Monday, October 31, 2016

Pernah muncul sosok Muslim pembela Ahok

Renungan Sejenak
Dikutip dari SHARIA .com., bahwa ada muncul sosok Muslim pembela Ahok yaitu Nusron, ada pula teman Ahok yang berjilbab, bahkan ada pula yang berbaju *Profesor Doktor mengeluarkan pernyataan yang semakin menunjukkan kemunafikan mereka dalam hal agama.* Maka umat Islam harus lebih berhati-hati dalam menilai pernyataan yang keluar dari manusia sejenis ini.
Titel Profesor Doktor yang disandingkan dengan namanya, belum bisa dijadikan jaminan kepribadiannya sebagai manusia yang baik apalagi untuk diambil sebagai patokan atau sandaran. Manusia yang mengaku Profesor ini, dengan kepintaran yang dianggapnya sudah mumpuni, menjual agama untuk kesejahteraan semata.
Demi kekuasaan dan uang, mereka berani memelintir ayat-ayat Al-Qur’an agar bisa sejalan dengan misi dan pola kerjanya. Umat dibuat bingung dengan pernyataan-pernyataan sinis yang bersumber dari kekotoran hati, kesombongan karena titel duniawi yang dimilikinya.
Seorang yang bertitel Profesor Doktor mestinya lebih berhati-hati dalam berbicara, karena menjadi panutan umat. Misalnya saja pernyataan kader Partai Demokrasi Indonesia (PDIP), Prof. Dr. Hamka Haq *”Si Penjual Ayat dan Hadits untuk PDIP”* tentang FPI yang dimuat itoday.co.id, pada Rabu 2 Januari 2012. Hamka mengatakan, “Kalau ada yang ngaku Habib, pimpin ormas anarkis, lebih baik bangsa ini bersatu memulangkan mereka ke arab negeri leluhurnya”, tulis Hamka di akun twitter @hamkahaq, Selasa 1 Januari 2013.
*Pernyataan orang yang mengaku Profesor ini sangat tidak etis. Tampak jelas bahwa Hamka Haq ternyata seorang yang RASIS dan FASIS, ANTI HABIB dan ANTI ARAB Yang tidak paham arti KEBANGSAAN*
Apakah Profesor ini memahami sejarah bangsa ini? Bagaimana seorang dengan sederet titel yang dianggap tinggi, bisa tidak tahu seluk beluk perjuangan bangsa? Apakah leluhur Hamka Haq yang mengaku Profesor ini begitu banyak jasanya hingga melebihi para Habaib?
Apakah Hamka Haq yang MENGAKU Profesor Doktor tidak tahu bahwa PAHLAWAN NASIONAL seperti Tuanku Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro adalah HABIB?
Pantaskah seorang yang mengaku Profesor dari partai yang mengaku nasionalis begitu merendahkan Habib yang notabene berjuang untuk kemerdekaan bangsa?
Sebaiknya titel Profesor Doktornya dikoreksi kembali sehingga tidak mengeluarkan pernyataan bodoh dan menjadi tertawaan sejarawan. Sugguh MEMALUKAN… Anehnya, manusia seperti ini bahkan bisa lolos menjadi pimpinan Baitul Muslimin Indonesia.
Padahal para pendakwah Islam seperti Wali Songo dan mayoritas Sultan-Sultan di Indonesia dari kalangan HABIB. Yang mendirikan Aceh, Jakarta, Pontianak, juga HABIB. Lalu pertanyaannya, Hamka Haq sudah berjasa apa terhadap negara jika dibanding para HABIB ??!!.
Pernyataan BODOH yang tidak pantas diucapkan oleh seorang bertitel Profesor tersebut, tentu saja sangat memalukan. Betapa tidak, predikatnya Doktor namun akhlaqnya penjilat, menggunakan ayat Al-Qur’an untuk kepentingan politik.
*Hamka Haq hanya PENJUAL AYAT dan HADITS untuk kepentingan PDIP, buktinya saat pencalonan AHOK, dia menggunakan BAITUL MUSLIMIN INDONESIA (Bamusi) yang dipimpinnya membuat pernyataan resmi tertulis memutarbalikkan AYAT dan HADITS untuk pembenaran pencalonan non muslim.*
Tak heran bila Profesor ini dijadikan pemimpin oleh golongannya, karena isi dari Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), yang merupakan kendaraaan politik bentukan PDI Perjuangan, memang dijejali oleh banyak tokoh Liberal seperti Zuhairi Misrawi, Said Agil Siradj, Syafi’i Maarif dan lainnya, dimana dalam menjalankan program-program Baitul Muslimin Indonesia harus sejalan dengan program/garis kebijakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan senantiasa berkoordinasi dengan DPP PDI Perjuangan.
Beberapa tokoh Islam menganggap aneh atas pernyataan Hamka Haq tersebut. Ketua MUI Pusat, KH.Ahmad Cholil Ridwan, sangat menyayangkan ucapan Hamka Haq. Menurutnya aneh, pasalnya nama Hamka itu adalah kepanjangan dari Haji Abdul Malik Karim Abdullah Haq, yang meniru Nama Almarhum Profesor Doktor Buya Hamka, jelas nama tersebut berasal dari bahasa arab, seharusnya Hamka Haq tidak anti Arab kalau mengadopsi nama arab.
“Hamka al Haq itu lengkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Abdullah Al-Haq, setiap kata itu adalah bahasa arab, dari negeri arab dan bahasanya Nabi Muhammad, bahasanya orang Islam, bahasanya termasuk si Profesor ini. Jadi mestinya orang yang namanya memakai bahasa arab tidak anti arab, tidak anti Islam, tidak anti Nabi Muhammad dan Habib Rizieq itu adalah cucunya Nabi Muhammad. Sementara dia ini namanya mengambil nama ulama besar Profesor Doktor Buya Hamka, Ketua MUI yang pertama, tapi dia kok secara ideologis anti terhadap Habib Rizieq”, jelas KH. Ahmad Cholil Ridwan, kepada redaktur fpi.or.id, Kamis 21 Shafar 1434/ 3 Januari 2013.
Kekecewaan senada juga disampaikan oleh Sekjen Forum Umat islam (FUI), KH Muhammad Al-Khaththath. Menurutnya, pernyataan Hamka Haq itu diluar akal sehat dan rasial. Karena mayoritas umat Islam di Indonesia sangat menghormati para Habaib. _“Pernyataan Hamka Haq tersebut tidak wajar dan di luar akal sehat,_ sangat beda dengan Buya Hamka yang kita kenal alim dan satun. Pernyataan rasial ini saya yakin tidak disetujui oleh mayoritas umat Islam yang selama ini saya lihat mayoritas mereka takzhim (menghormati) sama para Habaib. Saya yakin kedatangan para Habaib ke Indonesia adalah menyebar risalah Rasulullah SAW dan membimbing bangsa Indonesia ke jalan hidayah”, kata Al-Khaththath.
Sementara itu, *Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab menuturkan, dirinya baru tahu kalau Hamka Haq itu Profesor yang mengalami keterbelakangan intelektual. “Saya kenal Hamka Haq, selama ini saya sangat menghormatinya. Tapi sayang, ternyata dia mengindap *KETERBELAKANGAN INTELEKTUAL*. Kasihan”, keluh Habib.

Sumber: fpi.or.id

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook