Tuesday, February 3, 2015

MEMLAUI TINDAK KEKERASAN YANG BIJAK



                  
JANGAN TAKUT MENDISIPLINKAN MURID MEMLAUI TINDAK KEKERASAN YANG BIJAK


M.RAKIB LPMP RIAU INDONESIA  MUBALLIGH  IKMI  RIAU.2015

      Menurutku, kekerasan terhadap anak, dalam ukuran ringan dan bijak, masih diperlukan. Bukan maksudku mengajak kalian berputus harapan dalam mendidik anak di kehidupan ini, sehingga nanti jangan-jangan kalian berkesimpulan ‘lebih baik menyepi di sudut hutan’. Bukan itu maksudku, sahabat. Yang kuingin hanyalah sebuah kesedaran, bahawa dia marah, emosi, kecewa, yang menggoda kita sedari dulu itu hanyalah ia yang buruk rupa dan akan binasa. Setan dan sihirnya telah membuat kita tertipu secara kasarnya dan melupakan sesuatu yang selainnya. Sesuatu yang sejatinya sempurna dan abadi, namun kebodohan dan tipu daya telah membuat kita meniggalkannya.
Oh… Ternyata …..anda tidak boleh takut mendisiplinkan anak, hanya caranya yang harus dicari..
“Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qoshosh: 77)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan MATI. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu belaka.”(Ali Imran 185)

Minyak geliga, buah lakum
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.

Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong,  ikan gurami
Merasa  rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti

Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi

Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama

Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti

Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji

Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang


Kuntum bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.

Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan,  kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna


Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh,  di dalam raga
Hukum dunia,  ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga

KALAU TUAN MENCARI KUTU,
JANGAN DISURUH, ORANG BUTA
KALAU PERUNDINGAN, SUDAH BUNTU
LAKUKAN ISTIKHOROH, PEMBUKA PNTA


Saat M.Rakib, mengirimkan kutipan ini, penulis(M.Rakib), 30 Dsember 2014, sudah berkunjung ke Prof.Amir Luthfi delapan kali, untuk merapikan sistemstika disertasi S3 yang akan segera ujian promosi Doktor, ujian terbuka di awal tahun 2015 insyaAllah


Kuntum bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.

Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan,  kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna


Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh,  di dalam raga
Hukum dunia,  ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga

Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan

Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman

Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah

Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad

Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati

Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi

Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama

Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok

Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun

Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon

Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri

Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur

Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah

Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru

Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat

Penulis tertarik dengan pantun dan pepatah huku dalam aadat Melayu. Kemudian penulis temukan sebauh ungkapan paling kuno dan paling indah menurut penulis asja. Kmudian penulis kutip, bunyinya begini:

Hukum sipalu-palu ular
Ular dipalu,
bisa mati
Kayu pemalu, tidak p
atah
Rumput dipalu,  tidak layu
Tanah terpalu,  tidak lembang

Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik

Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak

Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik

Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah

Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.

Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.


Minyak geliga, buah lakum
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.

Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong,  ikan gurami
Merasa  rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti

Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi

Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama

Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti

Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji

Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang


Kuntum bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.

Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan,  kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna


Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh,  di dalam raga
Hukum dunia,  ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga

KALAU TUAN MENCARI KUTU,
JANGAN DISURUH, ORANG BUTA
KALAU PERUNDINGAN, SUDAH BUNTU
LAKUKAN ISTIKHOROH, PEMBUKA PNTA


Saat M.Rakib, mengirimkan kutipan ini, penulis(M.Rakib), 30 Dsember 2014, sudah berkunjung ke Prof.Amir Luthfi delapan kali, untuk merapikan sistemstika disertasi S3 yang akan segera ujian promosi Doktor, ujian terbuka di awal tahun 2015 insyaAllah


Kuntum bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.

Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan,  kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna


Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh,  di dalam raga
Hukum dunia,  ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga

Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan

Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman

Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah

Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad

Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati

Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi

Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama

Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok

Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun

Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon

Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri

Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur

Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah

Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru

Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat

        Penulis tertarik dengan pantun dan pepatah huku dalam aadat Melayu. Kemudian penulis temukan sebauh ungkapan paling kuno dan paling indah menurut penulis asja. Kmudian penulis kutip, bunyinya begini:

         Hukum sipalu-palu ular
Ular dipalu, tidak mati
Kayu pemalu, tidak petah
Rumput dipalu,  tidak layu
Tanah terpalu,  tidak lembang

Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik

Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak

Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik

Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah

Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.

Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.


                                              M.Rakib Muballigh IKMI Riau Indonesia.2014

                  Banyak guru yang sekarang ini khawatir memberikan pendidikan disiplin pada murid karena akan disalahartikan sebagai tindak kekerasan. Hukuman disiplin bagi murid yang melanggar tata tertib dijadikan alasan bagi orangtua dan keluarga untuk membawa guru ke ranah hukum kriminal. Malah, sebagian orangtua merasa bangga dengan tindakan mengadukan guru memberikan hukuman pelanggaran disiplin sekolah. Sampai saat ini memang belum ada titik temu terkait pengaduan penganiayaan terhadap murid oleh guru. Hal ini menjadi dillema serta membuat guru khawatir dan cemas memberikan pendidikan disiplin pada muridnya karena harus berhadapan dengan pelanggaran hak azasi manusia. Antara-hukuman-dan disiplin-sekolah.

Wawan Budi's photo.

Minyak geliga, buah lakum
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.

Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong,  ikan gurami
Merasa  rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti

Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi

Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama

Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti

Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji

Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang


Kuntum bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.

Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan,  kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna


Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh,  di dalam raga
Hukum dunia,  ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga

KALAU TUAN MENCARI KUTU,
JANGAN DISURUH, ORANG BUTA
KALAU PERUNDINGAN, SUDAH BUNTU
LAKUKAN ISTIKHOROH, PEMBUKA PNTA


Saat M.Rakib, mengirimkan kutipan ini, penulis(M.Rakib), 30 Dsember 2014, sudah berkunjung ke Prof.Amir Luthfi delapan kali, untuk merapikan sistemstika disertasi S3 yang akan segera ujian promosi Doktor, ujian terbuka di awal tahun 2015 insyaAllah


Kuntum bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.

Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan,  kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna


Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh,  di dalam raga
Hukum dunia,  ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga

Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan

Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman

Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah

Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad

Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati

Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi

Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama

Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok


Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun

Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon

Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri

Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur

Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah

Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru

Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat

Penulis tertarik dengan pantun dan pepatah huku dalam aadat Melayu. Kemudian penulis temukan sebauh ungkapan paling kuno dan paling indah menurut penulis asja. Kmudian penulis kutip, bunyinya begini:

Hukum sipalu-palu ular
Ular dipalu, tidak mati
Kayu pemalu, tidak petah
Rumput dipalu,  tidak layu
Tanah terpalu,  tidak lembang

Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik

Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak

Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik

Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah

Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.

Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.



No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook