Thursday, October 16, 2014

ANALISIS GURINDAM 13



ANALISIS  GURINDAM 13

 
Gurindam 13 ini, tentunya terinspirasi oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda. Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati, untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang lingkungan:

1. Kepada lingkungan, tidak sopan
Akan menuai, badai dan topan
2. Jika jamban, tidak bersih,
Banyaknya cacing, seperti buih.
3. Kurang bersih, kurang cermat,
Tentu dirimu akan tersesat
4. Apabila rumah, disapunya jarang,
Lipas dan semut, akan meyerang.
5. Ke laut membuang, racun bebisa,
Makhluk hidup, akan binasa.
6. Jika ke sungai, membuang sampah,
Anak cucu, akan menyumpah.
7. Orang asing, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
8. Saluran air, jika tersumbat
Banjir datang, di hujan lebat.
9. Jika kebun, dibiarkan semak
Babi akan, beranak pinak.
1O. Siapa saja, merusak hutan,
Dialah sebenarnya, sahabat Setan.
11.Siapa zalim, kepada binatang
Hati nuraninya pasti, akan menentang
12. Siapa saja menyayangi, tumbuh-tumbuhan,
Penyakitnya mudah, mendapatkan kesembuhan
13. Siapa selalu, menanam kayu,
Jauhlah penyakit, lumpuh layu
Fasal 1
1. Kepada lingkungan, tidak sopan
akan menuai, badai dan topan.
2. Sopan terhadap lingkungan itu, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, lingkungan ,rumah harus bersih,
Supaya Allah, mejadi kasih.
Kedua, lingkungan kota, harus rimbun,
Semua jalan, dinaungi daun.
Ketiga, sanitasi, harus berbau harum,
Tamu yang datang, hormat dan maklum
Keempat, tidak boleh ditemukan, jalan yang banjir,
Parit dan selokan, harus disisir.
Fasal 2
Apabila jamban, tidak bersih,
datanglah cacing banyak, seperti buih.
1. Siapa saja , punya perhatian terhadap kebersihan toilet
Kesehatan dirinya tidak akan meleset.
2. Siapa selalu, berak di sungai,
Hilang wibawa, buruk perangai.
3. Siapa selalu berak, di semak,
Pola pikirnya, sulit bergerak.
4. Siapa perutnya , banyak cacing,
otaknya lemah, kepalanya pusing.
5. Siapa saja, mandi tidak bersih,,
ibadahnya hanya, mendapat letih.
Fasal 3

Lingkungan kumuh, tentu tak sehat,
sampah menumpuk, berbagai tempat.
1. Apabila sampah, menumpuk di jalan,
banyak problema, jadi persoalan.
2. Apabila tempat tidur, banyak kepinding,
tidak dapat tidur, kepala pening.
3. Apabila pemukiman kumuh,dibiarkan.
penyakit menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh engkau menyingkirkan kotoran,
apakah yang berat ,maupun yang ringan.
5. Apabila pemukiman terlalu semberono,
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Anggota masyarakat, hendaklah ingat,
di situlah banyak orang , mendapat laknat.
7. Hendaklah peliharakan kebersihan bersama,
dari pada kelak, membawa bencana.
8. Jangan sembarangan, membakar plastik,
asapnya berbahaya, seperti narkotik.
Fasal 4
Apabila rumah, disapunya jarang,
Lipas dan semut, akan meyerang
1. Lipas dan semut,bukan hanya mengigit,
Tapi juga, membawa penyakit..
2. Lipas adalah lambang, orang yang dengki,
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Semut lambang, ahli pikir,
di dalam berjalan, tak pernah tergelincir.
4. Pekerjaan menyapu, harus dibela,
oleh seorang pesuruh, maupun oleh seorang kepala.
Fasal 5
Ke laut membuang, racun bebisa,
Makhluk hidup, akan binasa.
1. Jika hendak mengenal, racun berbisa,
ada di limbah, air raksa.
2. Banyak pabrik, membuang limbah,
Akhirnya ke laut, bermuara.
3. Jika laut, sudah tercemar,
ikan meyebar, penyakit cacar.
4. Jika hendak menyayangi laut,
para pengawas, janganlah takut.
5. Makhluk laut, sering kena racun,
jadi pemandangan, stiap tahun.
penyakit datang, tanpa ampun
6. Jika hendak mengenal orang yang buruk perangai,
lihat pada ketika mencampakkan sampah ke sungai.
Fasal 6
Jika ke sungai, membuang sampah,
Anak cucu, akan menyumpah.
1. Cari olehmu akan lingkungan yang sehat,
agar tidak setiap hari, menyediakan obat.
2. Cari olehmu, pasangan yang rajin,
agar rumah dan pakaian, rapi dan licin.
3. Cari olehmu akan isteri yang bersih,
menata linkungan, tidak berdaloih.
1. Cari olehmu akan kawan yang tidak merokok,
agar hidup ini, tidak hanya pulang pokok.
2. Cari olehmu akan teman, anti narkoba,
agar terhindar dari, berbagai musibah.
Fasal 7
Orang asing, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
Kulit bumi, terkelupas,
Ditinggal, tanpa belas,
Setelah isinya, habis dikuras.
1. Apabila terlalu percaya kepada oarang asing,
di situlah jalan dusta, membuat pening dan pusing.
2. Apabila kepada asing, berlebih-lebihan suka,
akhirnya negara, akan berduka.
3. Kepada orang asing, kurang siasat,
itulah tanda ,pemimpinnya sesat.
4. Apabila anak tidak dilatih, bekerja keras,
datanglah orang asing, untuk memeras.
5. Jangan banyak mengharapkan orang,
cukupkan diri, mana yang kurang.
6. Apabila orang yang banyak tidur,
dijajah asing, sepanjang umur.
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
Seluruh rakyat harus, menjadi pengawas.
8. Apabila orang asing,suka menipu,
melahirkan berbagai, sifat cemburu.
9. Apabila perkataan orang asing lemah lembut,
janganlah cepat, menjadi pengikut.
10. Apabila mendengar perkataan kasar,
jangan cepat, merasa gusar.
11. Apabila pekerjaan, orang asing ternyata benar,
boleh diikut, tapi jangan berbuat onar.
Fasal 8
Saluran air, jika tersumbat
Banjir datang, di hujan lebat
1. Siapa yang membiarkan saluran air tersumbat,
berarti telah, berbuat khianat.
2. Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
3. Lidah orang yang suka berdebat,
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
4. Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar daripada orang datangnya khabar.
5. Orang yang berjasa,kepada linkungan,
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Kerusakan jalan,yang disembunyikan,
rakyat jelata, menjadi korban.
7. Banyaknya jalan, berlobang lobang,
tandanya, pemimpin berbuat aib dan sumbang.
Fasal 9
Jika kebun, dibiarkan semak
Babi akan, beranak pinak
1. Malas dan lalai, kebun ditelantarkan,
pekerjaan manusia,yang dekat dengan syaitan.
2. Jangan malas,kerja berpeluh,
hidup ini nikmat, ketika berusaha dengan sungguh-sungguh.
3. Anak-anak yang selalu dimanja,
Kepada orang tuanya, berperangai seprti raja..
4. Kebebasan bagi orang yang muda,
tempat setan, mudah menggoda.
5. Pendikan bangsa Indonesia yang benar-benar asli,
di bidang pertanian, mengadikan diri.
6. Dosa orang tua, yang paling besar,
tanahnya luas, dibiarkan terlantar.
7. Jika anda orang beriman, yang memikirkan masa depan,
8. Menjual tanah, hendaklah diramkan
Fasal 10
Siapa saja, merusak hutan,
Dialah sebenarnya, sahabat Setan
1. Setan itu termasuk, manusia yang sangat kapitalis,
Demi keuntungan sesaat, hutan pun dilibas habis.
2. Hutan menyimpan, cadangan air,
Hutan digunduli, datanglah banjir.


3. Hutan adalah paru-paru dunia,
Yang merusaknya, berbuat aniaya..
4. Hutan lindung, kini terkepung,
Di sana pencuri, banyak berlindung.


Fasal 11
Siapa saja yang zalim, kepada binatang
Hati nuraninya pasti, akan menentang
1. Hendaklah berjasa, melindungi hewan,
sayangi binatang, makhluk Tuhan.
2. Memelihara burung, di dalam sangkar,
perbuatan zalim, dosanya besar.
3. Tumbuhan dan hewan adalah amanat,
titipan Tuahn, mendatangkan rahmat.
4. Hewan peliharaan, mati tak diberi makan,
suatu kezaliman, akan mendapat balasan.
5. Hati-hati kalau beternak,
penyakit hewan begitu banyak.
6. Anjing dan babi, menularkan cacing pita,
7. Pemiliknya dapat, menuai deria.
Fasal 12
Siapa saja menyayangi, tumbuh-tumbuhan,
Penyakitnya mudah, mendapatkan kesembuhan
1. Tumbuh-tumbuhan punya, khasiat obat,
orang bijak, menyediakan tempat.
2. Betulkan hati kepada kepada makhluk bumi,
hidupmu akan damai, diberkati.
3. Kepada tumbuh-tumbuhan,bersikap pelit,
akan ditimpa oleh, berbagai penyakit.
4. Kasihan tumbuh-tumbuhan yang meranggas,
karena bumi, semakin panas.
5. Obat diramu, orang yang hebat,
semuanya diukur, dengan tepat.
6. lngatkan ,semua penyakit, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Yang tidak ada obatnya,hanya maut,
jangan dikejar, jangan dijemput
Fasal 13
Siapa mencegah,wisata maksiat,
Tidak terkena, kutuk dan laknat.
1. Lingkungan wisata, beraroma maksiat,
Orang beriman, tidak akan terpikat.
2. Beribu-ribu, karauke dan panti pijat,
menyebar mesum, menjadi ujian bagi yang taat.
3. Banyak peraturan daerah, anti pelacuran,
agar penyakit AIDS , dapat dihentikan.
4. Siapa yang memelihara, hutan lindung,
Sama dengan memelihara, ibu kandung.
5. Siapa saja, merusak hutan lindung,
berari membuat penderitaan, tanpa ujung.
6. Siapa saja yang merusak pantai,
mengundang petaka hujan dan badai.


Created by. Drs.M.Rakib, S.H., M.Ag
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 16.27



GURINDAM LIMA BELAS
Karya M.Rakib.LPMP. RIAU
Gambar Saya


Penulis petik pasal ke 11-15

11. Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.

Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Iman memiliki enam puluh lebih cabang. Malu adalah satu cabang dari Iman.” (HR. Bukhari, Muslim, dan abu Dawud).

Malu atau rasa malu dapat diartikan dengan kusut atau ciutnya jiwa seseorang sehingga tidak mampu dan tidak kuat untuk melakukan hal-hal yang bersifat buruk atau tercela.

Orang yang malu tidak kuasa melihat dirinya hina di hadapan Allah, atau orang lain, bahkan di hadapan dirinya sendiri.

Orang yang memiliki rasa malu sesungguhnya sangat mulia di hadapan Allah, orang lain, dan dirinya sendiri. Karena kedudukannya yang sangat mulia tersebut sebaiknya setiap orang mukmin tetap memelihara rasa malu yang dimiliknya.

Karena jika rasa malu hilang dari seseorang maka akan mengakibatkan seseorang binasa atau mengalami malapetaka yang sangat besar.

Rasulullah SAW berabda, “Sesungguhnya Allah tatkala hendak membinasakan seorang hamba, Allah mencabut rasa malu darinya. Ketika Allah telah mencabut rasa malu darinya, orang itu tidak akan mendapati dirinya kecuali dia dibenci dan membenci orang lain. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dibenci dan membenci orang lain akan dicabut amanah (kepercayaan) darinya. Ketika amanah telah dicabut darinya dia tidak mendapati dirinya kecuali dia berkhianat dan dikhianati oleh orang lain. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dia berkhianat dan dikhianati, akan dicabut darinya rahmat. Ketika telah dicabut rahmat darinya,  tidak mendapati dirinya kecuali dia dikutuk dan dilaknat. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dia dikutuk dan dilaknat, maka akan dicabut darinya tali agama Islam.” (HR. Ibnu Majah)

Dari hadis tersebut dapat diketahui, sumber malapetaka yang menimpa setiap orang adalah hilangnya rasa malu. Orang yang tidak punya rasa malu biasanya akan mudah sekali melakukan hal-hal yang bersifat negatif menurut kacamata agama.

Munculnya korupsi, perselingkuhan, perzinahan, pencurian, pelecehan seksual, dan perbuatan jahat lainnya yang banyak terjadi di republik kita tercinta ini semuanya diakibatkan hilangnya rasa malu pada setiap pelakunya.

Perlu kita ketahui, derajat malu yang paling tinggi adalah malu kepada Allah SWT. Orang yang beriman kepada Allah dapat dipastikan dalam dirinya masih memilki rasa malu, terutama kepada Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Malu dan iman adalah satu pasang, jika salah satunya hilang maka yang lain juga hilang.” (HR. Al-Hakim). Nah, sekarang bagaimana dengan kita masing-masing, masihkah ada rasa malu dalam diri kita? Wallahu a’lam.


12. Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
13. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
14. Kelingking berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya hanya, manis di mulut.
15.Telunjuk pura-pura lurus,
Itulah lambang orang yang rakus.
Pasal 1
1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam kehidupanya,pastilah pelit..
2. Cara menghadapi kelingking berkait, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, jangan didengarkan, ucapannya,
Supaya tidak terpancing untuk bertanya..
Kedua, jangan menaruh, rasa hormat,
Lancarkan kritik, sampai kiamat.
Ketiga, kritik harus , setajam jarum,
stereotip, semua maklum
Keempat, menghadapi penipu, harus berani,
Karena maksiat, harus dibasmi.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook