Saturday, August 9, 2014

KETIKA ANAK ITU BERUSIA 17 TAHUN



KETIKA ANAK ITU BERUSIA 17 TAHUN

Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah. Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16).

Sebagai ilmuwan ulung, Al Biruni tak henti-hentinya mengais ilmu, termasuk dalam setiap penjelajahannya ke beberapa negeri. Penjelajahan tokoh ini pertama kali ke daerah Jurjan, dekat Laut Kaspia (Asia Tengah).
Al Biruni melanglang buana hingga ke India bersama tim ekspedisi Sultan Mahmoud. Di sini, ia banyak menelorkan karya tulis, baik berupa buku maupun artikel ilmiah yang disampaikannya dalam beberapa pertemuan. Selain menghasilkan karya, penjelajahan bersama sang Sultan ini juga menghasilkan dibukanya kawasan India bagian timur ini sebagai basis baru dakwah Islam Al-Biruni.

Dalam rangkaian 'tur' nya di India ini, Al Biruni memanfaatkan waktu luang bagi penelitian sekitar adat istiadat dan perilaku masyarakat setempat. Dari penelitiannya inilah, beberapa karya berbobot lahir. Tak hanya itu, Al-Biruni pula yang pertama memperkenalkan permainan catur 'ala' India ke negeri-negeri Islam, serta menjelaskan problem-problem trigonometri lanjutan dalam karyanya, Tahqiq Al-Hind.
Kepiawaian dan kecerdasan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami sekitar ilmu astronomi. Ia mulai memberikan perhatian yang besar terhadap kemungkinan gerak bumi mengitari matahari.
Ketika seorang ilmuwan, kata Al-Biruni, akan memutuskan untuk membedakan kebenaran dan kepalsuan, dia harus menyelidiki dan mempelajari alam. Kalau pun ia tidak membutuhkan hal ini, maka ia perlu berpikir tentang hukum alam yang mengatur cara-cara kerja alam semesta. Ini akan dapat mengarahkannya untuk mengetahui kebenaran dan membuka jalan baginya untuk mengetahui Wujud' yang mengaturnya.

Dalam bukunya, A1-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, "penglihatan menghubungkan apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya. Dari penciptaan alam tersebut kita menyimpulkan eksistensi Allah." Prinsip ini dipegang teguh dalam setiap penyelidikannya. Ia tetap kritis dan tidak memutlakkan metodologi dan hasil penelitiannya.
Pandangan Al-Biruni ini berbeda sekali dengan pandangan saintis Barat modern yang melepaskan sains dari agama. Pandangan mereka tentang alam berusaha menafikan keberadaan Allah sebagai pencipta.
Keberhasilan Al-Biruni di bidang sains dan ilmu pengetahuan ini membuat decak kagum kalangan Barat. Max Mayerhof misalnya mengatakan, "Abu Raihan Muhammad ibn Al-Biruni dijuluki Master, dokter, astronom, matematikawan, ahli fisika, ahli geografi, dan sejarahwan. Dia mungkin sosok paling menonjol di seluruh bimasakti para ahli terpelajar sejagat, yang memacu zaman keemasan ilmu pengetahuan Islam." Pengakuan senada juga dilontarkan sejarahwan asal India, Si J.N. Sircar.
Seperti dikutip Jamal Ahmed, ia menulis, "Hanya sedikit yang memahami fisika dan matematika. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al Biruni, sekaligus filsuf dan ilmuwan. Ia unggul sekaligus di kedua bidang tersebut". Tokoh dan ilmuwan besar ini akhirnya menghadap Sang Ilahi Rabbi pada 1048 M, dalam usia 75 tahun di Ghazna (kini wilayah Afganistan).

       Konsep Yang Ditemukan

1.       Dalam Bidang Fisika dan Matematika

Dalam perlindungan Sultan Mas’udi, Al-Biruni menyelesaikan bukunya yang amat berharga tentang ilmu perbintangan, matematika, dan geografi: “Al-Qanun fi’Ulumi Al-Haiati Wal-Nujumi”. Dalam buku ini Al-Biruni membuktikan bahwa bumi bulat, planet dan bintang bulat, baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak, kemudian berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan garis edarnya mengelilingi bumi. Dia menemukan gerakan poros bumi yang berputar condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. Ia mengemukakan konsep kekuatan grafitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahwa bumi berputar pada porosnya. Dalam “Al-Qanun’, Al-Biruni membuktikan bahwa bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang. Al-Biruni menciptakan metode matematika yang baru untuk menentukan empat arah mata angin, dimana pun juga manusia berada di bumi, di darat, maupun di laut. Dalam “Al-Qanun”, Al-Biruni menyajikan daftar-daftar matematika, yang mempergunakan segitiga sama kaki, dibuat dari lempengan yang panjang yang dilakukan dengan bentuk geometris secara teratur (simetris).

            Dalam bidang matematika, Dia memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan aritmatika, teori rasio, geometri dan lainnya. Sumbangan terbesar Al-Biruni adalah pemikirannya dalam bidang matematika yaitu konsep besar sudut segitiga 180o dan memperkirakan nilai π adalah 3.14 dan nilai 0,68 untuk sin (40 dg).
Dalam pengamatan Al-biruni dikatakan bahwa benda yang bergerak cepat dapat menyusul benda yang mendahuluinya seperti bulan yang mendahului matahari karena gerak bulan jauh lebih cepat dari matahari. Sebagai seorang fisikawan, Al-Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh benda tertarik oleh gaya gravitasi.

2.      Dalam Bidang Astronomi
Pada 1031 M, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang berjudul Kitab Al-Qanun Al Mas'udi. Karya Al-Biruni ini memuat secara komprehensif dan mendetail hasil studinya tentang astronomi. 
Penemuan Al Biruni dalam bidang astronomi adalah astrolobe, salah satu instrumen untuk mengetahui posisi sebuah planet. Dengan menggunakan astrolobe, posisi terdekat dan terjauh sebuah planet dan bintang-bintang dapat ditentukan. Al-Biruni juga diakui sebagai astronom yang mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Bumi juga memiliki gravitasi atau daya tarik.
Al-Biruni diakui sebagai seorang yang berhasil melakukan observasi astronomi dengan tingkat ketepatan dan ketelitian yang luar biasa. KaryaAal Battani dalam bidang ini berjudul Mengenai Sains Bintang. Karya ini di Barat diterjemahkan dengan judul De Scientia Stellarum.

2.       Dalam Bidang Astrologi

Al-Biruni merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Al-Biruni juga menghasilkan beberapa karya yang penting dalam bidang astrologi. Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya itulah dia dinobatkan sebagai 'Bapak Geodesi'. Dia juga memberi kontribusi signifikan dalam kartografi, geografi, geologi, serta mineralogi.

4.      Dalam Bidang Optik
Dalam bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama bersama Ibnu Al-Haitham yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang pertama menemukan bahwa kecepatan Cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.

5.      Dalam Bidang Antropologi
Dalam ilmu sosial, Al-Biruni didapuk sebagai antropolog pertama di dunia. Ia menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam.


       Pengembangan Konsep
Karya Al-Biruni pada masa Barat memulai gerakan renaisans dikaji dan diteliti ulang kemudian dibuatkan ulasan atau komentar oleh ilmuan Italia bernama C.A. Nallino. Jadi, dari sana dapat terlihat dengan jelas gambaran prestasi gemilang yang telah berhasil dicapai para ilmuan muslim pada abad 10 dalam bidang astronomi. Prestasi mereka itu sudah sangat hebat sekali. Coba jika ini dibandingkan dengan prestasi astronomi bangsa Barat yang memasuki abad 18 saja, mereka masih sibuk membicarakan perdebatan, apakah bumi itu bundar atau datar, apakah bumi sebagai pusat tata surya ataukah matahari.

        Aplikasi konsep
Theorema Al-Biruni tentang penemuan harga π dapat diaplikasikan untuk menghitung luas dan keliling sebuah lingkaran, luas dan volume bola yang dipelajari dalam bidang studi matematika dan fisika. Dengan penelitian terhadap radius bumi termaksud perkiraannya tentang harga π maka kita bias menghitung seberapa besar luas permukaan bumi yang kita tempati sekarang dan seberapa luas volumenya.
Penemuannya dalam bidang astronomi, karogrfi, geodesi, geografi, geologi, mineralogy dapat diaplikasikan untuk mengetahui bentuk permukaan bumi beserta isinya dan mengetahui tentang tata surya yang dipelajari dalam bidang fisika dan geografi.
Al-Biruni mengemukakan bahwa bumi, bulan dan planet berputar mengelilingi matahari sehinggan saat ini kita dapat mengetahui tentang penanggalan masehi. Bagi umat Islam, astronomi sangat penting sekali karena peribadatan dalam Islam, seperti salat, puasa, lebaran, haji, dan lain-lain berhubungan langsung dengan masalah tata surya.
Pembagian berdasarkan garis bujur bumi, maka waktu bumi dibagi berdasarkan waktu GMT atau sekarang lebih dikenal dengan CET (Central Europian Time) yaitu bertempat di suatu kota di Inggris yang bernama Grevinch sehingga waktu suatu tempat dapat ditentukan dengan konsep penambahan 15o kearah timur maka waktu akan bertambah sebesar satu jam dari waktu Grenwich.

        Pengembangan Konsep Kedepan
Dengan penelitian Al-Biruni tentang penentuan garis lintang dan garis bujur, maka saya berpikir di suatu saat akan menciptakan alat yang canggih dimana alat itu bisa mendeteksi lokasi-lokasi daerah yang mengandung bahan tambang tanpa terjun langsung ke daerah tersebut dengan bantuan satelit.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook