Saturday, January 3, 2015

Puisi MENGAPA BISA TERJERAT




MENGAPA BISA TERJERAT
Karya M.Rakib Riau Mandiri

 Jangan cemas, walau di keliling kita, bertaburan jerat.
Jangan putus asa, jangan menyerah, berjuanglah dengan ikhlas di jalan Tuhan
Walaupun kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda, jangan cemas.
Tapi mari kita merenung sejenak, mengapa kita  terjaring berbagai macam jerat.
Bukankah kita bisa terbungkuk terjerat hutang dan merayap melata sengsara di dunia.
Tiga ribu wakil rakyat, terjerat hukum.
Guru besar hukum, terjerat narkoba.
Kiyai di Mojokerto, jadi tersangka
Pengusaha internet, terjerat pelanggaran dahsyat
Dampak dari keadilan yang mati.
Pendidikan mulai punya seribu satu keanehan dalam kurikulum palsu
Apakah kiranya yang salah, pada negeri ini?
Kita sedang membeli masa depan, denganharga, sekarang.
 Penganggur 40 juta orang,
 Tnak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid,
Pecandu narkoba 6 juta anak muda,
 pengungsi perang saudara 1 juta orang,
VCD PORNO  beredar 20 juta keping,
Kriminalitas merebat di setiap tikungan jalan 
Guru kini, tidak bisa lagi memukul menta'zir murid.
Banyak sudah guru yang masuk penjara, karena mendisiplinkan muridnya.

(M.Rakib  LPMP Riau Indonesia. 2015)

Beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.
Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol di ruang tamu
Kantor Pegadaian Jagat Raya, dan di punggung kita dicap sablon besar-besar 
Tahanan IMF dan Penunggak Bank Dunia.
 Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu, 
menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya.

        Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali. Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku. Dulu penjajah kita satu negara, kini penjajah multi-kolonialis banyak bangsa. Mereka berdasi sutra, ramah-tamah luarbiasa dan banyak senyumnya. Makin banyak kita meminjam uang, makin gembira karena leher kita makin mudah dipatahkannya.

Di negeri kita ini, prospek industri bagus sekali. Berbagai format perindustrian, sangat menjanjikan, begitu laporan penelitian. Nomor satu paling wahid, sangat tinggi dalam evaluasi, dari depannya penuh janji, adalah industri korupsi.

Bergerak ke kiri ketabrak copet, bergerak ke kanan kesenggol jambret, jalan di depan dikuasai maling, jalan di belakang penuh tukang peras, yang di atas tukang tindas. Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia, sudah untung.
Lihatlah para maling itu kini mencuri secara berjamaah. Mereka bersaf-saf berdiri rapat, teratur berdisiplin dan betapa khusyu’. Begitu rapatnya mereka berdiri susah engkau menembusnya. Begitu sistematiknya prosedurnya tak mungkin engkau menyabotnya. Begitu khusyu’nya, engkau kira mereka beribadah. Kemudian kita bertanya, mungkinkah ada maling yang istiqamah?

1 comment:

  1. Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

    ReplyDelete

Komentar Facebook