Thursday, June 26, 2014

TAYANGAN TV YANG TIDAK MENDIDIK MENGHILANGKAN RASA MALU.



TAYANGAN TV YANG TIDAK MENDIDIK
MENGHILANGKAN RASA MALU. MISALNYA
ACARA YANG DIBAWAKAN RAFI AHMAD DAN OLGA juga UYA KUYA cs

 

Analisis M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Indonesia. 2014 

Merdeka.com - Program yang belakangan tayang di stasiun televisi swasta didominasi oleh hiburan joget. Namun tak sedikit publik yang menilai, tayangan tersebut tak mendidik dan memberi pengaruh buruk terutama kepada anak, apalagi program itu disiarkan pada jam primetime.

Akibatnya, Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) dibanjiri oleh aduan dari warga yang keberatan dan menuntut tayangan yang dimaksud diberi sanksi tegas. Menanggapi aduan tersebut, KPI sebagai pihak yang berwenang atas pengawasan program televisi maka memberikan sanksi sesuai dengan peraturan.

Sanksinya, dari teguran tertulis hingga penyetopan tayangan yang bersangkutan.
Merdeka.com - Acara Yuk Keep Smile (YKS) yang ditayangkan di Trans TV setiap hari terus mengundang kontroversi. Selain goyangan-goyangan dianggap vulgar, lawakannya pun dianggap kasar dan tak mendidik.

Berbagai kritikan muncul di acara yang dipandu oleh Olga Syahputra dkk tersebut. Bahkan puluhan ribu orang kini telah menandatangani petisi agar Trans TV menghentikan program YKS.

Mendapat banyak kritikan, akhirnya Trans TV mengevaluasi tayangan YKS, seperti mengurangi goyangan-goyangan yang dianggap seronok. Namun demikian, meski sudah berbenah, tetap saja tayangan YKS mendapat banyak kritikan.

Merdeka.com mengumpulkan kontroversi-kontroversi yang muncul dalam tayangan YKS
Dampak Hilangnya Rasa Malu Dalam Diri

Jika kita mau memperhatikan kondisi dan keadaan manusia secara cermat, niscaya kita akan mendapati bahwa berbagai keburukan dan kejelekan terjadi, dikarenakan telah kehilangan rasa malu. Jika rasa malu dengan kedua jenisnya telah hilang dari seseorang maka tak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan. Bahkan bisa jadi dirinya telah berubah menjadi syetan karena telah bangga dengan perbuatan dosa.
Setiap orang mempunyai rasa malu. Akan tetapi, rasa malu itu bisa luntur dan pudar, hingga akhirnya lenyap (mati) karena berbagai sebab. Jika malu sudah mati dalam diri seseorang, berarti sudah tak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan dari dirinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perkataan pertama yang diperoleh oleh manusia dari perkataan kenabian adalah, ‘Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sesukamu.” [ HR. Abu Daud 4164 ].
Dapat dibayangkan, bila rasa malu itu telah luntur bahkan mungkin hilang dalam diri seseorang, segala perilakunya makin sulit dikendalikan. Sebab, dia akan melakukan berbagai perbuatan tak terpuji, seperti mencuri , korupsi, , menipu, mempertontonkan aurat dengan pakaian yang seksi dan mini, berzina, mabuk-mabukan, pembajakan, pelecehan seksual, dan pembunuhan. Mereka sudah dikuasai oleh nafsu serakah. Orang yang sudah dikuasai nafsu serakah dan tidak ada lagi rasa malu dalam dirinya maka perbuatannya sama dengan perilaku hewan yang tidak punya akal. Berbagai macam kemaksiatan dan kemunkaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupannya sehari-hari.
Jika rasa malu pada jaman dahulu saja sangat ditekankan oleh rasulullah sallallahu alaihi wasallam, maka zaman ini lebih butuh lagi oleh kita. Kita membutuh generasi-generasi yang masih memiliki rasa malu untuk membenahi ummat serta menuntun mereka pada jalan kebenaran.
Hilangnya rasa malu dalam diri kebanyakan orang merupakan penyebab dari kehancuran iman, karenanya apabila dibiarkan berlarut-larut tanpa disadari oleh mereka maka ujung-ujungnya berakhir pada kemurkaan Allah ‘aazza wa jalla. Marilah kita lihat diri kita. Apakah rasa malu saat berbuat dosa masih kita rasakan ?. Atau bahkan bangga dengan perbuatan dosa ?. tidak dapat dijawab kecuali diri kita sendiri. Hanya pada Allah kita memohon agar diberikan rasa malu tersebut dan dikuatkan pada diri kita.
Hilangnya rasa malu pada diri seseorang merupakan awal datangnya bencana pada dirinya. Sebuah hadits menyebutkan :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ فَإِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الْإِسْلَامِ
dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila Allah ‘azza wajalla hendak membinasakan seorang hamba maka Dia akan memcabut rasa malu darinya, apabila rasa malu sudah dicabut darinya maka kamu akan mendapatinya dalam keadaan sangat dibenci. Jika kamu tidak mendapatinya melainkan dalam keadaan sangat dibenci, maka akan dicabut amanah darinya, apabila amanah telah dicabut darinya, maka kamu tidak mendapatinya kecuali dalam keadaan menipu dan tertipu. Apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan menipu dan tertipu, maka akan dicabut darinya sifat kasih sayang, dan apabila dicabut darinya kasih sayang, kamu tidak akan menjumpainya kecuali dalam keadaan terlaknat lagi terusir, dan apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan terlaknat lagi terusir, maka akan dicabut darinya ikatan Islam.” [Sunan Ibnu Majah 4044 ].




No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook