Friday, May 8, 2015

Penghapusan lambang ka’bah di logo UIN, diganti dengan bumi dan bintang David Jews 6.Penghapusan tujuh kata pada piagam Jakarta



PENGHAPUSAN DEMI PENGHAPUSAN


M.R.Jamari SH.,Drs. M.Ag. Pekanbaru Riau Indonesia

Aku cemas, tapi jangan  pula berburuk sangka kepada JIL, karena ada kemiripan penghapusan segala yang berbau sakral, suci. Ini hanyalah peristwa alami saja, suatu pertanda dunia sudah dekat kiamat, dimana para raja dan pemimpin , para penguasa, tidak mau lagi berdakwah, tidak mau lagi menyandang kalimat suci  “khalifatullah” kecuali…..Para penguasa yang sudah naik haji dan Umroh, tidak mau lagi memakai peci haji. Para haji tidak mau menjadi imam dan pengurus masjid, maunya ....

1.Penghapusan kolom agama pada KTP oleh Cahyo Kumolo
2.Penghapusan kata “Khalifatullah” oleh Sultan HB Ke 10
3.Penghapusan kata”Assalamu alaikumWW, pada Sabdo Rojo oleh HB Ke-10
4.Penghapusan kebiasaan pemimpin “Laki-laki” menjadi putri, HB Ke-10
5.Penghapusan lambang ka’bah  di logo UIN, diganti dengan bumi dan bintang David Jews
6.Penghapusan tujuh kata pada piagam Jakarta
7.Penghapusan…
     
Penghapusan dan penghilangan sebutan Kalifatullah di tengah nama gelar Sultan Hamengku Buwono X bakal menghilangkan keutuhan tradisi Kraton Yogyakarta dan akan melukai perasaan umat Islam. Selain itu, hal ini juga merupakan bukti jika yang berkuasa sekarang kurang memahami dakwan sejuk dan lembut dengan baik sejarah dari Kesultanan Ngayogyakarta sendiri.
“’Kami berharap kata Kalifatullah tidak dihilangkan dari gelar Sultan karena dihilangkannya  gelar tersebut diibaratkan Sultan sebagai iman, maka batal sebagai iman, karena pilar utama sudah dihilangkan,” terang tokoh masyarakat Yogyakarta Syukri Fadholi, Kamis (7/5).
Mengingat konsekuensi tersebut, mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta ini mengharapkan Gubernur DIY tersebut agar menginstropeksi diri. Lantaran, ujar Syukri, implikasi Sabda Raja itu akan melukai perasaan umat Islam se-Indonesia.
“Karena dalam Kraton Yogyakarta ada tiga dasar pilar, yakni agama, kebudayaan, dan sosial. Menghilangkan Kalifatullah bermakna hilangnya salah satu fondasi dari adeging Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat,” tegas Syukri.
Belajar dari kasus ini, Syukri meminta agar keluarga Kraton Yogyakarta punya semacam lembaga musyawarah keluarga untuk menyelesaikan kemelut.
‘’Saya khawatir bila tidak dievaluasi, lambat atau cepat Kraton Yogyakarta akan hancur. Apalagi Sultan sebagai pemimpin bertanggungjawab kepada Allah dan masyarakat,” tegasnya.(rz/ROL).

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook