Friday, January 29, 2016

AKU TIDAK BERGUNA Karya Rakib Jamari

AKU TIDAK BERGUNA


Karya Rakib Jamari

Nah  inilah aku  doktor kehilangan rasa bangga,  dalam  mimpi-mimpi yang tidak berguna.karena memang tiada layak dibanggakan di sisi manusia, lebih-lebih di sisi Ilahi rabbi, lebih tiada berati.
Ribuan makalah dan tumpukan kertas terbakar dalam angan-angan
Teman-teman di sekelilingku tidak  tahu tentang derita batin ini.
Inikah derita..batin... paling baru
Mencinta tapi tiada dicinta
Merindu tapi tak dirindu
Hanya menatap kosong sang rembulan
Berharap diri adalah sang bintang
Yang selalu  di nantikan di ujung senja
Hanya berharap aku  bisa  sedikit saja, ada dihati
Tapi ketika kupijaki bumi
Aku hanyalah satu di antara bintanghayalan  itu
Ada banyak hati yang  lain  yang mereka nanti
Ada banyak rindu yang bertabur
Tapi bukan untukku
Itu untuk yang lain
Dan aku hanyalah doktor butiran debu
Tak berarti dan takkan memberi arti
Selamanya.
Aku hanya dapat menahan air mata
Atas kasih yang tak pernah sampai
Kurangkai kala di hati remuk redam rontak sendiri dalam gelap
penantian tiada akhir
melamun membunuh hati
Lenyaplah rasa bangga  tiada saat tiba cinta indah
kala bunga mulai mekar
musim yang tiba muram
mengganti dengan layunya

air mata berbaris
hati tertunduk
melihatmu pergi
Sang doktoryang tidak bermutu, harus berjalan menjauh
Tingalkan suasana tanpa makna.
Teringat pada bidadari tepian sungai Kampar
Yang kuabadikan leawt novel tiga tahun lau, ah..,
aku yang terlalu.
Ketika mandi di sungai Kampar, berteman kerikil dan pasir Airtiris
Kini jadi  kenangan yang telah terukir indah, lenyap semua,,
Segala impian yg belum terwujud kandas di tengah jalan,,
menjadi tabu, menjadi semu, menjadi tak berarti semuanya,,
Jeky, Ide, Rai dan jejik, sejak lama , 30 tahun lalu sudah nyatakan,
Doktor dalam hayalan hina sama sekali tiada berguna, mereka benar.
Segalanya yg tidak pernah disangka dan diduga, terbuka dengan sebuah kisah dan jawaban. Ketika harus menelan kisah nyata yg begitu menyiksa diri dan batin. Berharap itu hanyalah sebuah mimpi.
Merenung serta meratapinya dari detik demi detik hingga hari demi hari.
Maharani satu-satunya gadis kecil memebri senyaum harapan untukku.
Tetap berharap itu hanyalah sebuah mimpi. Entah apa yang terjadi ketika itu, dan entah apa yg telah diperbuatnya dulu.
Seperti seribu pukulan keras yg mememarkan sekujur tubuh, membuat luka yg begitu dalam dan sulit terobati.

Tak ada cara lain untuk menyembuhkannya,
 kecuali dengan mesin pemutar waktu yg tidak mungkin bisa didapatkannya. Hanya kesemuan dan ketabuan yg kini dapa menemaninya.
Entah apa rencana Tuhan di balik semua ini.
Entah derita apa lagi memutar nasibku.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook