Tuesday, March 17, 2015

BAGIAN KE -21 NOVEL 4 PROFESOR 1 CINTA



BAGIAN KE -21
NOVEL  4 PROFESOR 1 CINTA
TRAGEDI PELACUR INTELEKTUAL

Karya M.Rakib Pekanbaru Riau Indonesia

Profesor Ahmad Martiyas :    Saya sebagai direktur Pasca sarjana selalu memihak kepada mahasiswa, tidak memihak kepada para perofesor yang killer, karena saya melihat banyak mahasiswa yang terlalu lama menunggu dosen –dosen tertentu untuk mendaptkan tandatangannya.

Sang Penyair                    :      Sudah 15 kali saya menemui Profesor Amar Makruf, tapi hanya ditariknya tiga lembar dan  didiskusikannya lama-lama, lalu disuruh datang dua minggu lagi. Tidak terbayangkan  tiga lembar sekali datang diperiksa, sedangkan jumlahnya 300 halaman disertasi.

Profesor Ahmad Martiyas :     Datanglah sekali lagi. Jika beliau tidak mau juga menadatanganinya, mintalah pernyataannya. Begitu pernyataannya keluar, akan saya ganti dia hari ini juga. Banyak profesor lain yang lebih tinggi dibanding dia. Disamping itu anda sendiri harus mengenal berbagai tipe dosen yang memiliki ego tinggi.
Profesor Amar Makruf itu umurnya sudah 70 tahun. Sembilan bulan lagi beliau pensiun sebagai guru besar. Tunggulah dia pensiun baru anda ujian. Tapi harus anda ketahui bahwa hubungan dosen dengan mahasiswa kerap kali berlangsung rumit (ciyus!). Kadang, dua manusia beda usia itu bisa sangat mesra. Mereka seperti sepasang kekasih yang kompak bergandeng tangan di taman penuh bunga. Saling memuji, saling menguatkan. Mereka adalah tim yang saling melengkapi.
Berita yang paling sering terdengar,  hubungan mereka memanas. Keduannya terjebak pada syak wasangka. Si dosen menganggap mahasiswa tak kooperatif dan kurang sungguh-sungguh belajar. Adapun mahasiswa kerap mencurigai dosen sebagai makhluk abad 16 yang tidak bisa mengerti visi hidup anak muda.
Kesalahpahaman itu dipicu oleh perbedaan perspektif. Karena itu, supaya kamu bisa kenali dosen dengan lebih baik, kesalahpahaman seperti itu tidak harus terjadi. Ketahuilah 20 sifat mereka ini.
Mereka Merasa Serba Tahu
Dosenmu mungkin sudah bergelar profesor. Dia memanfaatkan sepertiga waktu yang dimilikinya untuk membaca buku. Tapi, dosen bukan makhluk serba tahu. Dia juga bukan pembaca pikiran seperti Charles Francis Xavier.
Dosen memang menghabiskan waktu puluhan tahun untuk belajar, dari S1 sampai S4 (program postdoktoral, adakah?). Tapi, bidang yang mereka tekuni biasanya sangat spesifik. Seorang dosen kedokteran mungkin hanya mempelajari telinga. Lebih spesifik lagi, mungkin dia hanya mempelajari telinga bagian dalam. Lebih spesifik lagi, mungkin dia cuma mempelajari telinga bagian dalam khusus telinga kiri. Lebih spesifik lagi, mungkin cuma telinga dalam bagian kiri khusus perempuan.
Maka, tidak baik menanyakan semua hal pada mereka. Apalagi menanyakan sesuatu yang jelas-jelas tidak mereka ketahui. Jangan tanya pada dosen ekonomi soal morfologi tanah. Sebab, yang dia tahu justru harga jual tanahd dan perilaku makelar.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook