Saturday, November 12, 2016

HIDUP BAROKAH MATI BERIMAN. INILAH JALAN YANG BENAR CATATAN Drs. M.Rakib, S.H.,M.Ag., Ph.D

Rakib Jamari menambahkan 4 foto baru — bersama Elvides Cotayota.
1 mnt
HIDUP BAROKAH
MATI BERIMAN.

INILAH JALAN YANG BENAR
CATATAN Drs. M.Rakib, S.H.,M.Ag., Ph.D
Nenek Moyang bangsa Indonesia, baik Sunda, Melayu, Jwa, Batak atau Minang, semuanya punya pepatah petitih, jadi pedoman anak cucu.
Nah sekarang ini harus dipopulerkan, +”HIDUP BAROKAH MATI BERIMAN” Memang pencopet bisa kaya, pakai logioka HIDUIK BARAKA, yang disalahgunakan, apa gunanya hidup jaya tapi tidak ada barokah. Orang beriman pasti memilih kekayaan yang sedikit tapi barokah, dibandingkan harta banyak tapi terlaknat, terkutuk.
Kalau dapat yah dua-duanya, hidup kaya melimpah ruah dan barokah pula. Aminn.
Berikut ini saya kutip dan copy paste, perbendaharaan petuah Nenek moyang yang sangat indah dan berkesan. Nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu sudah tahu apa yang ingin dicapainya dalam hidup ini, dan sudah tahu pula cara apa yang harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu. Cobalah kita cermati pepatah berikut :
Nak kayo kuek mancari Ingin kaya, bekerja keraslah
Nak tuah bertabur urai Ingin tuah, bertabur hartalah
Nak mulie tapeki janji Ingin mulia, tepati janji
Nak namo tinggakan jaso Ingin nama, berjasalah
Nak pandai kuek baraja Ingin pandai, rajinlah belajar
Salah satu syarat untuk bisa diterima dalam pergaulan ialah bila kita dapat membaca perasaan oang lain secara tepat. Dalam zaman modern hal ini kita kenal dengan ilmu empathi, yaitu dengan mencoba mengandaikan kita sendiri dalam posisi orang lain. Bila kita berhasil menempatkan diri dalam posisi orang lain, maka tidak mungkin kita akan memaksakan keinginan kita kepada orang lain. Dengan cara ini banyak konflik batin yang dapat dihindari. Pepatah mengajarkan dengan tepat sebagai berikut :
Elok dek awak Yang elok menurut kita
Katuju dek urang (Namun juga) disukai orang lain
Segala sesuatu yang munurut pikiran sendiri adalah baik, belum tentu dianggap baik pula oleh orang lain. Kacamata yang dipakai mungkin sekali berbeda, sehingga pendapatpun berbeda pula. Kepala sama hitam, pikiran berbeda-beda.
Nenek moyang orang Minang, sebelum ilmu manajemen berkembang di tanah air sejak tahun 1950-an yang lalu, telah lama meyakini bahwa "perencanaan yang matang" adalah salah satu unsur yang sangat penting untuk terlaksananya suatu pekerjaan. Pepatah berikut meyakini kita akan kebenarannya :
Balabieh ancak-ancak Berlebihan berarti ria
Bakurang sio-sio Kalau kurang sia-sia
Diagak mangko diagieh Dihitung dulu baru dibagi
Dibaliek mangko dibalah Dibalik dulu baru dibelah
Bayang-bayang sepanjang badan Bayang-bayang sepanjang badan (Beban
jangan lebih dari kemampuan)
Nan babarieh nan dipahek Yang dibaris yang dipahat
Nan baukue nan dikabuang Yang diukur yang dipotong
Jalan nan luruih nan ditampuah Jalan lurus yang ditempuh
Labuah pasa nan dituruik Jalan yang lazim yang dituruti
Di garieh makanan pahat Digaris makanan pahat
Di aie lapehkan tubo Di air lepaskan racun
Tantang sakik lakek ubek Ditempat yang sakit diberi obat
Luruih manantang barieh adat Lurus menentang baris adat
b. Baso basi - malu jo sopan
Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang. Etika menjadi salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu Minang.
Adat Minang menyebutkan sebagai berikut :
Nana kuriak iyolah kundi Yang burik ialah kundi
Nan merah iyolah sago Yang merah ialah sega
Nan baiak iyolah budi Yang baik ialah budi
Nan indah iyolah baso Yang indah ialah basa (basi)
Kuek rumah dek basandi Kuatnya rumah karena sendi
Rusak sandi rumah binaso Rusak sendi rumah binasa
Kuek bangso karano budi Kuatnya bangsa karena budi
Rusak budi bangso binaso Rusak budi bangsa binasa
Adat Minang sejak berabad-abad yang lalu telah memastikan, bila moralitas suatu bangsa sudah rusak, maka dapat dipastikan suatu waktu kelak bangsa itu akan binasa. Akan hancur lebur ditelan sejarah.
Adat Minang mengatur dengan jelas tata kesopanan dalam pergaulan. Kita tinggal mengamalkannya. Pepatah menyebutkan sebagai berikut:
Nan tuo dihormati Yang tua dihormati
Nan ketek disayangi Yang kecil disayangi
Samo gadang bawo bakawan Sama besar bawa berkawan
Ibu jo bapak diutamakan Ibu dan ayah diutamakan
Budi pekerti adalah salah satu sifat yang dinilai tinggi oleh adat Minang. Begitu pula rasa malu dan sopan santun, termasuk sifat-sifat yang diwajibkan dipunyai oleh orang-orang Minang. Pepatah Minang memperingatkan :
Dek ribuik rabahlah padi Karena ribut rebahlah padi
Di cupak Datuak Tumangguang Di cupak Datuk Tumenggung
Hiduik kok tak babudi Hidup kalau tak berbudi
Duduak tagak kamari cangguang Duduk berdiri serba canggung
Rarak kaliki dek binalu Gugur pepaya karena benalu
Tumbuah sarumpun ditapi tabek Tumbuh serumpun di tepi tebat
Kalau habih raso jo malu Kalau habis rasa dan malu
Bak kayu lungga pangabek Bagaikan kayu longgar pengikat
Kehidupan yang aman dan damai, menjadi idaman Adat Minang. Karena itu selalu diupayakan menghindari kemungkinan timbulnya perselisihan dalam pergaulan. Budi pekerti yang baik, sopan santun (basa basi) dalam pergaulan sehari-hari diyakini akan menjauhkan kita dari kemungkinan timbulnya sengketa. Budi perkerti yang baik akan selalu dikenang orang, kendatipun sudah putih tulang di dalam tanah.
Pepatah menyebutkan sbb:
Pucuak pauah sadang tajelo Pucuk pauh sedang terjela
Panjuluak bungo linggundi Penjuluk bunga linggundi
Nak jauah silang sangketo Supaya jauh silang sengketa
Pahaluih baso jo basi Perhalus basa basi (budi pekerti)
Pulau pandan jauah ditangah Pulau pandan jauh di tengah
Dibaliak pulau angso duo Dibalik pulau angsa dua
Hancua badan di kanduang tanah Hancur badan dikandung tanah
Budi baiak takana juo Budi baik terkenang juga
Nak urang koto ilalang Anak orang koto Hilalang
Nak lalu ka pakan baso Mau lewat ke pekan Baso
Malu jo sopan kok lah ilang Malu dan sopan kalau sudah hilang
Habihlah raso jo pareso Habislah rasa dan periksa
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook