Monday, July 25, 2016

MEMBUAT HUKUM SENDIRI TAPI TIDAK BID’AH Catatan Ringan Haji M.Rakib Jamari, Ph.D Pekanbaru


KEPUTUSAN HUKUM DI BELAKANG RASULULLAH
IBNU ABBAS MEMBUAT HUKUM SENDIRI TAPI
TIDAK BID’AH
Catatan Ringan Haji M.Rakib Jamari, Ph.D  Pekanbaru Riau Indonesia
Peringatan Maulid buan ibadah , hanya strategi penyampaian riwayat hidup Nabi tapi mengandung nilai ibadah. Syaikh Ibnu Taimiyah, menyikapi acara Maulid dengan pandangan bahwa orang yang melakukannya akan mendapatkan pahala yang agung karena dua alasan; 1, tujuannya yang baik, dan 2, karena pasti bertujuan mengagungkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Fatwa Ibnu Taimiyah tersebut sejalan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menyikapi persoalan baru yang dilakukan oleh para sahabatnya. Misalnya:
عَنْ سَيِّدِنَا ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِيْ آخِرِ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ خَلْفَهُ فَأَخَذَ بِيَدِيْ فَجَرَّنِيْ حَتَّى جَعَلَنِيْ حِذَاءَهُ فَلَمَّا أَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى صَلاَتِهِ خَنِسْتُ فَصَلىَّ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا انْصَرَفْتُ قَالَ: (مَا شَأْنُكَ؟ أَجْعَلُكَ حِذَائِيْ فَتَخْنَسُ) فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوَ يَنْبَغِيْ لأَحَدٍ أَنْ يُصَلِّيَ بِحِذَائِكَ وَأَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ الَّذِيْ أَعْطَاكَ اللهُ؟ قَالَ: فَأَعْجَبَهُ فَدَعَا لِيْ أَنْ يَزِيْدَنِيَ الله ُعِلْمًا وَفِقْهًا. رواه أحمد (3061)، والحاكم (6279) وقال: حديث صحيح على شرط البخاري ومسلم ووافقه الحافظ الذهبي، وقال الحافظ الهيثمي في مجمع الزوائد (9/462): رجاله رجال الصحيح.
“Sayyidina Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Aku mendatangi Rasulullah pada akhir malam, lalu aku shalat di belakangnya. Ternyata beliau mengambil tanganku dan menarikku lurus ke sebelahnya. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulai shalatnya, aku mundur ke belakang, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyelesaikan shalatnya. Setelah aku mau pulang, beliau berkata: “Ada apa, aku tempatkan kamu lurus di sebelahku, tetapi kamu malah mundur?” Aku menjawab: “Ya Rasulullah, tidak selayaknya bagi seseorang shalat lurus di sebelahmu sedang engkau Rasulullah yang telah menerima karunia dari Allah”. Ibn Abbas berkata: “Ternyata beliau senang dengan jawabanku, lalu mendoakanku agar Allah senantiasa menambah ilmu dan pengertianku terhadap agama”. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad (3061).
Hadits ini membolehkan berijtihad membuat perkara baru dalam agama apabila sesuai dengan syara’. Ibn Abbas mundur ke belakang berdasarkan ijtihadnya, padahal sebelumnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menariknya berdiri lurus di sebelah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, ternyata beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menegurnya, bahkan merasa senang dan memberinya hadiah doa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga tidak bertanya kepada Ibnu Abbas, mana dalil al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi dasar perbuatanmu? Tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam justru bertanya apa alasan perbuatanmu? Ternyata alasan, karena memuliakan dan mengagungkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dapat diterima dalam hal menyelesihi apa yang diajarkan oleh beliau. Hal ini pula yang mendasari Ibnu Taimiyah menilai positif perayaan Maulid.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook