Thursday, July 16, 2015

Istri Yang Menjadi Penyebab Korupsi



ISTRI YANG MENJADI PENYEBAB KORUPSI


M.Rakib JL.Cipyakarya, Panam, Pekanbaru Riau Undonesia. 2015

Istri Yang Menjadi Penyebab Korupsi
Membayar zakat, tidak mengerti
Uang habis, untuk berjudi
Juga untuk, mempercantik diri

Membeli pakaian, setiap hari
Pergi ke salon, memanjakan diri
Uang habis, berapapun diberi
Bedak dan gincu, tiga lemari.
                      
Istri jangan, banyak tuntutan,
Sehingga suami, lupakan Tuhan
Jalan pintas, ia lakukan
Ancaman penjara, tiada diindahkan

Wanita  rakus, tidak menginngatkan suami,
Agar jangan, terlibat korupsi
Kurang belanja, suami dicaci
Berterima kasih ketika, kantong berisi.

Dalam riwayat Ibnu Umar radhiallahu 'anhu Nabi berkata kepada mereka
: يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الإِسْتِغْفَارَ "
"Wahai para wanita  yang tidak rakus, bersedekahlah kalian, dan perbanyaklah beristighfar kepada Allah"

Karenanya para wanita, janganlah kalian melupakan kebaikan suami kalian, janganlah kalian suka mengeluh kepada suami kalian atau mengeluhkan tentang suami kalian, sesungguhnya kehidupan dunia penuh dengan kepayahan dan kesulitan dan tidak akan pernah ada kesempurnaan. Ingatlah suami kalian adalah surga atau neraka kalian sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ أَوْ نَارُكِ

"Sesungguhnya suamimu adalah surgamu atau nerakamu".

Jika suamimu ridho dan suka dengan sikapmu, bahagia tatkala  memandangmu, mendapatimu adalah seorang wanita yang sabar yang tidak suka mengeluh maka sungguh engkau telah membuka selebar-lebarnya pintu surga. Akan tetapi jika perkaranya adalah sebaliknya, engkau adalah seorang istri yang suka mengeluh, lupa dengan kebaikan suamimu, maka sungguh engkau telah membuka selebar-lebarnya pintu neraka Jahannam...!!


        Wahai para isteri, Ingatlah jika engkau telah menikah maka engkau wajib berbakti kepada suamimu sebagaimana engkau wajib berbakti kepada kedua orang tuamu. Jika engkau -wahai wanita sholehah- merasa mendapatkan pahala yang besar tatkala menyenangkan hati ayah dan ibumu, maka demikian pula hendaknya engkau merasa mendapatkan pahala yang besar tatkala menyenangkan dan membahagiakan suamimu. Sebaliknya, jika engkau merasa berdosa besar tatkala membentak dan mengangkat suara di hadapan ayah dan ibumu, maka hendaknya engkau juga merasa berdosa tatkala mengangkat suara dan membentak suami.


          Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar, walillahi al-hamdu. Ma'syaro Muslimin....Ramadhan telah berlalu, lembaran baru kehidupan telah kita buka kembali...., catatan dan coretan hitam telah bersih....tantangan baru kembali hadir....


Belenggu-belenggu syaitan telah terlepas.... Sebagaimana orang-orang yang berpuasa pada hari ini bergembira -karena meraih ampunan Allah-, maka demikian juga para pelaku maksiat juga ikut bergembira dengan berlalunya bulan Ramadhan. Para sahabat mereka dari kalangan syaitan telah terlepas belenggunya dan siap bekerjasama lagi dengan mereka. Para pelaku kemaksiatan kembali leluasa melancarkan godaan mereka.

          Sesungguhnya bulan Ramadhan ibarat pesantren kilat yang telah memperbaiki akhlak kita sebulan penuh, telah menggembleng kita untuk kuat sholat malam, mengajari kita untuk meninggalkan syahwat dan hawa nafsu karena Allah, maka sekarang tiba saatnya kita berhadapan dengan ujian...

Apakah di sebelas bulan ke depan kita masih bisa menunjukan nilai-nilai Ramadhan?, ataukah hilang dan lenyaplah nilai-nilai Ramadhan tersebut?

Apakah sholat lima waktu secara berjama'ah di masjid masih bisa kita jaga?

Apakah sholat malam -meskipun hanya sholat witir tiga raka'at atau bahkan hanya satu raka'at- masih bisa kita jaga?

Lembaran-lembaran Al-Qur'an yang selama ini menemani kita di bulan Ramadhan apakah masih bisa tetap menemani kita di sebelas bulan ke depan?

           Ataukah semuanya telah berubah?, sholat kita mulai bolong-bolong dan mesjid-mesjid mulai kita tinggalkan?, sholat malam kita berganti mimpi-mimpi dalam tidur yang lelap?, Al-Qur'an tidak lagi menemani kita akan tetapi selalu menjadi hiasan indah di rak-rak kita?. Jika perkaranya demikian maka percayalah bahwa sesungguhnya pesantren Ramadhan yang kita jalani selama sebulan adalah pesantren yang gagal. Sesungguhnya Ramadhan itu ibarat bengkel yang memperbaiki. Jika sebuah mobil yang rusak dimasukan ke dalam bengkel, lalu setelah mobil dikeluarkan dari bengkel maka kondisi mobil semakin baik maka percayalah bahwa bengkel tersebut adalah bengkel yang berhasil. Akan tetapi jika setelah mobil tersebut dikeluarkan dari bengkel ternyata mobil tersebut tidak ada perubahannya atau bahkan ternyata kondisi mobil semakin memburuk, maka percayalah bahwa sesungguhnya bengkel tersebut adalah bengkel yang gagal.
         Demikian pula halnya dengan Ramadhan, jika ternyata setelah kita keluar dari bulan Ramadhan ternyata kondisi ibadah kita membaik daripada sebelum Ramadhan maka ini merupakan pertanda bahwa Ramadhan kita telah berhasil, ibadah kita selama di bulan Ramadhan telah diterima oleh Allah.

         Sungguh merupakan keindahan tatkala seseorang sebelum Ramadhan bergelimang dengan kemaksiatan lalu iapun berpuasa dan setelah bulan Ramadhan berubahlah dia menjadi seorang yang taat. Kemaksiatan yang selama ini merupakan kebiasaannya pun ia tinggalkan. Sholat yang selama ini malas dikerjakannya menjadi rajin untuk ditegakan. Maka sungguh ia ibarat seekor ulat yang selama ini kerjaannya adalah memakan dan merusak dedaunan, lalu ia pun beristirahat dalam kepompongnya dalam beberapa waktu lalu setelah itu iapun keluar dari kepompongnya berubah menjadi seekor kupu-kupu yang indah, yang tidak lagi merusak dedaunan, membantu penyerbukan tanaman, bahkan menyenangkan orang yang memandangnya dan yang berada disekitarnya.  Kupu-kupu yang bertebangan di udara terlihat cantik dan menawan.
warna tubuhnya yang indah bagaikan pelangi, sungguh menyejukkan hati

       Setelah Ramadhan jadilah kita orang yang lebih baik, lebih baik bagi istri kita, lebih baik bagi suami kita, lebih baik bagi anak-anak kita, lebih berbakti kepada orang tua kita, menyenangkan orang sekitar kita. Sebagaimana kupu-kupu membantu penyerbukan tanaman maka jadilah kita bermanfaat bagi orang lain.


        Ramadhan harus memberikan perubahan kita ke arah yang lebih baik. Sungguh kita tidak tahu apakah kita masih bisa bertemu dengan Ramadhan-ramadhan tahun berikutnya...?, sungguh kita tidak tahu apakah kita masih bisa sujud dan ruku', bersimpuh dan menangis lagi di malam-malam bulan Ramadhan...?, kita tidak tahu apakah kita masih bisa bertemu dengan malam Laialatul Qodar yang lebih baik dari seribu bulan?. Ramadhan tahun ini harus memberikan kehidupan baru bagi kita, harus menjadi motivasi bagi kita dalam beraktivitas kebaikan....

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، تَقَبَّل َاللهُ طَاعَاتِكُمْ، تَقَبَّلَ اللهُ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا، سُجُوْدَنَا وَرُكُوْعَنَا، تِلاَوَتَنَا وَتَخَشُّعَنَا، إِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook