagi pelajaran logika sampai abad ke-17. Petrus Hispanus inilah yang mula-mula mempergunakan berbagai nama untuk sistem penyimpulan yang sah dalam perkaitan bentuk silogisme kategorik dalam sebuah sajak. Dan kumpulan sajak Petrus Hispanus mengenai logika ini bernama Summulae.
  • Francis Bacon (1561-1626 M) melancarkan serangan sengketa terhadap logika dan menganjurkan penggunaan sistem induksi secara lebih luas. Serangan Bacon terhadap logika ini memperoleh sambutan hangat dari berbagai kalangan di Barat, kemudian perhatian lebih ditujukan kepada penggunaan sistem induksi.
  • Pembaruan logika di Barat berikutnya disusul oleh lain-lain penulis di antaranya adalah Gottfried Wilhem von Leibniz. Ia menganjurkan penggantian pernyataan-pernyataan dengan simbol-simbol agar lebih umum sifatnya dan lebih mudah melakukan analisis. Demikian juga Leonard Euler, seorang ahli matematika dan logika Swiss melakukan pembahasan tentang term-term dengan menggunakan lingkaran-lingkaran untuk melukiskan hubungan antarterm yang terkenal dengan sebutan circle-Euler.
  • John Stuart Mill pada tahun 1843 mempertemukan sistem induksi dengan sistem deduksi. Setiap pangkal-pikir besar di dalam deduksi memerlukan induksi dan sebaliknya induksi memerlukan deduksi bagi penyusunan pikiran mengenai hasil-hasil eksperimen dan penyelidikan. Jadi, kedua-duanya bukan merupakan bagian-bagian yang saling terpisah, tetapi sebetulnya saling membantu. Mill sendiri merumuskan metode-metode bagi sistem induksi, terkenal dengan sebutan Four Methods.
  • Logika Formal sesudah masa Mill lahirlah sekian banyak buku-buku baru dan ulasan-ulasan baru tentang logika. Dan sejak pertengahan abad ke-19 mulai lahir satu cabang baru yang disebut dengan Logika-Simbolik. Pelopor logika simbolik pada dasarnya sudah dimulai oleh Leibniz.
  • Logika simbolik pertama dikembangkan oleh George Boole dan Augustus de Morgan. Boole secara sistematik dengan memakai simbol-simbol yang cukup luas dan metode analisis menurut matematika, dan Augustus De Morgan (1806-1871) merupakan seorang ahli matematika Inggris memberikan sumbangan besar kepada logika simbolik dengan pemikirannya tentang relasi dan negasi.
  • Tokoh logika simbolik yang lain ialah John Venn (1834-1923), ia berusaha menyempurnakan analisis logik dari Boole dengan merancang diagram lingkaran-lingkaran yang kini terkenal sebagai diagram Venn (Venn’s diagram) untuk menggambarkan hubungan-hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari silogisme. Untuk melukiskan hubungan merangkum atau menyisihkan di antara subjek dan predikat yang masing-masing dianggap sebagai himpunan.Perkembangan logika simbolik mencapai puncaknya pada awal abad ke-20 dengan terbitnya 3 jilid karya tulis dua filsuf besar dari Inggris Alfred North Whitehead dan Bertrand Arthur William Russell berjudul Principia Mathematica (1910-1913) dengan jumlah 1992 halaman. Karya tulis Russell-Whitehead Principia Mathematica memberikan dorongan yang besar bagi pertumbuhan logika simbolik.
  • Di Indonesia pada mulanya logika tidak pernah menjadi mata pelajaran pada perguruan-perguruan umum. Pelajaran logika cuma dijumpai pada pesantren-pesantren Islam dan perguruan-perguruan Islam dengan mempergunakan buku-buku berbahasa Arab. Pada masa sekarang ini logika di Indonesia sudah mulai berkembang sesuai perkembangan logika pada umumnya yang mendasarkan pada perkembangan teori himpunan.
1.2  Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Etika marupakan cabang aksiologi yang pada intinya membicarakan predikat – predikat nilai benar dan salah. Sebagai pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat – sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
- Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika lebih bersangkutan dengan pembicaraan mengenai prinsip – prinsip pembenaran dibandingkan dengan pembicaraan yang bersangkutan dengan keputusan – keputusan yang sungguh – sungguh telah diambil. Etika tidak memberikan pedoman – pedoman terperinci atau ketentuan – ketentuan yang tegas serta tetap mengenai bagaimana caranya idup secara bijak.
Istilah etika dipakai dalam dua macam arti. Arti pertama dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan – perbuatan manusia. Arti kedua merupakan predikat yang dipakai untuk membedakan hal – hal, perbuatan – perbuatan, atau manusia – manusia tertentu dengan hal – hal, perbuatan – perbuatan, atau manusia – manusia yang lain.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan.
1.3 Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Hakikat keindahan dinamakan estetika. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, meskipun demikian, estetika mempersoalkan pula teori – teori mengenai seni, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.  sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
2.  Peran Logika,Etika, dan Estetika dalam Ilmu
2.1 Peran Logika dalam Ilmu
Untuk menemukan suatu kebenaran kita menggunakan logika yang pada dasarnya terdiri dari angkah- langkah sebagai berikut.
1.    Perumusan masalah : yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas- batasnya, serta dapat diidentifikasikan faktor- faktor yang terkait di dalamnya.
2.    Penyusunan kerangka berfikir dalam mengajukan hipotesis : yang merupakan agumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis- premis ilmiah yang telah teruji kebenaannya dengan memperhatikan faktor- faktor empiris yang relefan dengan permasalahannya.
3.    Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan.
4.    Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta- fakta yang relefan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta- fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.    Penarikan kesimpulan yang merupakan penelitian apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima.Hipotesis yang diterima dianggar menjadi pengetahuan karena telah memenuhi persyaratan keilmuan yakni telah teruji kebenarannya.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah diuji secara empiris dengan tahapan- tahapan yang menggunakan logika. Ilmu tidak bertujuan untuk mencari kebenaran absolute melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap perkembangan tertentu.
2.2  Peran Etika dalam Ilmu
1.    Dari sudut multikulturalisme, pertanyaan tentang makna perilaku orang lain merupakan salah satu pertanyaan pertama yang harus disampaikan sebagaiman yang telah kita ketahui, ciri utama kepekaan multikultural adalah kesadaran bahwa orang lain melakukan sesuatu yang berbeda ari cara kita sendiri dan cara- cara kelompok kita dalam melakukan segala sesuatu. Anda tidak dapat mengasumsikan bahwa apa yang anda maksud dengan tutur atau isyarat atau praktik itu tidaklah sama dengan yang dimaksudkan orang lain. Akibatnya kaidah utama multikulturalisme adalah sesuatu dihadapkan pada perilaku orang lain. Janganlah memberikan pra anggapan bahwa perilaku itu memiliki maksut yang sama seperti saat anda memperlihatkan perilaku tersebut, hendaknya selalu menanyakan apa maksut perilaku itu/? Dengan pra anggapan bahwa makna ini kemungkinan berbeda dari apa yang tampak sekilas.
2.    Tindakan manusia merupakan gambaran sipa dirinya karena adanya makna yang diungkapkannya.
3.    Benarkah bahwa makin cerdas, maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang memilki penalaran tinggi lalu makin berbudi? Sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki ataukah malah sebaliknya, makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Manusia sangat berhutang pada ilmu dan teknogi.
4.    Menurut faham yunani bentuk tertinggi dari ilmu adalah kebijaksanaan. Bersama itu terlihat sikap etika. Di zaman yunani itu etika dan politik saling berjalan erat. Kebiksanaan politik mengajarkan bagaimana manusia harus mengalahkan Negara. Sebaliknya, ilmu tidak mengubah apa- apa. Nilai dari ilmu terletak pada penerapannya.
2.3 Peran Estetika dalam Ilmu
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman- pengalaman kita yang berhubunagn dengan seni. Hasil- hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip- prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dan sebagainya.
Adapun yang mendasari filsafat pendidikan dan estetika pendidikan adalah lebih menitikberatkan kepada “Predikat” keindahan yang diberikan pada hasil seni dalam dunia pendidikan sebagai mana diungkapkan oleh Rundall dan Buchler mengemukakan ada tiga interpretasi tentang hakikat seni :
1.    Seni sebagai penembusan terhadap realitas, selain pengalaman
2.    Seni sebagai alat kesenangan
3.    Seni sebagai ekspresi yang sebenarnya tentang pengalaman
Namun lebih jauh dari itu untuk dunia pendidikan hendaklah nilai estetika menjadi patokan penting dalam proses pengembangan pendidikan yakni dengan menggunakan pendekatan estesis-moral, dimana setiap persoalan pendidikan coba dilihat dari perspektif yang mengikut sertakan kepentingan masing-masing pihak baik itu siswa, guru, pemerintah, pendidik serta masyarat luas. Ini berarti pendidikan diorientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang kreatif, berseni.
3. Yang Mempengaruhi Logika, Etika, dan  Estetika dalam Ilmu
3.1 Logika
Seperti diketahui penalaran merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan, yang harus dipertanggungjawabkan, maka penarikan kesimpulan yang valit harus didapat dengan cara tertentu, Dalam berfikir kita memerlukan sebuah penalaran itu yang sejalan dengan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Hal demikianlah kata logika itu ada. Dalam usaha untuk memasarkan fikiran-fikirannya serta pendapat-pendapatnya. Filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menenjukkan kesesatan penalarannya. Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Dengan adanya sebuah pemikiran hingga menghasilkan suatu penarikan kesimpulan yang disebut dengan logika tersebut, harus mempunyai kefaliditasan sebuah argumen yang ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti-bukti yang diberikan ( premis ). Di dalam mengahasilkan suatu kesimpulan terdapat dua cara yakni : penelaran diduktif dan penalaran induktif
  • Penalaran Deduktif merupakan penalaran yang membangun atau mengefaluasi argument deduktif. Argument deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik/ merupakan konsekwensi logis dari premis-premisnya. Argument dinyatakan falid atau tidak falid, bukan benar atau salah. Dinyatakan falid, jika kesimpulannya merupakan konsekwensi logis dari premisnya.
Contoh : 1. Setiap mamalia mempunyai sebuah jantung
2. Semua kuda adalah mamalia
3. Setiap kuda mempunyai sebuah jantung ( kesimpulan).
  • Penalaran induktif merupakan penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum
Contoh : 1. Kuda sumba mempunyai sebuah jantung
2. Kuda Autralia mempunyai sebuah jantung
3. Kuda Amerika mempunyai sebuah jantung
4. Kuda Inggris mempunyai sebuah jantung
5. Setiap kuda memiliki sebuah jantung
Berikut yang mem bedakan penalaran deduktif dan induktif
Deduktif
Induktif
  • Jika semua benar, maka kesimpulan pasti benar
  • Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekarang-sekarangnya secara implisit dalam premis
  • Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tidak pasti.
  • Kesimpulan memuat informasi yang tidak ada bahkan secara implicit, dalam premis.

Sebuah logika dipengaruhi dari kenyataan- kenyataan umum yang ada dalam kehidupan kita. Pengetahuan yang dikumpulkan manusia bukanlah merupakan koleksi dari berbagai fakta melainkan esensi dan fakta- fakta tersebut. Demikian juga dalam pernyataan mengenai fakta- fakta yang dipaparkan, pengetahuan tidak bermaksud membuat reproduksi dari objek tertentu, melainkan menekankan kepada struktur dasar yang menyangga ujud fakta tersebut.
3.2  Etika
Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan juga mengenai hak dan kewajiban moral. Etika berlaku dalam kehidupan bermasyarakat ada sudah turun- temurun seperti sudah ada suatu ketetapan menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Penetapan dalam etika dipengaruhi oleh kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Di mana kebiasaan itu merupakan suatu peristiwa fakta yang sering terjadi dansecara tidak langsung menjadi suatu etika.
3.3  Estetika
Estetika mempunyai suatu pengertian keindahan yang mana setiap orang berbeda    menyikapinya. Cabang ilmu filsafat ini sangatlah dekat dengan filosofi ini. Estetika ini bisa diwujudkan berupa suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi   penilaian terhadap keindahan itu sendiri. Jadi yang mempengaruhi estetika bergantung pada individu masing- masing.
4        Hubungan Logika, Etika dan Estetika dalam  Ilmu
Sebelum kita mengetahui dan mempelajari lebih jauh antara hubungan Logika, Etika dan Estetika dengan ilmu terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian ketiga unsur tersebut , dan beberapa pengertiannya adalah sebagai berikut.
  • Logika :
Penalaran merupakan suatu proses  berpikir yang membuahkan pengetahuan.  Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu.  Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap shahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan tersebut dinamakan logika, dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara shahih.
Oleh karena itu cukup jelas bahwa logika merupakan pengetahuan tentang kaidah berpikir dengan jalan pikiran yang masuk akal , dan logika merupakan suatu penalaran dimana setelah itu akan muncul suatu metafisis  “benar atau salah.”
  • Etika    :
Adalah perilaku terhadap kesantunan atau  tata krama yang terikat oleh hukum sosial. Sesuatu yang dianggap baik atau buruk didalam etika sangat bergantung pada budaya masing-masing individu atau bisa dikatakan bahwa etika selalu bersikap normatif (sesuai dengan norma yang berlaku). Etika juga menjelaskan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
  • Estetika           :
Cabang dari filsafat yang membahas dan menelaah tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya dalam  kata lain yang indah atau yang jelek. Estetika berhubungan erat dengan proses timbal balik antara subyek dan obyek untuk memperoleh kesenangan. Estetika (keindahan) merupakan proses diakteki yang serasi antara beberapa unsur, yaitu diri kita, manusia lain, lingkungan dan alam. Untuk dapat memperoleh estetika yang dianggap benar ketiga unsur tersebut tidak dapat dilupakan.
Dari ketiga definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa logika, etika, dan estetika saling berhubungan erat dalam pembentukan ide yang dituangkan dan dikelola berdasarkan logika . Dalam mempelajari ilmu-ilmu untuk mendapatkan kejelasan dan tidak ada keraguan landasan, logika harus diterapkan untuk dijadikan sebagai pedoman. Jika memang ilmu itu benar maka benar dan  jika salah maka kita gunakan ilmu yang benar. Sehingga dalam prosesnya kita dapat memahami dan menerapkannya dengan baik. Yang kedua etika dlam proses mempelajari ilmu unsur etika sangat mendukung  sebab etika berhubungan langsung dengan norma dan budaya . Dalam mempelajari ilmu kita harus memperhatikan perilaku kita dan jangan sampai ilmu yang kita miliki merugikan dan bahkan merusak norma dan kebudayaan yang kita miliki. Jika hal tersebut terjadi maka sanksi sosial lah yang akan kita terima. Dan yang terakhir adalah nilai estetika (keindahan). Ilmu akan lebih bermanfaat , jika bisa disebut ilmu itu indah, maksudnya ilmu dapat diterima dari beberapa unsur keindahan diri kita sendiri, manusia lain, dan alam serta lingkungan.
Mengenal Fikih Nawazil

Fiqih nawazil, kasus-kasus baru
Di dalam Islam, terus diburu
Pasti anda, akan terharu
Betapa indah, iman dan ilmu

Analisis Mr.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau Indonesia,2014
Mengenal Fikih Nawazil*
Fikih nawazil terangkai dari dua kata yang memillki makna berbeda yaitu fiqh dan nawazil. Sebelum kita mengetahui makna fiqh nawazil setelah dirangkai menjadi satu dan menjadi sebuah nama, maka terlebih dahulu kita sebaiknya mengetahui makna dua kata tersebut.
Fikih, secara bahasa berarti memahami, sedangkan menurut istilah artinya memahami hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan amal perbuatan berdasarkan dalil-dalil rinci dari al-Qur’an dan hadits.
Nawaazil adalah bentuk plural dari kata naazilah yang memiliki makna asal “yang turun atau yang mampir.” Namun kata ini sudah menjadi sebuah nama bagi bencana yang menimpa. Dari sini kemudian kita kenal qunut naazilah.
Kemudian kata ini terkenal penggunaannya di kalangan Ulama ahli fiqh untuk menggambarkan suatu permasalahan baru yang terjadi di tengah umat dan menuntut adanya ijtihad dan penjabaran hukum,
Makna ini terfahami dari perkataan beberapa Ulama, misalnya, perkataan Ibnu Abdil Bar dalam kitab Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa fadhlihi:
Perkataan Ibnu Abdil BarrSebuah bab tentang berijtihad dengan akal berdasarkan kaidah-kaldah pokok saat tidak ada (keterangan) dari nash-nash (al-Qur’an dan Sunnah) ketika nazilah (permasalahan baru yang menuntut ijtihad dan penjabaran hukum-pent) terjadi.
Juga perkataan Imam Nawawi rahimahullah saat menjelaskan salah satu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Qoul Imam Nawawi-Syarah Shahih Muslim… dalam hadits ini terdapat (pelajaran) tentang kebolehan para pemimpin melakukan ijtihad pada masalah-masalah baru dan mengembalikan permasalahan ini kepada kaidah-kaidah pokok.
Juga Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan : “Ini sebuah fasal yang menjelaskan bahwa para Sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan ijtihdd pada nawazil (kasus-kasus baru yang sedang terjadi)[1].
Makna inilah yang diinginkan dalam kalimat fiqih nawazil.
Jadi fiqh nawazil adalah
Makna Fiqh Nawazilmemahami hukum-hukum syari’at terkait dengan kejadian-kejadian baru yang mendesak.
Kesimpulan dari pengertian di atas adalah bahwa sebuah permasalahan dapat dikategorikan nawazil apabila :
a. Sudah terjadi. Ini berarti permasalahan yang belum terjadi tidak bisa dikategorikan nawazil. Namun permasalahan yang ditengarai besar kemungkinan akan terjadi, sebaiknya dibahas dan diperhatikan.
b.         Baru, maksudnya permasalahan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa yang merupakan pengulangan dari peristiwa yang sudah terjadi sebelumnya tidak bias dimasukkan nawazil.
c. Syiddah, maksudnya permasalahan ini menuntut segera ditetapkan hukum syari’at. Kasus-kasus baru tidak dikategorikan nawazil jika tidak menuntut dan memerlukan hukum syari’at.Misalnya   kasus-kasus baru, yang hanya memerlukan analisa tenaga medis, seperti keberadaan penyakit baru. Juga terkait dengan kekacauan ekonomi dan suhu politik suatu negara. Kedua contoh ini tidak bisa  dikategorikan nawazil. Juga, kejadian-kejadian baru yang tidak terjadi di tengah masyarakat Muslim. Ini juga tidak bias dikategorikan nawazil, kecuali jika dikhawatirkan akan terjadi di tengah masyarakat Muslim.
Sumber: majalah as-Sunnah, edisi 02 thn. XIII/ Jumadil Ula 1430 H/2009 M, hal. 20

* Diangkat oleh Ahmad Nusadi dari kitab Fikih Nawazil 1/18-25 karya Muhammad Husain al-Jizaani.
[1] Syarah Shahih Muslim 1/213. Perkataan ini disebutkan saat menjelaskan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

KOLEKSI PANTUN
PENDIDIKAN MELAYU
Mr.Rakib Ciptakarya LPMP Riau. 2014
   Bunga melur,  dalam jambangan,
   Di tepi kolam, lebar bunganya.
   Kucipta pantun,  buat renungan,
   Sumbangkan pengalaman, alahkadarnya.

Mekar sejambak,  bunga gubahan,
Jatuh sekuntum,  terinjak kaki,
Jangan melawan, takdir Tuhan,
Bekerja keras, mencari rezeki..
             Cerana kesumba,  indah melati,
             Cantik tersemat,  harum berminyak,
             Ilmu ditimba,  sepenuh hati,
             Hadapi penipuan, yang makin banyak.
Harum sungguh,  bunga kemboja,
Bunga karangan , cantik tersemat,
Janganlah membaca, sepintas saja,
Pantun ini, mengandung   hikmat.
                Tenun berseri,  pandang tak jemu,
                Seakan luruh ke dalam raga,
                Pantun berisi,  lautan ilmu,
                Dasarnya penuh mutiara berharga.
Daun nipah,  kajangnya rapat,
Hidangan tetamu,  di Kuala Maran,
Pantun menyimpan,  berjuta maklumat,
Fakta, ilmu, juga  hiburan.
        Anak muda,  pulang ke desa,
        Ibu dan ayah,  lama menanti,
        Pantun tidak, membuang waktu
        Isinya menjadi, teman sejati.
Pohon pedada,  di dalam taman,
Jadi idaman , si anak rusa,
Jangan khianat, kepada teman,
Anda akn menyesal,  sepanjang masa.
    


            
                 Kalau naik, sepeda motor,
                 Jangan lewati, pinggiran tebat.
                 Nasehatkanlah, teman  sekantor,  
                 Selingkuh itu, zina yang berat,
   
Cantik sungguh si bunga kejora,
Buat hiasan di hari raya,
Marilah sahut seruan negara,
Bangsa membaca bangsa berjaya.
BAHASA JIWA BANGSA

Ikat jerami muat ke kandar,
Selepas makan mandi di telaga;
Ucap difahami wasangka terhindar,
Bahasa kebangsaan penyatu warga.
Batang halban dibawa ke huma,
Hendak dirikan sebuah taman;
Bahasa kebangsaan milik bersama,
Kita ungkapkan sepanjang zaman.
Terbang tempua ke semak berduri,
Singgah sekali di pohon rumbia;
Bahasa kita lambang jati diri,
Tidak rugi berbahasa Malaysia.
Berbanjar cemara di tanah rata,
Tempat teduhan sekumpulan murai;
Segar dan mesra bahasa kita,
Anugerah warisan usah terburai.
BAHASA JIWA BANGSA (2)
Riuh nelayan memunggah pelata,
Beli seraga dibawa pulang;
Bahasa kebangsaan jiwa kita,
Jati diri warga gampak cemerlang.
Busut di hutan sarang kelekatu,
Angsana tumbang terkejut tempua;
Berbahasa kebangsaan saban waktu,
Makin berkembang ke serata benua.
Dari Benta ke Kota Gelanggi,
Singgah di Jengka membeli toman;
Bahasa kita martabatnya tinggi,
Lingua franca zaman-berzaman.
Sepohon celagi lanjut usia,
Tempat istirahat ayam jantan;
Tidak rugi berbahasa Malaysia,
Warga erat sejahtera watan.
lampiran pantun 2,4,6,8 keratPantun Melayu Tradisional
PANTUN BUDI

Tegak rumah kerana sendi,
Runtuh sendi rumah binasa;
Tegak bangsa kerana budi,
Runtuh budi hilanglah bangsa.
Bunga melati bunga di darat,
Bunga seroja di tepi kali;
Hina besi kerana karat,
Hina manusia tidak berbudi.
Limau manis dimakan manis,
Manis sekali rasa isinya;
Dilihat manis dipandang manis,
Manis sekali hati budinya.
Di sana padi di sini padi,
Baru bernama sawah dan bendang;
Di sana budi di sini budi,
Baru sempurna bernama orang.
Awal pertama orang berbangsa,
Kedua banyak ribu dan laksa;
Ketiga majlis bermanis muka,
Keempat banyak berbudi bahasa.
PANTUN NASIHAT
nasihat
Orang Jawa mencari benang,
Mencari benang di atas bukit;
Orang jauh jangan dikenang,
Lama-lama jadi penyakit.
Orang berkain corak berbelang,
Mengayuh rakit mencari duku,
Jangan bermain kekasih orang,
Nyawa tersangkut di hujung kuku.
Patah jarum dalam peti,
Buat menjahit kain bertimbun;
Nasihat sepatah kurang dimengerti,
Rupanya penawar beribu tahun.
Padi muda jangan dilurut,
Kalau dilurut patah batangnya;
Hati muda jangan diturut,
Kalau diturut susah datangnya.
Bawa mari ke kedai Cina,
Kerana itu buah dagangan;
Hidup kita biar sempurna,
Kerana dunia ini adalah tumpangan.
Beras kisar mudik ke hulu,
Tanak pulut santan durian;
Tak ada orang menyesal dahulu,
Banyak orang menyesal kemudian.
Bukan tidak saya katakan,
Merbuk biasa makan di papan;
Bukan tidak saya katakan,
Buah mabuk jangan dimakan.
Bukit Jertih berhutan buluh,
Tempat raja pergi memburu;
Minta selisih malaikat empat puluh,
Janganlah saya diberi malu.
Orang hulu memalu nobat,
Nobat dipalu kayu berangan;
Fikir dahulu sebelum buat,
Kalau dibuat menyesal jangan.
Angin teluk menyisir pantai,
Hanyut rumpai di bawah titi;
Biarlah buruk kain dipakai,
Asal pandai mengambil hati.
Buah pelaga makan dikikir,
Dibawa orang dari hulu;
Sebarang kerja hendak difikir,
Supaya jangan mendapat malu.
Hendak belayar ke Teluk Betong,
Sambil mencuba labuhkan pukat;
Bulat air kerana pembetung,
Bulat manusia kerana muafakat.
Pakai baju warna biru,
Pergi ke sekolah pukul satu;
Murid sentiasa hormatkan guru ,
Kerana guru pembekal ilmu.
Jangan pergi mandi di lombong,
Emak dan kakak sedang mencuci;
Jangan suka bercakap bohong,
Semua kawan akan membenci.
Jikalau tuan mengangkat peti ,
Tolong masukkan segala barang;
Jikalau anak-anak bersatu hati .
Kerja yang susah menjadi senang .
Asam kandis mari dihiris ,
Manis sekali rasa isinya ;
Dilihat manis dipandang manis ,
Lebih manis hati budinya .
Selasih tumbuh di tepi telaga ,
Selasih dimakan si anak kuda;
Kasih ibu membaa ke syurga,
Kasih saudara masa berada.
Masuk hutan pakai sepatu,
Takut kena gigitan pacat;
Kalau kita selalu bersatu,
Apa kerja mudah dibuat.
Orang haji dari Jeddah
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah
Bagai kerja menolak ombak
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Asal kapas menjadi benang
Dari benang dibuat kain
Barang yang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak orang lain
Kapal Anjiman disangka hantu
Nampak dari Kuala Acheh
Rosak iman kerana nafsu
Rosak hati kerana kasih
Tingkap papan kayu bersegi
Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan kerana budi
Tinggi darjat kerana bahasa
Bintang tujuh sinar berseri
Bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak ditaati
Mana yang dapat jangan dilupa
Parang tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru
Hari malam gelap-gelita
Pasang lilin jalan ke taman
Sopan santun budaya kita
Jadi kebanggaan zaman berzaman
Pergi berburu sampai ke sempadan
Dapat Kancil badan berjalur
Biar carik baju di badan
Asalkan hati bersih dan jujur
Dalam semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang
Baik-baik mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Orang Daik memacu kuda
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Kalau kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan
Adik ke kedai membeli halia
Emak memesan membeli laksa
Jadilah insan berhati mulia
Baik hati berbudi bahasa
Pantai Mersing kuala Johor
Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur
Tuan Mahmud bermain tombak,
Dang Kasuma menangkap tupai;
Kalau takut dilambung ombak,
Jangan berumah di tepi pantai.
Sayang Musalmah memakai tudung,
Tudung dipakai sebelah kiri;
Apa dikenang kepada untung,
Untung tak untung diri sendiri.
Ambil bertih dari hulu,
Isi mari di dalam balang;
Bersihkan laman kita dahulu,
Baru bersihkan halaman orang.
Anak tiung anak ketitir,
Anak balau terlompat-lompat;
Barang dikendong habis tercicir,
Barang dikejar haram tak dapat.
PERTANDINGAN BERBALAS PANTUN RANCANGAN PANJANG AKAL TV3
Selangor menjual :
Dihujung selat bertiup bayu,
Teratai di kolam tampak serinya;
Dikandung adat budaya Melayu,
Dicemar susila mana manisnya?
Melaka membeli :
Sinis surya di persada meriah,
Tatkala camar memainkan rebab;
Manis budaya pada maruah,
Susila yang cemar dipulihkan adap.
Melaka menjual :
Rejang menuding belukar nan kelam,
Pelepah bidara bergalang malap;
Bijak berunding luar dan dalam,
Indah bicara di mana silap?
Selangor membeli :
Buah bidara di dalam kaca,
Serai seikat di pangkal bertemu;
Salah bicara bukanlah punca,
Hanya mufakat belum ditemu.
Pantun Agama – Kanak-kanak

Anak katak terlompat-lompat,
Terlompat-lompat di tepi paya,
Janganlah kita suka mengumpat,
Kelak hilang semua pahala.
Enak rasanya ikan gelama,
Jika dimasak secukup rasa,
Solat itu tiang agama,
Perlu dijaga setiap masa.
Lemak kubis santan kelapa,
Ikan haruan dimasak cuka,
Taatlah kepada ibu dan bapa,
Jangan menjadi anak derhaka.
Pohon sena tumbuh menjulang,
Pandan semerbak tepian mempelas,
Bila Ramadhan mulai menjelang,
Puasalah dengan hati yang ikhlas.
Pak tani membeli baja,
Baja ditabur di sawah padi,
Hidup ini sementara sahaja,
Akhirat di sana kekal abadi.
PANTUN UNTUK MAJLIS RASMI

PANTUN PEMBUKA ACARA
Melati kuntum tumbuh melata,
Sayang merbah di pohon cemara;
Assalamualaikum mulanya kata,
Saya sembah pembuka bicara.
Ingin rasa memakan kari,
Kari cendawan batang keladi;
Girang rasa tidak terperi,
Bertemu tuan yang baik budi.
Mencari timba si anak dara,
Di bawah sarang burung tempua;
Salam sembah pembuka bicara,
Selamat datang untuk semua.
Sayang kumbang mencari makan,
Terbang seiring di tepi kali;
Selamat datang kami ucapkan,
Moga diiring restu Ilahi.
Ke Pekan Kuala membeli bingka,
Sayang pesanan terlupa sudah;
Majlis bermula tirai dibuka,
Dengan alunan madah yang indah.
Indah berbalam si awan petang,
Berarak di celah pepohon ara;
Pemanis kalam selamat datang,
Awal bismillah pembuka bicara.
Mega berarak indah berbalam,
Dipuput bayu ke pohon ara;
Pemanis kalam selamat malam,
Awal bismillah pembuka bicara.
PANTUN BACAAN DOA
Kalau pergi Tanjung Keramat,
Anak manis jangan diangkat;
Bersama kita memohon rahmat,
Moga majlis mendapat berkat.
Tetak buluh kajang sepuluh,
Laksana dititing kias ibarat;
Angkat tangan jemari sepuluh,
Doa di pohon biar selamat.
Garam ada kicap pun ada,
Sayang lada terlupa bagi;
Pantun ada ucapan ada,
Sayang tiada berdoa lagi.
Lebat kemiri pohonnya rendah,
Dahan terikat tali perkasa;
Sepuluh jari kami menadah,
Mohon berkat yang Maha Esa.
Tetak buluh kajang sepuluh,
Mari jolok sarang penyengat;
Angkat tangan jemari sepuluh,
Doa di pohon biar selamat.
PANTUN JEMPUT MAKAN
Lebat rumbia di Sungai Kedah,
Sayang senduduk di tepi muara;
Penganan mulia terletak sudah,
Samalah duduk menjamu selera.
Terbang sekawan si burung merbuk,
Batang selasih di Tanjung Dara;
Padamu tuan kami persembah,
Santapan kasih juadah mesra.
Kalau tuan pikat cemara,
Buatlah bara bakar selasih;
Sudilah tuan jamu selera,
Hidangan mesra pengikat kasih.
Sungguh indah bunga kemboja,
Di bawah atap tepi halaman;
Juadah sudah letak di meja,
Sudilah santap tuan budiman.
PANTUN UCAPAN ALU-ALUAN
Bukan rumput sebarang rumpun,
Rumput penghias tepi halaman;
Bukan jemput sebarang jemput,
Jemput memohon kata aluan.
Duduk sekawan gadis jelita,
Buat santapan untuk pahlawan;
Tampillah tuan kami meminta,
Madah ucapan kata aluan.
Sudilah tuan jalan berlapan,
Jalan berlapan di malam kelam;
Sudilah tuan beri ucapan,
Kata aluan pemanis kalam.
Emas tempawan buatmu puteri,
Busana indah buat rupawan;
Sudilah tuan tampilkan diri,
Bersama madah kata aluan.
PANTUN JEMPUTAN UCAPAN
Terbang di awan burung jentayu,
Di atas papan batang selisih;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama ucapan pengikat kasih.
Besar langit di tepi busut,
Besar tak muat di dalam peti;
Besar hajat kami menjemput,
Besar niat di dalam hati.
Duduk sekawan si burung unta,
Tepi keramat di waktu malam;
Pada mu tuan kami meminta,
Kata azimat penutup kalam.
Terbang di awan burung jentayu,
Kerana penat gugur ke bumi;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama amanat bekalan kami.
Pergi ke kota beli selasih,
Sayang si dara buat halwa;
Berilah kata simpulan kasih,
Sulamkan mesra satukan jiwa.
PANTUN UCAPAN PERASMIAN
Terbang di awan burung jentayu,
Di atas papan batang jerami;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama ucapan kata perasmi.
Daun semulur di pekan sari,
Batang jerami rebah ke bumi;
Madah dihulur sembah diberi,
Kata perasmi hajatnya kami.
Jangan tertawan alpa duniawi,
Hanya indah serupa mimpi;
Duhai pahlawan ksatria pertiwi,
Hulurkan madah kata perasmi.
Kalau tuan pikat kenari,
Jangan patahkan batang jerami;
Kepada tuan sembah diberi,
Mohon rasmikan majlis kami.
PANTUN AKHIR MAJLIS
Banyak keluk ke penarik,
Keluk tumbuh pohon kuini;
Nan elok bawalah balik,
Nan tak elok tinggallah di sini.
Bunga dedap di atas para,
Anak dusun pasang pelita;
Kalau tersilap tutur bicara,
Jemari disusun maaf dipinta.
Pohon berangan tempat bertemu,
Girangnya rasa si anak dara;
Baliklah tuan membawa ilmu,
Binalah bangsa bangunkan negara.
Di atas dahan burung tempua,
Melihat rusa tepi perigi;
Salam perpisahan untuk semua,
Lain masa bersua lagi.
Bunga seroja di atas para,
Jatuh ditimpa buah berangan;
Andai kata tersilap bicara,
Kemaafan jua kami pohonkan.
Dari Rokan ke Indragiri,
Membawa tinta ke Kuala Linggi;
Baliklah tuan rehatkan diri,
Esok kita bersua lagi.
Dari Kedah ke pekan sari,
Beli suasa di Kota Tinggi;
Selesai sudah tugas diberi,
Di lain masa bersua lagi.
PANTUN BUAT WARGA EMAS
Bulan purnama ke pekan Kuah,
Di tengah hari membeli ragi;
Dirimu umpama nyiur bertuah,
Padat sari harum mewangi.
Curah serbat di atas lantai,
Basah tikar lupa disidai;
Dikau ibarat karang di pantai,
Tak pernah gentar dipukul badai.
Pohon sena tepi perigi,
Tepi paya si pohon jambu;
Hadirmu laksana suria pagi,
Menyinar maya tak pernah jemu.
Anak dara ke Tanjung Batu,
Janji bertemu di Teluk Bayu;
Walau usia dimamah waktu,
Cekal hatimu tak pernah layu.
Bukan gua sebarang gua,
Gua penuh pusaka bonda;
Bukan tua sebarang tua,
Tua penuh ilmu di dada.
Pergi ke Nilai membeli jamu,
Jamu rasa dari tenggara;
Tidak ternilai jasa baktimu,
Kepada bangsa juga negara.
Tidak goyah pancang seribu,
Tika masih badai menderu;
Engkau ayah engkaulah ibu,
Menumpang kasih mengubat rindu.
Pohon beringin tepi keramat,
Dengar siulan diufuk barat;
Kalau ingin hidup selamat,
Buat bekalan untuk akhirat.
Beli keladi di Pekan Lidup,
Sayang rasa lemaknya kurang;
Taburlah budi ketika hidup,
Kelak jasa dikenang orang.
Pintal kapas menjadi benang,
Tenun benang menjadi sari;
Barang yang lepas jangan dikenang,
Kalau dikenang meracun diri.
Pohon senduduk baru di tanam,
Sayang mati di pijak pak tani;
Dari duduk baik bersenam,
Senang hati sihat jasmani.
Apa guna siparang panjang,
Kalau tidak dengan tujuan;
Apa guna berumur panjang,
Kalau tidak dengan amalan.
Timba suasa ditepi kali,
Buat menyimbah si tuan puteri;
Berputus asa jangan sekali,
Jadikan tabah pakaian diri.
Betik muda buat halwa,
Kelapa muda santan dirasa;
Biar muda di dalam jiwa,
Dari tua sebelum masa.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook