Monday, January 18, 2016

Kok Bisa Masjid Agung di Tahta Suci Vatikan Red: Erik Purnama Putra Republika/Erik PP Masjid Agung Roma. Catatan M. Rakib

Kok Bisa Masjid Agung
di Tahta Suci Vatikan
Red: Erik Purnama Putra
Republika/Erik PP

Masjid Agung Roma. Catatan M. Rakib


REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia identik dengan agama Katolik. Itu lantaran Tahta Suci Vatikan berada di ibu kota Italia, Roma. Namun siapa singka, di Roma bagian utara pula berdiri salah satu masjid terbesar di Eropa. Masjid Agung Roma namanya.


Coba  simak Kitab Imamat 11:7-8

Konteks
11:7 Demikian juga babi, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. w 

Wartawan RepublikaErik Purnama Putra, berkesempatan berkunjung ke sana. Waktu yang sempit sebelum menuju Roma Termini (stasiun utama Roma) guna balik ke Milan, tidak menyurutkan niat untuk mampir sejenak ke tempat ibadah umat Islam tersebut. Meski dalam waktu singkat hanya berkunjung di halaman masjid, Tampak kekagum ketika pertama kali melihat arsitektur La Moschea di Roma.

Masjid ini sebenarnya hanya dibuka ketika hari Jumat. Di luar itu, tidak tampak aktivitas jamaah masjid yang berdiri di atas lahan 30 ribu meter persegi tersebut.

Menurut Wakil Dubes Indonesia untuk Italia Des Alwi, pemerintah Roma memang tidak bisa membuka masjid tersebut sepanjang waktu. Hal yang jamak ditemukan masjid di Tanah Air. Meski begitu, kata dia, ada sebagian ruang yang bisa digunakan kaum Muslim kalau ingin menunaikan shalat. Hanya saja, itu bukan ruang utama masjid.
"Ini pertimbangannya lebih ke keamanan. Masjid tidak dibuka sepanjang waktu," kata Des Alwi saat berkisah kepada Republika di Kedubes Indonesia untuk Italia pada pekan kemarin.

Dua rekan, Irfan Maulana dari JakTV dan Marniati dari TVOne ikut mendampingi Republika melihat arsitektur masjid. Kubah bulat masjid ditandai menara berbentuk bulan sabit. Di sekeliling masjid ditembuhi pohon menara. "Alhamdulillah, bisa sampai sini juga. Bisa foto-foto," kata Irfan yang diiyakan Marniati. Keduanya ikut foto di halaman masjid.

Hanya lima menit di Masjid Agung Roma, kami kemudian beranjak pergi untuk melanjutkan perjalanan ke Olimpico. Di stadion yang menjadi markas AS Roma dan Lazio tersebut, kami pun juga hanya sekitar dua menit. Itu lantaran kami lagi-lagi harus mengejar waktu demi bisa sampai ke stasiun tepat waktu, mengejar kereta cepat. Meski hanya sebentar, perasaan bisa mengunjungi masjid di tanah Vatikan merupakan pengalaman berharga.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook