Sunday, January 11, 2015

Kesedihan umat Islam, seakan tak terdengar Berita penghinaan terhadap Muhammad,



Kesedihan umat Islam,  seakan tak terdengar
Berita penghinaan terhadap Muhammad, berbuah isak tangis  bukan semakin keras
Kesedihan mencuat sampai tak bisa terbendung air mata
Francis dan semua negara Barat,  seakan tak lagi bersahabat
Tak ada lagi terdengar senandung nyanyian termanis
Semua tak bersahabat
Semua tak ada yang peduli
Ku pikul semua ini sendiri, hanya sendiri
Terjerat dan tak mungkin bisa lepas begitu saja
Di tengah dunia kebebasan pers,  menjadi-jadi
Bisnis majalah, hanya butuh penghibur saat rapuh
hanya butuh teman ketika sendirian
Datanglah penembak nekat, dari Aljazair.
hanya butuh kasih ketika tak ada sayang
hanya butuh penghapus airmata ketika menangis

Pagi petang,  siang malam,
Tinggi rendah panjang lebar;
Di luar pisang racun di dalam,
Majalah beacun,  terus  menyebar.


                              Pagi-pagi,  digigit nyamuk,
                              Di sorenya,  digigit serangga.
                              Yang terkena,  pasti mengamuk,
                              Rasa sakitnya, tiada terhingga..


Pakai sepatu , Indera Bangsawan,
Sayang  imam,  naik  kuda.
Jangan  cepat mengamuk wahai kawan,
Teguhkan kesabaran,  di dalam dada.


           Selain Mourad, dua pelaku lainnya adalah kakak beradik keturunan Aljazair, Said Kouachi, 34, dan Cherif Kouachi, 32.

Ketiganya menyerbu masuk ke kantor Charlie Hebdo di Paris, memanggil beberapa nama, sebelum akhirnya menembaki para korban. Pelaku mengenakan pakaian hitam dari kepala hingga kaki.

Di antara yang terbunuh adalah pemimpin redaksi Stephane Charbonnier, 47, kartunis Georges Wolinski, 80, Bernard ‘Tignous’ Verlhac, 57, dan Jean Cabut, bersama dengan seorang penulis berusia 68 tahun, Bernard Maris.


Pandang-pandang kanan dan kiri,
Melintas jalan berkira-kira;
Kurang ringgit boleh dicari,
Kurang akal habis bicara.

Pasang kandil dalam ribut,
Budak-budak mencari lokan;
Kalimah adil mudah disebut,
Tapi susah hendak dilaksanakan.

Patah jarum dalam peti,
Buat menjahit kain bertimbun;
Nasihat sepatah kurang dimengerti,
Rupanya penawar beribu tahun.

Perahu belayar berisi rambai,
Hendak menuju Kuala Lukut;
Tinggi jangan ingat mahu capai,
Tuah orang jangan ikut.

Perahu sarat muat pinang,
Jangan lenggang timba lagi;
Saya jahat jangan dikenang,
Orang lain banyak lagi.

Pergi ke hutan memburu babi,
Babi seekor taringnya panjang;
Tidak salah lagakkan diri,
Asal tidak menghina orang.

Pergi ke hutan memburu rusa,
Rusa berjemur di tengah panas;
Kalau pandai menimbang rasa,
Jangankan tepi di tengah tak lemas.

Pergi ke Lembing seguni minyak,
Pergi Jerantut membeli jamu;
Kalau abang nak berbini banyak,
Terlebih dahulu tuntut ilmu.

Pergi ke pantai menjala ikan,
Dapat seekor ikan gelama;
Baik-baik memilih intan,
Jangan terpilih batu delima.


Majalah Charlie Hebdo kerap menuai ancaman setelah beberapa kali menayangkan kartun Nabi Muhammad. Pada November 2011, kantor majalah ini terbakar setelah dilempari bom Molotov oleh orang tidak dikenal.

Insiden ini adalah serangan teroris terbesar di Perancis dalam sepuluh tahun terakhir. Pemerintah Perancis menaikkan tingkat ancaman teror ke level tertinggi dan menambah pengamanan di rumah ibadah, toko-toko, kantor media dan alat transportasi.
(ike)

Selain Mourad, dua pelaku lainnya adalah kakak beradik keturunan Aljazair, Said Kouachi, 34, dan Cherif Kouachi, 32.

Ketiganya menyerbu masuk ke kantor Charlie Hebdo di Paris, memanggil beberapa nama, sebelum akhirnya menembaki para korban. Pelaku mengenakan pakaian hitam dari kepala hingga kaki.

Di antara yang terbunuh adalah pemimpin redaksi Stephane Charbonnier, 47, kartunis Georges Wolinski, 80, Bernard ‘Tignous’ Verlhac, 57, dan Jean Cabut, bersama dengan seorang penulis berusia 68 tahun, Bernard Maris.

Majalah Charlie Hebdo kerap menuai ancaman setelah beberapa kali menayangkan kartun Nabi Muhammad. Pada November 2011, kantor majalah ini terbakar setelah dilempari bom Molotov oleh orang tidak dikenal.

Insiden ini adalah serangan teroris terbesar di Perancis dalam sepuluh tahun terakhir. Pemerintah Perancis menaikkan tingkat ancaman teror ke level tertinggi dan menambah pengamanan di rumah ibadah, toko-toko, kantor media dan alat transportasi.
(ike)

Selain Mourad, dua pelaku lainnya adalah kakak beradik keturunan Aljazair, Said Kouachi, 34, dan Cherif Kouachi, 32.

Ketiganya menyerbu masuk ke kantor Charlie Hebdo di Paris, memanggil beberapa nama, sebelum akhirnya menembaki para korban. Pelaku mengenakan pakaian hitam dari kepala hingga kaki.

Di antara yang terbunuh adalah pemimpin redaksi Stephane Charbonnier, 47, kartunis Georges Wolinski, 80, Bernard ‘Tignous’ Verlhac, 57, dan Jean Cabut, bersama dengan seorang penulis berusia 68 tahun, Bernard Maris.

Majalah Charlie Hebdo kerap menuai ancaman setelah beberapa kali menayangkan kartun Nabi Muhammad. Pada November 2011, kantor majalah ini terbakar setelah dilempari bom Molotov oleh orang tidak dikenal.

Insiden ini adalah serangan teroris terbesar di Perancis dalam sepuluh tahun terakhir. Pemerintah Perancis menaikkan tingkat ancaman teror ke level tertinggi dan menambah pengamanan di rumah ibadah, toko-toko, kantor media dan alat transportasi.
(ike)

Panggang simbubu tak bertulang,
Entahkan pandan meluruti;
Emak di kubur takkan pulang,
Entahkan badan menuruti.

Panglima raja mudik bergalah,
Ditiup angin selatan daya;
Laut darat dijadikan Allah,
Asam manis semua serupa.

Pergi Makkah lalu Madinah,
Singgah bermalam tengah laut;
Dengarlah ratap Siti Fatimah,
Dengarlah suara Nabi Allah Daud.

Pukul rebab pukul rebana,
Pukul lesung rumah Encik Ali;
Apa sebab apa kerana,
Minta tolong syariat nabi.

Kategori Budi:

Pacak lokan panggang lokan,
Lokan tersangkut di papan kemudi;
Kakak bukan saudara bukan,
Tersangkut sedikit kerana budi.

Padi perak berdaun suasa,
Buahnya mengurai emas merah;
Sudah berbudi lagi berbahasa,
Itulah tanda bistari bertuah.

Pagi-pagi menanam selasih,
Selasih ditanam di hujung serambi;
Bagailah mana hati tak kasih,
Kerana tuan baik budi.

Pasang air Tanjung Simasta,
Pasang tidak bertenang lagi;
Budi tuan lekat di mata,
Makan tidak kenyang lagi.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook