Wednesday, November 5, 2014

ABSTRAKS YANG… m.rakib lpmp. riau



ABSTRAKS YANG…
m.rakib  lpmp. riau
 
CONTOH ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH

Mamudji, Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.” Majalah Hukum Dan Pembangunan 3 (Juli-September 2004): 194-209. Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatiF lama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang “kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor yaitu, (1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat non adversial, (3) mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun pihak yang tidak langsung berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan win-win solution. Mediasi adalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yang keberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu pada kepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itu mediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian, mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yang ditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu, (1) mediator jaringan sosial (social network mediator), (2) mediator otoritatif (authoritative mediator), (3) mediator mandiri (independent mediator). Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisional tetapi telah diatur dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentang Kehutanan, Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undang tentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan, Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi Si Pengadilan.
Contoh Penulisan Abstrak yang Baik dan Benar – Abstrak merupakan gambaran secara keseluruhan dari sebuah penulisan ilmiah yang akan diteliti oleh para peneliti. Banyak diantara mahasiswa yang tidak tahu bagaimana sebenarnya menuliskan abstrak itu. Sehingga masih banyak sekali kesalahan pada skripsi mereka. Abstrak itu, tidak hanya ada pada penulisan skripsi saja, pada tesis dan disertasi pun ada abstraknya. Memang, penulisan abstrak akan menjadi momok bagi yang belum terbiasa ataupun yang belum mengetahui tekhnik dasar dalam membuat abstrak. Penulisan abstrak yang benar tentunya harus mengacu kepada criteria penulisan, struktur penulisan, font, spasi, ukuran kertas, paragraph sampai isi dari abstrak itu sendiri. Disini akan saya tunjukkan contoh penulisan abstrak yang baik dan benar.
Contoh Penulisan Abstrak yang Baik dan Benar

GAYA KEPEMIMPINAN KIAI
DALAM MENEPIS ARUS GLOBALISASI
(Studi Kasus Di Pesantren Darul muta’aliminSumberagung Tulungagung)

ABSTRAK
Oleh: Zailani, NIM/NIRM: 10.02.203/ 059.24.04.350, 2010, Judul Tesis: Gaya Kepemimpinan Kiai dalam menepis Arus Globalisasi (Studi Kasus Di Pesantren Darul muta’aliminSumberagung Tulungagung), Jurusan Pendidikan Agama Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pasca sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Karsapura (STAINK) Tulungagung, Pembimbing utama yaitu Prof.Dr. H. Rijal Karim, M.Ag dan Pembimbing pembantu adalah Prof. DR. Agung Harapan, M.Ag.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan Kiai dan Arus Globalisasi.
Latar belakang masalah: Sebegitu besar peran pendidikan bagi usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan ternyata memiliki peranan yang urgen, bahkan paling utama dalam mengembangkan peradaban dan mencapai kejayaan umat manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan usaha untuk meningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan kiai menentukan keberhasilan pendidikan dalam rangka pengembangan mutu pendidikan dilembaga yang dikelolanya.
Hal ini menarik penulis untuk mengetahui sejauh mana Gaya Kepemimpinan Kiai Pesantren Darul muta’aliminSumberagung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi.
Rumusan masalah: (1) Bagaimana kepemimpinan otokrasi kiai Pesantren Darul muta’alimin Sumber agung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi? (2) Bagaimana kepemimpinan kharismatik kiai Pesantren Darul muta’alimin Sumber agung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi? (3) Bagaimana kepemimpinan demokratis kiai Pesantren Darul muta’alimin Sumberagung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan kepemimpinan otokrasi kiai Pesantren Darul muta’aliminSumberagung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi. (2) Untuk mengetahui kepemimpinan kharismatik kiai Pesantren Darul muta’alimin Sumber agung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi. (3) Untuk mengetahui kepemimpinan demokratik kiai Pesantren Darul muta’alimin Sumber agung Tulungagung dalam menepis arus globalisasi.
Pengumpulan data dalam studi kasus ini menggunakan teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Dalam analisa data digunakan teknik analisis deskriptif dalam upaya untuk membuat kesimpulan.
Kesimpulan yang dapat disajikan dalam penelitian ini adalah: model dan gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh Kiai dan pimpina Pesantren Darul muta’alimindalam rangka menepis arus globalisasi. Adapun beberapa gaya tersebut meliputi: (1) Gaya Otokratis, (2) Gaya Karismatis, dan (3) Gaya Demokratis.
Contoh Penulisan Abstrak yang Baik dan Benar
Contoh Penulisan Abstrak yang Baik dan Benar – Demikian contoh penulisan abstrak thesis yang baik dan benar Yang bisa kami suguhkan. Semoga dengan mempelajari Contoh Penulisan Abstrak yang Baik dan Benar kamu bisa mendapat pencerahan yang menghantarkanmu pada kesuksesan.

Tujuan Abstrak

  • Membantu seseorang yang sibuk, untuk mengetahui suatu artikel hasil penelitian, berita terbaru tanpa harus membaca full teks nya
  • Menghemat waktu tenaga dan biaya
  • Membantu dalam memecahkan masalah dalam penguasaan bahasa
  • Dapat dipakai sebagai pengganti artikel asli
  • Sebagai salah satu alat kelengkapan dalam penelusuran surut (Retrospective Searching/ Rectrospective Convension)

Manfaat terpenting kegiatan pembuatan abstrak (Bernier: 2003), yaitu:

  1. Memudahkan pembaca (terutama peneliti dan akademisi) menentukan dokumen yang akan dibacanya, sebab perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan luas, melibatkan lebih dari 50 bahasa dunia. Pembuatan abstrak dalam bahasa yang dikenali pengguna akan sangat membantu proses penentuan apakah sebuah dokumen perlu diambil untuk dibaca atau tidak.
  2. Jumlah jurnal ilmiah dan akademik terlalu banyak untuk diperiksa satu persatu oleh para ilmuwan, sehingga sebuah kumpulan abstrak akan sangat membantu proses pemutakhiran pengetahuan. Ilmuwan tidak perlu membaca dulu satu per satu artikel di bidangnya, sebelum memutuskan untuk memilih artikel yang paling dia perlukan.
  3. Seringkali abstrak dapat menggantikan fungsi artikel aslinya, terutama kalau jenis abstrak itu adalah abstrak informatif (lihat penjelasan tentang jenis abstrak di bawah).
  4. Dengan membaca abstrak terlebih dahulu, para peneliti dan akademisi dapat menghemat banyak waktu sebelum membaca artikel aslinya. Tanpa abstrak yang berkualitas, seringkali artikel yang dipilih untuk dibaca belum tentu benar-benar relevan.
  5. Kumpulan abstrak seringkali lebih mudah dihimpun ke dalam satu bidang atau sub-bidang yang sejenis dan saling berkait, daripada kumpulan artikel di jurnal yang seringkali tidak selalu benar-benar berkaitan satu sama lainnya. Kumpulan abstrak, dengan demikian, sangat membantu peneliti dan akademisi memahami bidang pengetahuan dan batas-batasnya.
  6. Abstrak semakin “ampuh” jika disertai indeks dan klasifikasi yang semakin memudahkan pencari menelusuri belantara artikel ilmiah. Tanpa abstrak yang demikian, sangatlah tidak praktis jika seorang peneliti harus menelusuri setiap bidang pengetahuan secara satu per satu.
  7. Tanpa abstrak yang berkualitas, pemilihan artikel atau dokumen untuk diambil dan dibaca menjadi kurang akurat. Abstrak yang baik akan sangat meningkatkan akurasi pemilihan dokumen. Tanpa abstrak, seringkali peneliti atau akademisi hanya menebak-nebak isi dokumen sebelum mengambil dan membacanya. Secara umum ada 4 jenis abstrak, yaitu abstrak informatif, abstrak indikatif, abstrak kritis, abstrak yang memakai sisi pandang khusus (slanted). Di dunia perpustakaan dan dokumentasi, pembuatan abstrak dilakukan dengan memenuhi standar tertentu, misalnya di Amerika Serikat digunakan ANSI/NISO Z39.14 Guidelines for Abstracts. Di dalam standar itu dijelaskan bahwa abstrak informatif pada umumnya digunakan untuk tulisan yang mengandung penelitian ilmiah. Di dalam abstrak ini ada tujuan, metodologi, hasil, dan kesimpulan penelitian. Sedangkan abstrak indikatif biasanya adalah untuk tulisan yang tidak terstruktur rapi seperti tulisan ilmiah, misalnya dalam bentuk esei, opini, atau untuk dokumen yang panjang seperti buku, prosiding, atau direktori. Abstrak kritis dan abstrak bersisi-pandang-khusus, pada umumnya mengandung komentar evaluatif, baik tentang isi maupun gaya penulisan dan penyajian, dari si pembuat abstrak yang ahli di bidang tertentu.

Fungsi abstrak :

  1. Sebagai suplemen: Apabila pembaca tidak puas dengan membaca abstrak tersebut, maka akan mencari sumbernya/buku aslinya
  2. Sebagai Komplemen: Apabila pembaca merasa terpuaskan dengan membaca abstrak/tercukupi dengan membaca abstrak saja, maka dokumen sumber/buku aslinya tidak diperlukan.

Jenis Jenis Abstrak
Ada beberapa jenis abstrak yang digolongkan pada fungsi dan orientasi pembaca. Namun pada prakteknya lebih banyak dikenal/digunakan dua jenis abstrak ini yaitu: 
  1. Abstrak Informatif   merupakan abstrak dokumen yang terpenting, sangat umum, informasi kuantitatif dan kualitatif.   Ciri-cirinya : menyajikan hasil isi dan prinsip-prinsip dari hasil kerja (tujuan,metode), kesimpulan dari artikel asli secara jelas, untuk orientasi pembaca yang tidak dapat mengakses dokumen aslinya. Abstrak informative dibuat sesempurna mungkin namun tidak mengubah makna/isi dari dokumen/artikel aslinya. Sehingga abstrak ini lebih panjang daripada jenis abstrak lainnya. Biasanya makalah/artikel majalah menghasilkan 100 hingga 250 kata, sedangkan laporan dan tesis sekitar 500 kata.  
  2. Abstrak Indikatif    menunjukan isi sebuah artikel dan berisi pernyataan umum tentang sebuah dokumen, tanpa disertai informasi terperinci mengenai hasil tujuan serta data kuantitatif. Biasanya untuk dokumen diskusi, tinjauan literature, prosiding komperensi, dan esei.

Jenis abstrak lainnya yaitu:

  1. Abstrak ulasan/kritis: Pengabstrakan tidak hanya menjelaskan isi dari dokumen asli tetapi mengevaluasi/menilai, memberi pendapat dan dapat pula menganalisa kerjanya bahkan cara penyajiannya. (Cenderung memberikan komentar)
  2. Abstrak pokok: Ditulis untuk menarik perhatian pembaca terhadap suatu dokumen, ditulis dengan sederhana, ringan dan tidak terlalau resmi (gambaran tidak lengkap). Abstrak ini lebih banyak ditulis oleh pengarang atau redaksi.
  3. Abstrak terarah/miring: Dalam abstrak ini satu artikel/dokumen dapat dibuat lebih dari satu abstrak yang ditujukan pada bidang-bidang tertentu.
  4. Abstrak statistic/numeric: Menyajikan data dalam bentuk table/numeric abstrak jenis ini ringkas dan mudah dibaca banyak dipergunakan untuk memproyeksikan kecenderungan pertumbuhan penduduk, pasar, konsumsi.(Data ekonomi, social dan pemasaran).
  5. Abstrak informatif-indikatif: Perpaduan abstrak informative dan indikatif. Sebagian dari abstrak ditulis dalam gaya informative, sedangkan aspek dokumen yang kurang penting ditulis dalam gaya indikatif.
  6. Abstrak mini: Abstrak yang menguatkan judul dokumen yang diabstrak., tidak membuat analisis dengan penulisan yang sangat cepat, judul artikel sebagai alat pemberitahuan bagi pembaca.

Cara Penggunaan Abstrak
  Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan abstrak.
1. Semua bagian harus seimbang. Jangan hanya menonjolkan hanya salah satu aspek saja, seperti judul saja atau penggunaan metode penelitian saja, tetapi mengulas hasil penelitian lebih ditekankan.
2. Pastikan penulisan abstrak menggunakan unsure 5W + 1H dengan lengkap.
3. Harus ada hubungan yang kohesif antar unsure penelitiannya. Harus ada benang merah dari hasil penelitian yang telah dibuat.
4. Pilihlah kata kunci yang sesuai dengan subjek dan objek penelitian yang telah dibuat.

Alasan dibuat abstrak:

  1. Adanya ledakan informasi
  2. Ilmuwan tidak mempunyai waktu untuk membaca semua dokumen hasil penelusuran
  3. Ilmuwan ingin mengetahui gambaran singkat suatu dokumen dan memilih artikel mana yang paling bermanfaat dan harus dibaca.
 
Sumber dan Bahan Informasi
  • Manusia
  • Literatur
  • Organisasi/ Institut/ Lembaga
  • Alam/ Lingkungan
Dokumen yang perlu diabstrak :
  1. Dokumen berhubungan dengan kebutuhan/kepentingan pengguna.
  2. Laporan akhir yang ditunjang dengan metodologi yang baik serta bukti yang menyakinkan
  3. Review adalah hasil penelitian yang ditinjau oleh orang yang lebih ahli dibidangnya.
  4. Dokumen yang memuat sumber informasi yang dapat dipercaya/informasi dari professional.
  5. Majalah atau laporan (yang diterbitkan oleh lembaga khusus, sumber yang selalu diliput secara luas oleh badan pengabstrakan)
  6. Paper dalam setiap seminar
  7. Majalah/ Jurnal/ Warta
  8. Karya Ilmiah dari hasil kajian (tesis, disertasi, skripsi/ Tugas Akhir)
  9. Laporan Penelitian 


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook