Thursday, July 2, 2015

TUHAN MERINDUKANMU




TUHAN MERINDUKANMU

 

M.Rakib S.H.,M.Ag,,Jl.Ciptakarya Panam, Pekanbaru Riau Indonesia. 2015

Allah rindu untuk menyatakan suaraNya, firman-Nya  kepada kita.
Namun, yang menjadi persoalan terbesar adalah kerinduanNya bisa  bertepuk sebelah tangan, karena kitan tidak menghiraulannya.
 Kita terlalu sibuk,
Tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan  firman Tuhan, sehingga yang sering kali kita dengar adalah suara hati kita, bukan suara Allah. Adam Musa, Isa dan Muhammad SAW, mengingatkan bahwa rupa dan bentuk Tuhan tidak dapat kita lihat, tetapi suaraNya dapat kita dengar. Tuhan bisa berbicara kepada hati nurani hambaNya melalui berbagai macam cara sesuai dengan yang Dia kehendaki. Terkadang, Tuhan berbicara dalam sebuah suara yang dapat didengar oleh telinga jasmani kita namun, secara umum Tuhan berbicara di daiam hati kita. Jika kita peka, kita dapat mengetahui dan membedakan antara suara hati dan suara Tuhan. Kepekaan hati mampu membuat kita menangkap kelembutan suara Tuhan di tengah bisingnya suara hati kita. Kita bisa mengetahui ketika fitrah suara hati kita berjalan beriring dengan suara Tuhan, ataukah berlawanan.
Kepekaan hati untuk dapat mendengar suaraNya bukanlah sebuah keterampilan yang dapat kita pelajari, melainkan lebih menekankan kepada sebuah keputusan dan kerinduan untuk lebih mendekat kepadaNya. Paulus adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya tokoh Alkitab yang peka terhadap suara Tuhan karena hidupnya dekat dengan Tuhan. Untuk itu tidaklah mengherankan kalau dia memahami rencana Tuhan, baik bagi dirinya sendiri, maupun bagi orang-orang yang dia layani. Jika kita telah mengetahui dengan pasti bahwa Tuhan rindu memberi diri untuk kita dapat mendengar suaraNya, masihkah kita bersikap tidak peduli terhadap ketidakpekaan hati kita? Ambilah sebuah keputusan untuk lebih lagi mencari wajahNya karena di situlah pintu gerbang kepekaan hati kita. Tuhan ingin berbicara dan suaraNya pun


RINDU  ALLAH

Rabi’ah al-Adawiyah, merindukan Allah.
Bersama dengan mereka menangis dalam shalatnya…
mereka menangis dalam do’anya…
mereka menangis dalam dzikirnya..

mereka tahu siapa dirinya
ketika mereka tahu siapa Tuhannya
ketika mereka tunduk menjatuhkan kening mereka
serata lantai dengan telapak kakinya
sujud tubuhnya
sujud hatinya
sujud jiwanya
sujud ke-aku-annya
mereka tahu kerendahannya
mereka tahu kekecilannya
mereka tahu kekerdilannya
mereka tahu kehinaanya
mereka tahu ketiadaan dirinnya

mereka menyebut-nyebut nama Tuhannya
Tuhannya berkata..
Aku yang punya nama
Aku datang

Ketika Tuhannya hadir
Dengan kebesaranNya

betapa takutnya mereka
Ancaman Tuhannya
Siksa Tuhannya
Azab Tuhannya
Neraka Tuhannya

betapa gembiranya mereka
ni’mat Tuhannya
karunia Tuhannya
rahmat Tuhannya
Syurga Tuhannya

betapa cintanya mereka
ketika mereka tahu
Tuhannya mengasihi mereka
Tuhannya menyayangi mereka
Tuhannya mencintai mereka

Maka
Ni’mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Wahai jiwa yang tenang
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai
Maka masuklah dalam golongan hamba-hambaKu
Dan masuklah ke dalam syurgaKu

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook