Saturday, September 6, 2014

M.Rakib Cinta Lingkungan Hidup, dinyatakan melalui gurindam



  Drs.Mhd.Rakib,SH.,M.A.



 


 

KATA PENGANTAR

     Gurindam 13 ini, dibuat di saat penulis akan mengikuti ujian akhir di Program doctor UIN Suska, Riau di Pekanbaru. Yaitu Oktober 2011. Jika pembaca ingin membacanya di internet, buka saja Google, Yayasan Raksya-Riau.Walaupun kulaiah penulis, pada jurusan Hukum Islam dan Hukum Barat dan Hukum Indonesia, tapi penulis juga hobi berpantun,menyanyi dan membuat Gurindam. Karena dunia penyair, bagi penulis merasa sangat indah. Sehari-hari penulis adalah Widyaiswara pendidikan pada LPMP Riau, sejak tahun 1999.Penulis juga dosen ilmu perbandingan agama, yang selalu menghafal ayat-ayat Injil.Kemudian penulis juga Muballigh dan khatib jumat, di kota Pekanbaru-Riau, semenjak tahun 1980.

Di Kuala Kampar.
Singgah lah  anda di sini ….
Tmpat ku mmbuat Puisi,dengan segudang ambisi..dan Mimpi-mimp,
 Yang g kini jadikan  memori….
Singgah saja….dekat Bono bermain air, muara.
Tmpat ku mengarang lagu Cinta,dengan  segudang Cerita
,dan Cita-cita Dua warna
Singgah sebntar saja….
Tmpat ku blajar,,memahami fajar sbelum mngerti Senja
Mengurangi pedih dan derita.…

 


      Semoga gurindam 13 ini bermanfaat sampai ke anak cucu, cicit dan turun temurun…Amin…Pekanbaru 4-November 2011.

  
 

 
 


PENDAHULUAN

      Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh:

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senang hati

        Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal berjudul “Gurindam Dua Belas”.
Penulis AkanMenggali Makna Gurindam Pasal kesebelas dalam kaitannya dengan nilai nilai Islam
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.


Pengertian Gurindam
Gurindam secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi. Gurindam 12 adalah sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Adapun beliau adalah seorang sastrawan di Kepulauan Riau pada masanya dan diakui sebagai salah satu Pahlawan Nasional.

Mengenai sebab-sebab Raja Ali Haji menciptakan gurindam adalah sebagai mas kawin yang diberikan kepada Engku Puteri Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat. Mas kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya.

        Dalam kata-kata yang termaktub di gurindam tersebut sangat kental sekali nuansa keislaman, dikarenakan gurindam tersebut memang berisi wejangan maupun nasehat yang sangat berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat dimana Raja Ali Haji itu tinggal, yaitu masyarakat Melayu. Hal ini dimungkinkan karena dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu sebagai dampak dari lancarnya proses Islamisasi di wilayah tersebut, khususnya kepulauan Riau.

Gurindam 12 secara lengkap dapat disimak sebagai berikut (ditransliterasi dari http//www.id.wikipedia.org/gurindam):

Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat,maka ia itulah orang ma'rifat Barang siapa mengenal Allah,suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Barang siapa mengenal diri,maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari. Barang siapa mengenal dunia,tahulah ia barang yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat,tahulah ia dunia melarat.
Menggali Makna Gurindam Pasal kesebelas dalam kaitannya dengan nilai nilai Islam
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa Gurindam yang diciptakan Raja Ali Haji sangat kental dengan nuansa keislamannya. Hal ini dimungkinkan karena interaksi yang sangat dekat antara budaya melayu dengan Islam.

Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama:
Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa

Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat." (HR. Muslim)

Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas:
Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela

Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR. Bukhari)

Kemudian bait yang ketiga:
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat

Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu” (HR. Turmudzi)

Untuk bait yang keempat:
Hendak marah dahulukan hajat

Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.

Bait yang kelima:
Hendak dimulai jangan melalui

Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai

Bait keenam:
Hendak ramai, muliakan perangai

       Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)

Kalau anda tidak, punya etik,
Pasti akan, terlibat konflik.
Setan pun datang, menggelitik,
Menampilkan, sifat munafik.





















Gambar Saya


GURINDAM TIGA BELAS
LINGKUNGAN HIDUP
       Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri daripada dua baris ayat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama mengandungi semacam soal , masalah atau perjanjian dan baris kedua mengandungi jawaban nya atau akibat daripada masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Penulis
 (M. Rakib) coba mengarang gurindam 13, tentang,LINGKUNGAN HIDUP( alam sekitar). Apabila orang membaca Gurindam tiga belas, diharapkan, pembaca tidak melupakan nama Muhammad Rakib:
Muhammad Rakib, nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam ramalan,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.

               Lahirku di, Pulau Penyalai,
               Nyiur melambai, sepanjang pantai,
               Jawa, Melayu China, beramai-ramai
               Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.

Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.

       Gurindam 13 ini, tentunya terinspirasi oleh gurindam 12 Ali Raja Haji, abad ke-18 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda, di Kepri, bahkan di Asia tenggara..Penulis ingin mengembangkan sastera, puisi bentuk gurindam yang hampir mati, untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang persekitaran:

Gambar Saya

1. Kepada lingkungan, tidak sopan
Akan menuai, badai dan taufan
2. Jika jamban, tidak bersih,
Banyaknya cacing, seperti buih.
3. Kurang bersih, kurang cermat,
Tentu dirimu akan tersesat
4. Apabila rumah, disapunya jarang,
Lipas dan semut, akan meyerang.
5. Ke laut membuang, racun bebisa,
Makhluk hidup, akan binasa.
6. Jika ke sungai, membuang sampah,
Anak cucu, akan menyumpah.
7. Orang asing, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
8. Saluran air, jika tersumbat
Banjir datang, di hujan lebat.
9. Jika kebun, dibiarkan semak
Babi akan, beranak pinak.

1O. Siapa saja, merosakkan hutan,
Dialah sebenarnya, sahabat Setan.

11.Siapa zalim, kepada binatang
Hati nuraninya pasti, akan menentang
12. Siapa saja menyayangi, tumbuh-tumbuhan,
Penyakitnya mudah, mendapatkan kesembuhan
13. Siapa selalu, menanam kayu,
Jauhlah penyakit, lumpuh layu
Fasal 1
1. Kepada persekitaran, tidak sopan
akan menuai, badai dan taufan.
2. Sopan terhadap persekitaran itu, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, persekitaran, rumah harus bersih,
Supaya Allah, mejadi kasih.
Kedua, persekitaran bandar, perlu rimbun,
Semua jalan, dinaungi daun.
Ketiga, sanitasi, perlu berbau harum,
Tetamu yang datang, hormat dan maklum
Keempat, tidak boleh ditemui, jalan yang banjir,
Parit dan longkang, perlu disisir.
Fasal 2
Apabila jamban, tidak bersih,
datanglah cacing banyak, seperti buih.
1. Siapa saja, punya perhatian terhadap kebersihan tandas
Kesihatan dirinya tidak akan meleset.
2. Siapa selalu, berak di sungai,
Hilang wibawa, buruk perangai.
3. Siapa selalu berak, di semak,
Pola fikirnya, sukar bergerak.
4. Siapa perutnya, banyak cacing,
otaknya lemah, kepalanya pusing.
5. Siapa saja, mandi tidak bersih,,
ibadahnya hanya, mendapat letih.
Fasal 3 

Persekitaran kumuh, tentu tak sihat,
sampah menumpuk, pelbagai tempat.
1. Apabila sampah, terkumpul di jalan,
banyak problema, jadi persoalan.
2. Apabila tempat tidur, banyak Kepinding,
tidak dapat tidur, kepala pening.
3. Apabila penempatan kumuh, dibiarkan.
penyakit menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh engkau menyingkirkan kotoran,
apakah yang berat, mahupun yang ringan.
5. Apabila penempatan terlalu semberono,
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Anggota masyarakat, hendaklah ingat,
di situlah banyak orang, mendapat laknat.
7. Hendaklah peliharakan kebersihan bersama,
daripada kelak, membawa bencana.
8. Jangan sembarangan, membakar plastik,
asapnya berbahaya, seperti narkotik.
Fasal 4
Apabila rumah, disapunya jarang,
Lipas dan semut, akan meyerang
1. Lipas dan semut, bukan hanya mengigit,
Tapi juga, membawa penyakit ..
2. Lipas adalah lambang, orang yang dengki,
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Semut lambang, ahli fikir,
di dalam berjalan, tak pernah tergelincir.
4. Pekerjaan menyapu, perlu dibela,
oleh seorang pesuruh, mahupun oleh seorang ketua.
Fasal 5
Ke laut membuang, racun bebisa,
Makhluk hidup, akan binasa.
1. Jika hendak mengenal, racun berbisa,
ada di limbah, air raksa.
2. Banyak kilang, membuang sisa,
Akhirnya ke laut, bermuara.
3. Jika laut, sudah tercemar, ikan meyebar, penyakit cacar.

4. Jika hendak menyayangi laut,
para pengawas, janganlah takut.
5. Makhluk laut, sering kena racun,
jadi pemandangan, stiap tahun.
penyakit datang, tanpa ampun
6. Jika hendak mengenal orang yang buruk perangai,
lihat pada ketika mencampakkan sampah ke sungai.
Fasal 6
Jika ke sungai, membuang sampah,
Anak cucu, akan menyumpah.
1. Cari olehmu akan persekitaran yang sihat,
agar tidak setiap hari, menyediakan ubat.
2. Cari olehmu, pasangan yang rajin,
agar rumah dan pakaian, rapi dan licin.
3. Cari olehmu akan isteri yang bersih,
menata linkungan, tidak berdaloih.
1. Cari olehmu akan kawan yang tidak merokok,
agar hidup ini, tidak hanya pulang pokok.
2. Cari olehmu akan teman, anti dadah,
agar terhindar dari, pelbagai musibah.
Fasal 7
Orang asing, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
Kulit bumi, terkelupas,
Ditinggal, tanpa belas,
Setelah isi kandungannya, habis dikuras.
1. Apabila terlalu percaya kepada oarang asing,
di situlah jalan dusta, membuat pening dan pusing.
2. Apabila kepada asing, berlebih-lebihan suka,
akhirnya negara, akan berduka.
3. Kepada orang asing, kurang siasat,
itulah tanda, pemimpinnya sesat.
4. Apabila anak tidak dilatih, bekerja keras,
datanglah orang asing, untuk memeras.
5. Jangan banyak mengharapkan orang, cukupkan diri, mana yang kurang.

6. Apabila orang yang banyak tidur,
dijajah asing, sepanjang umur.
7. Apabila tidak mahu, nusantara dikuras,
Seluruh rakyat perlu, menjadi pengawas.
8. Apabila orang asing, suka menipu,
melahirkan pelbagai, sifat cemburu.
9. Apabila perkataan orang asing lemah lembut,
janganlah cepat, menjadi pengikut.
10. Apabila mendengar perkataan kasar,
jangan cepat, merasa gusar.
11. Apabila pekerjaan, orang asing ternyata benar,
boleh diikut, tapi jangan berbuat onar.
Fasal  8
Saluran air, jika tersumbat
Banjir datang, di hujan lebat

1. Siapa yang membiarkan saluran air tersumbat,
bererti telah, berbuat khianat.
2. Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
3. Lidah orang yang suka berdebat,
banyak kebenaran, menjadi terbantut.
4. Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar daripada orang datangnya khabar.
5. Orang yang berjasa, kepada linkungan,
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Kerosakan jalan, yang disembunyikan,
rakyat jelata, menjadi mangsa.
7. Banyaknya jalan, berlobang lobang,
tandanya, pemimpin berbuat sumbang.
Fasal 9
Jika kebun, dibiarkan semak
Babi akan, beranak pinak
1. Malas dan lalai, kebun ditelantarkan,
pekerjaan manusia, yang dekat dengan syaitan.
2. Jangan malas, kerja berpeluh,
hidup ini nikmat, ketika berusaha dengan sungguh-sungguh.
3. Anak-anak yang selalu dimanja,
Kepada orang tuanya, berperangai seperti raja ..
4. Kebebasan bagi orang yang muda,
tempat syaitan, mudah menggoda.
5. Pendikan bangsa Indonesia yang benar-benar asli,
di bidang pertanian, mengadikan diri.
6. Dosa orang tua, yang paling besar,
tanahnya luas, dibiarkan terlantar.
7. Jika anda orang yang beriman,
 yang memikirkan masa depan,
 Menjual tanah, hendaklah diramkan

Fasal 10
Siapa saja, merusakkan hutan,
Dialah sebenarnya, sahabat Setan
1. Setan itu termasuk, manusia yang sangat kapitalis,
Demi keuntungan sesaat, hutan pun dilibas habis.
2. Hutan simpan, cadangan air,
Hutan digunduli, datanglah banjir.


3. Hutan adalah paru-paru dunia,
Yang merosakkannya, berbuat aniaya ..
4. Hutan lindung, kini terkepung,
Di sana pencuri, banyak berlindung.


Fasal 11
Siapa saja yang zalim, kepada binatang
Hati nuraninya pasti, akan menentang
1. Hendaklah berjasa, melindungi haiwan,
sayangi binatang, makhluk Tuhan.
2. Memelihara burung, di dalam sangkar,
perbuatan zalim, dosanya besar.
3. Tumbuhan dan haiwan adalah amanat,
titipan Tuahn, mendatangkan rahmat.
4. Haiwan kesayangan, mati tak diberi makan,
suatu kezaliman, akan mendapat balasan.
5. Hati-hati kalau beternak,
penyakit haiwan begitu banyak.
6. Anjing dan babi, menularkan cacing pita,
7. Pemiliknya akan, menuai derita.
Fasal 12
Siapa saja menyayangi, tumbuh-tumbuhan,
Penyakitnya mudah, mendapatkan kesembuhan
1. Tumbuh-tumbuhan punya, khasiat ubat,
orang bijak, menyediakan tempat.
2. Betulkan hati kepada kepada makhluk bumi,
hidupmu akan damai, diberkati.
3. Kepada tumbuh-tumbuhan, bersikap kedekut,
akan ditimpa oleh, pelbagai penyakit.
4. Kasihan tumbuh-tumbuhan yang meranggas,
kerana bumi, semakin panas.
5. Obat diramu, orang yang hebat,
semuanya diukur dengan tepat.
6. lngatkan, semua penyakit, ada obatnya, 
     asalkan rajin, bertanya-tanya.

7. Yang tidak ada ubatnya, hanya maut,
jangan dikejar, jangan dijemput
Fasal 13
Siapa menghalang, pelancongan maksiat,
Tidak terkena, kutuk dan laknat.

1. Lingkungan pelancongan, beraroma maksiat,
Orang beriman, tidak akan terpikat.
2. Beribu-ribu, karauke dan panti pijat,
menyebar mesum, menjadi ujian bagi yang taat.
3. Banyak peraturan daerah, anti pelacuran,
agar penyakit AIDS, boleh dihentikan.
4. Siapa yang memelihara, hutan lindung,
Sama dengan memelihara, ibu kandung.
5. Siapa saja, merosakkan hutan lindung,
berari membuat penderitaan, tanpa hujung.
6. Siapa saja yang merosakkan pantai,
mengundang petaka hujan dan badai.


Created by. Drs.M.Rakib, SH, M. Ag 
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 16:27
Berikan Kritik, Info dan Cadangan anda yang bersifat membina!
Yang tidak mempunyai akaun, boleh memberi komen menggunakan nama Anonym. Terima kasih.
Mengenai Saya
Gambar SayaWawan Budi's photo.
Nama saya Drs.Muhammad Rakib, SH, M. Ag pemilik sebuah yayasan pendidikan yang akan mendirikan sekolah wirausaha (intrepreneur) melayu islam Riau.


LINGKUNGAN KUALA KAMPAR
Bono: Fenomena Alam Daerah Kelahiranku dan Legenda Seven Ghosts
By  Drs.M.Rakib Jamari,S.H.,M.Ag. LPMP Riau
Wajah menatap ke barat yang kental nuansa logis dan empiris mengaliri pikiran dengan kaki yang terbenam. Terikat akar budaya timur yang berselimutkan misteri dan mistikal pada intuisi. Pada setiap sabda alam yang terjelma di negara ini, perspektif magis akan selalu mengiringi setiap paradigma ilmiah dan rasional.

        Pada tanggal 17-24 Maret 2011 Rip Curl Team yang berjumlah 17 orang melakukan kegiatan berselancar diatas Gelombang Bono dan sekaligus mendokumentasikan fenomena gelombang Bono di Muara Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti Propinsi Riau agar lebih di kenal masyarakat internasional. Beberapa nama yang sangat dikenal di dunia peselancar terlibat pada aktivitas yang bernama Project Bono tersebut antara lain Tom Curren (USA) Alive surfing legend and 4 times world champ, Bruno Santos (BRZ) TOP 3 ASP South America and former ASP WT 2010 and 2006 Junior World Champ ISA, Tyler Larronde (FRA) big media push on 2010 and Younger Tow surfer ever/ Biillabon XXL qualification, Dean Brady (AUS) RC Australia Official team leader, dan Oney Anwar (IND) RC Asia Official team leader.
       Bono merupakan nama yang diberikan oleh masyarakat Teluk Meranti kepada gelombang yang terkategori Tidal Bore, yaitu fenomena hidrodinamika yang terkait dengan pergerakan massa air dimana gelombang pasang menjalar menuju ke hulu dengan kekuatan yang bersifat merusak.  Bono menjadi terkenal karena telah cukup banyak memakan korban jiwa dan merusakkan kapal-kapal yang sedang melintas jika harus berpapasan tanpa mampu menghindar dengan Bono. Selama ini, cerita-cerita yang berkembang dan berseliweran di masyarakat menggambarkan Bono hanya sebagai fenomena alam yang mengerikan dan menakutkan.
Legenda turun menurun yang tidak pernah dituliskan tetapi hanya tersebar dari mulut ke mulut mengungkapkan kalau pada awalnya Bono di Sungai Kampar berjumlah 7 ekor, kemudian salah satu dari anak Bono mati dan menghilang karena ditembak oleh meriam Belanda. 6 ekor Bono yang tersisa kemudian dari yang kecil hingga yang besar pada saat-saat tertentu datang mengamuk untuk menunjukkan kekuatan dan keberingasannya laksana induk yang marah karena kehilangan anaknya.
Cerita lain yang berkembang adalah Bono yang ada di sungai Kampar merupakan Bono jantan sedangkan Bono yang berada di Sungai Kubu merupakan Bono betina. Pada musim pasang mati, Bono jantan menemui Bono betina untuk mengajaknya bermain di selat Malaka. Jika bulan mulai membesar mereka masing-masing kembali ke tempat asalnya, Bono jantan mudik ke sungai Kampar dan Bono betina mudik ke sungai Rokan. Semakin sempurna bulan di langit semakin kedua Bono bergembira untuk berpacu dengan dahsyat menuju asalnya sehingga semakin menderu dan bergemuruh sampai ke tempat masing-masing.
Konon katanya pada zaman Belanda, rakyat Teluk Meranti telah sering ditantang keberaniannya oleh Belanda untuk mengendarai kapal di atas Gelombang Bono dengan imbalan Rp. 5 yang pada masa itu tentunya dianggap berjumlah cukup banyak. Istilah untuk keberanian menaklukkan Bono dikenal oleh masyarakat setempat dengan Bekudo Bono.
Fenomena Bono yang gelombang ketinggiannya mencapai 4-6 meter di Propinsi Riau ditemukan pada Sungai Kampar dan di Sungai Kubu, Kabupaten Rokan Hilir. Berdasarkan kajian ilmiah, Bono tercipta disebabkan oleh kondisi di muara sungai terjadi pendangkalan berat sehingga saat air pasang datang dari laut maka air pasang tidak dapat bergerak ke hulu dengan lancar tercegah oleh endapan dan bentuk muara yang menguncup. Gelombang pasang surut yang bertemu dengan arus sungai Kampar menyebabkan terbentuknya Bono di Muara Sungai Kampar.
          Dikarenakan tidak semua muara sungai atau teluk dapat melahirkan Gelombang Bono, maka fenomena Bono di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau menjadi pesona alam yang dianggap unik dan menarik. Berdasarkan laporan Tidal Bore Research Society beberapa Todal Boreyang pernah terjadi di negara lain yaitu di Batang Lumpar (Malaysia), Sungai Siene (Francis), Sungai Shubenacadie dan Sungai Stewackie (Canada), Sungai Yang Tse-Kiang dan Sungai Hangzhou (Hangchow) di China, Bore di Sungai Amazon (pororoca) di Brazil, tidal bore di Sungai Seine (mascaret)di Perancis, dan Tidal Bore Hoogly di Sungai Gangga. Bore tertinggi dari seratus kejadian yang terpantau dari 60 tempat di seluruh dunia terjadi di Buy of Fundy Kanada.
        Aksi-aksi yang dipertontonkan peselancar kelas dunia di Sungai Kampar oleh Rip Curl Team pada bulan maret lalu sangat berhasil memukau masyarakat Pelalawan pada khususnya dan mampu memberikan perspektif yang berbeda dalam memandang Bono (cuplikan videonya antara lain dapat dilihat dihttp://www.youtube.com/watch?v=N7RjGGizGDc&feature=related atau http://www.youtube.com/watch?v=oLMoHJGkrC0&feature=related). Bono di Sungai Kampar bukan lagi sesuatu yang menakutkan, akan tetapi menjadi fenomena alam yang menyajikan keindahan berbeda dari gelombang besar yang ada di laut. Bahkan Pemerintah Kabupaten Pelalawan semakin terdorong untuk mengembangkan Bono sebagai aset wisata daerah, yang tentunya untuk mewujudkannya dibutuhkan keseriusan pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak agar Bono layak ditampilkan sebagai bagian dari kemolekan tubuh Indonesia.
Rasionalitas dan mistikal tidaklah melulu untuk saling dibenturkan, masing-masing ranah memiliki tempatnya sendiri untuk dikembangkan agar khazanah kekayaan bangsa menyeruakkan aroma rempah-rempah wangi menggoda Indonesia yang memikat dan menebarkan benih-benih Paling Indonesia danIndonesia Paling kaya wajah, kaya bahasa, kaya budaya.
Bono (Tidal bore)
Tidal bore, di Indonesia (tepatnya di Povinsi Riau) dikenal dengan nama ‘Bono’ merupakan fenomena menjalar dan meningginya gelombang pasut ke hulu yang memasuki mulut sungai dangkal berbentuk corong (berbentuk ‘V’) yang terjadi pada saat bulan penuh (purnama) atau bulan baru [1]. Karakteristik Bono dipengaruhi oleh faktor-faktor sbb:
1. Tingginya rentang pasut
2. Geometry sungai (muara)
3. Batimetry muara sungai
4. Siklus pasang surut

Secara singkat fenomena terjadinya bono dapat dijelaskan seperti terlihat pada gambar 1: Pada saat saat pasang, gelombang menjalar dengan kecepatan ub mengalami shoaling (meningginya tinggi gelombang akibat pendangkalan) dan memasuki muara sungai dimana arus sungai (us) berlawanan arah dengan gelombang pasut. Saat gelombang pasut menjalar, muka gelombang yang tadinya landai menjadi semakin curam dan akhirnya muka gelombang ini jatuh menyebabkan terjadinya ‘gelombang pecah’.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyRF69ogiOLl3xbKZj31ynbabvqiCecQEQmz_Fq0fAheEKCYkXw0IMYYq4HnC4g4Y_Ut7nraQbxPQk7OqrKm582kMqZODpR5tulvWFE-cdl_KWKvPnZt3k8FKi0-N-wjW_IGa3IdZrXiV8/s400/bono05+Apr.+10+22.15.jpg
Gambar 1: Mekanisme terjadinya bono

Dalam bahasa inggris kata bore berasal dari kata ‘bara’ yang berarti gelombang besar yang membahayakan [4]. Fenomema bono juga dijumpai di daerah-daerah lain di belahan dunia ini. Tabel 1 memperlihatkan beberapa fenomena bono lengkap dengan nama lokalnya:

Tabel 1: Kejadian tidal bore di belahan dunia lain selain bono dengan nama lokal-nya [4]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTKmaBniDyPqtJLZPuf4CYfVI5akLchzVgwWWCy9F4oIVi8JSRwkWDQF15tKBWPaz7ZUI-8XhZptuuj35QZreaBx10k-izxF9oIXaf3lUNShZwvn2exm4aBMFx3cDb7jP2j9pXcYw9tDw8/s400/bono01+Apr.+10+20.41.jpg

Tidal bore atau bono ini memerankan peran penting bagi ekosistem sungai dan muara. Sepanjang penjelarannya, bono mengangkut sediment dalam jumlah yang cukup besar. Di sungai Kampar, tumpukan sediment bias dijumpai di Pulau Muda dan Pulau Mendol [3]. Pembangunan infrastruktur si sepanjang sungai yang terdapat bore terbukti telah merusak ekosistem di dalamnya. Contohnya di sungai Petitcodiac, Canada dimana pembangunan waduk telah mematikan fenomena tidal bore dan membunuh beberapa species ikan yang terdapat di sungai tsb [1]. Tidal bore juga menjadi daya tarik bagi wisatawan seperti yang terjadi di China, Canada, Perancis dan Inggris. Tidal bore juga menjadi salah satu wahana untuk olahraga selancar. Gambar 2 memeperlihatkan seorang peselancar yang mengendarai Bono di Sungai Kampar.  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTff56b1EIuEiuBOT0ACHMcFxoxAIyKCiqFERbkPNaVYmIfjCOjEt6LxWxMDrr_RH1cVeQH7aE-8XxGyYo_6IafqaGToaQEk7UBRlTO7G_-UNKMG1KJoSD0DLUGGU4U22UItCQMGwuKgoN/s400/bono02+Apr.+10+20.46.jpg
Gambar 2: Bono di muara sungai Kampar yang sedang diselancari [2]

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh5ApZJFvqGkYsrnzHXPKYhHfV6WBRsCLSvH_zqUr_vF1joxnXDbZd6Jd9SOfbRBjm86KLRy-WTAXJghShBLgBozCFNkrFzv0jnW7qUB2cGboIlQehirqWtWRx-UpgdiPZpH55M1htP9mh/s400/KAMPAR.jpg
Gambar 3: Lokasi sungai kampar di provinsi Riau dengan acuar Singapura [6]

Wawan Budi's photo.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu6ITNluovCQbbwp5D9dCsZWWdRSTwEez7Ds-Xnt1r90lhM0QwJ-kaYHNQsscoukI1E8kW9MBqUAeuu3RKgTShXRdHJoAYq6s0TZl2GpB5Sf4vKHITNwDS8zDciJfcGa01xWNwH90ELqro/s400/bono06+Apr.+10+22.41.jpg
Gambar 4: Turis bergerombol menyaksikan fenomena tidal bore di Perancis [4]

Legenda dan cerita rakyat juga menemani fenomena Bono. Penduduk local menamai bono sebagai 7 gelombang hantu [2]. Berikut adalah petikan mitos bono dari http://www.pekanbaruriau.com/2009/03/fenomena-bono-kuala-kampar-riau.html:

“Konon, Bono di sungai kampar adalah Bono jantan dan Bono betinanya berada di sungai Rokan dekat Bagansiapi-api. Bono di kuala kampar ini berjumlah tujuh ekor, bentuknya serupa kuda disebut induk Bono. Di musim pasang mati, Bono ini pergi ke sungai Rokan menemui Bono betina,kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, Bono tidak ditemukan kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah Bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira Bono berpacu memudiki kedua sungai itu.”

Penelitian mendalam mengenai karakteristik bono masih sangat minim. Satu-satunya artikel ilmiah yang dijumpai secara online adalah Yulistianto (2006) [3]. Apa yang dipaparkan di dalamnya mengenai bono masih sangat umum. Semoga ke depannya ada peneliti-peneliti muda indonesia yang tertarik mendalami fenomena alam ini. Dengan semakin mengenalnya, maka pengelolaan daerah tersebut

Video youtube berikut memperlihatkan fenomena bono di sungai Kampar:


Foto-foto tentang para peselancar yang mengendari bono dapat dilihat di link berikut: 


Daftar pustaka:
1. Chanson, Hubert (2011-02) Current knowledge in tidal bores and their environmental, ecological and cultural impacts. Environmental Fluid Mechanics, 11 1: 77-98
3. Yulistianto, B (2006): ‘Fenomena Gelombang Pasang Bono di Muara Sungai Kampar’, dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009 : 19 - 26
4. Chanson, Hubert (2005-06-01) Tidal Bore, Aegir, Pororoca, Mascaret. What ? Where? When? How? Why ?. La Houille Blanche, 3: 103-114


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook