Sunday, February 18, 2018

FALSAFAH PERUBAHAN MIND SET BY DR.M.RAKIB, SH.,M.Ag.

FALSAFAH PERUBAHAN MIND SET KURIKULUM
BY DR.M.RAKIB, SH.,M.Ag. WI LPMP RIAU 2018.


on this road halt is out of place
a state condition means death
Those on the move have gone ahead
Those who tarried even a while got crashed
Di dunia ini, tiada tempat, tuk berhenti.
Berhenti berarti mati.
Siapa yang bergerak,akan berada di depan.
Siapa yang lengah, akan tergilas.
=M. Iqbal=

Inilah sebuah falsafah pesan perubahan mindset tentang optimisme dalam hidup. Dunia ini terus berubah, maka berubah itu sendiri adalah sebuah kemestian.
Pada tahun 1961. David C. McClelland, tentang perubahan, ia menulis artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’ dimana merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving Society”.Dalam buku tersebut telah memberikan manfaat sangat besar terhadap orang-orang yang telah membaca buku karyanya tersebut.Orang yang sudah membaca buku tersebut akan merasa termotivasi dalam menyelesaikan masalah hidupnya.
David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan atau guru-guru , mendukung penilaian berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ tradisional dan kepribadian berbasis tes. Ide-idenya telah sejak diadopsi secara luas di banyak organisasi, dan berhubungan erat dengan teori Frederick Herzberg. Selain itu teori McClelland juga memberikan kelanjutan tentang teori Max Weber.Jadi teori McClelland mempunyai keterkaitan dengan pendidikan, memberikan sebuah penjelasan tentang keterkaitan tersebut. Selain itu konsep Virus N-Ach ini juga mendapatkan respon baik pagi umat islam serta konsep tersebut juga dapat meyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan jika virus tersebut bisa meyebar di seluruh komponen masyarakat Indonesia.
Penulis melihat di dunia pendidikan, perubahan yang terjadi:
Perubahan mendasar pada kurikulum 2013 yang kami rangkum, adalah sebagai berikut:
1. Dulunya sumber ilmu bahwa Sekolah Adalah Segala-galanya menjadi Sekolah, Keluarga, Pergaulan Sosial (Society)
2. Siswa menghafal menjadi Berpikir
3. Siswa pasif (passive) menjadi tegas (Assertive)
4. Penilaian berpatokan IQ /kepintaran menjadi proses/perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap
5. Siswa belajar karena takut, menjadi belajar yang menyenangkan dan enjoy.
6. Nilai didasarkan hanya pada kertas ujian, menjadi didasarkan sikap dan aktivitas
7. Materi terpisah, menjadi terintegrasi
8. Berubah dari mindset “apa yang kita punya” menjadi “apa yang kita kembangkan”
demikianlah mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

PEMBAHASAN
Ada banyak faktor dalam keberhasilan penerapan sebuah kurikulum, Pertama, kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependi­dik­an (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari ketersediaan buku sebagai ba­han ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pem­bentuk kurikulum, Ketiga, penguatan peran pemerintah dal­am pembinaan dan penga­wasan termasuk juga penguatan ma­naj­emen dan budaya sekolah. Agaknya dari beberapa faktor tersebut, guru adalah aspek paling menentukan.

1. Kurikulum 2013 dan Perubahannya
Kurikulum baru 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Menurut pihak Puskur dan Perbukuan Kemdikbud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013 ini adalah mengurangi jumlah mata pelajaran, mengurangi materi pelajaran dan menambah jam pelajaran. (Herry Widyastomo, 2013 : 2)
Apabila dicermati dengan baik, dapat ditegaskan, bahwa secara prinsip ada dua alasan utama perubahan kurikulum saat ini, yaitu alasan atau latar belakang filosofis dan alasan atau latar belakang yuridis. Secara Filosofis disebabkan karena terjadinya pergeseran paradigma belajar abad XXI, terjadinya pergeseran pengertian tentang kreatifitas dan perlunya sebuah proses pembelajaran yang mendukung kreatifitas dimaksud. Sedangkan secara yuridis, perubahan ini didasarkan kepada amanat RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan, Inpres no. 1 th. 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional dan Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada kurikulum baru ini, yaitu; 1). Perubahan pada Standar Kelulusan/SKL (Permendikbud no. 54 Tahun 2013), perubahan pada standar isi (Permendikbud no. 64 Tahun 2013), perubahan pada standar proses (Permendikbud no. 65 Tahun 2013) dan perubahan pada aspek penilaian (Permendikbud no. 66 Tahun 2013). Sementara empat standar lainnya tidak mengalami perubahan.

2. Pengertian Mindset dan Urgensi Perubahannya

Mindset sebenarnya berasal dari dua kata bahasa Inggris yang digabung menjadi satu yaitu "mind" dan "set". Mind berarti pikiran, akal, ingatan. Sedangkan "set" adalah kumpulan, perangkat. Jadi secara harfiah dapat diartikan sebagai kumpulan atau perangkat pikiran atau akal atau ingatan. Akan tetapi sebenarnya yang dimaksud mindset di sini adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja. Dengan ungkapan lain, mindset adalah sebuah sikap individu dimana singkronnya antara pola pikir/pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku. Orang yang memiliki hal tersebut, maka ia akan memiliki kesadaran/keihklasan untuk menerima serta berkemauan untuk memperjuangkannya, dalam organisasi hal ini disebut dengan budaya kerja.
Pendidik atau guru, perlu memiliki mindset yang utuh terhadap kurikulum baru ini, dengan arti kata; memiliki sikap yang baik terhadap perubahan ini dan dengan ikhlas menerima dan memperjuangkannya. Hal ini penting karena tugas resmi guru adalah mengajarkan kurikulum, hal inilah yang menyebabkan ia digaji. (Muhammad Abdullah ad-Duweisy, 2005 : 115). Ia melanjutkan bahwa ketika guru mengetahui ini adalah bahagian dari tanggung jawabnya, maka ia akan berperan aktif dalam pelaksanaan tugasnya. Perubahan mindset merupakan faktor pertama yang harus disentuh sebelum sebuah kebijakan diberlakukan.
MENDIDIK ANAK DENGAN CERITA DONGENG
Cerita kancil yang menipu harimau dan buaya, akan mendorong jiwa anak untuk menjadi licik, agar menjadi pemenang seperti kanci. Ini penanaman karakter yang negative. McClelland pernah menyebutkan bahwa dongeng dan cerita anak Inggeris abad ke-16 terdapat virus yang dapat menyebabkan terjangkitnya n-ach. Adapun cerita spanyol justru meninabobokan rakyatnya. Dongeng dan cerita di Inggris memperlihatkan optimisme tinggi, keberanian mengubah nasib, dan sikap tidak cepat menyerah. Cerita-cerita itu dianggap memiliki nilai n-ach tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pun selalu diawali oleh n-ach. Cerita atau dongeng yang mengandung nilai n-ach tinggi selalu diikuti pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara itu dalam kurun waktu 25 tahun kemudian.
Berbeda dengan yang diungkapkan McClelland, Al-Qur’an mengontrol semangat jihad yang mirip dengan istilah virus n-ach agar tidak sampai overdosis. Yaitu dengan kalimat, “Haya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Al-Insyirah: 8). Manusia bekerja hanyalah untuk mendapat pengakuan dari Allah, bukan pengakuan dari manusia. Jika yang dicari adalah pengakuan dari Allah, tentu yang muncul pada diri adalah kerendahan hati. Jika yang dicari adalah pengakuan dari manusia atas prestasi yang ia peroleh dapat mengantarkan manusia pada ketidakpuasan seperti yang diungkapkan McClelland.Jadi dapat disimplukan bahwa pandangan islam terhadap konsep virus n-ach adalah sangat mendukung karena konsep tersebut tidak bertentangan terhadap dasar agama islam yaitu Al-Qur’an.Dan virus tersebut dapat memberikan motivasi kepada para umat untuk selalu menggapai kesuksesan dunia maupun akhirat.Dan memotivasi para umat islam untuk dapat merubah nasibnya menjadi yang lebih baik dan lebih layak.
PENUTUP
Sebagai penutup penulis menyajikan gurindam pendidikan, karangan penulis pribadi, yaitu gurindan 8 (Lihat Misterrakib Blog spot Pekanbaru Riau Indonesia.) yang terdiri dari delapan pasal:

Pasal 1
Barangsiapa ingin, sekolah bermutu,
Teori dan praktek harus dipadu

Pasal 2
Barangsiapa ingin, pendidikan bermutu,
Pemerintah dan masyarakat, harus bersatu

Pasal 3
Barangsiapa menginginkan pembelajaran bermutu,
Studi banding, harus selalu.

Pasal 4
Barangsiapa yang ingin, ilmu bermutu,
Mengadakan, percobaan, harus selalu.

Pasal 5
Barangsia menginginkan, masa depan bermutu,
Buatlah perubahan, dari waktu ke waktu.

Pasal 6
Mutu, selalu hadir, karena disiplin,
Banyakkan belajar, sedikitnkan bermain.
Pasal 7
Mutu bisa hadir karena desakan,
Menguguhkan mata pelajaran yang sangat diperlukan.

Pasal 8
Mutu hadir karena, pengorbanan,
Murid dan guru, cinta pengetahuan.

Dr.Drs.Muhammad Rakib, SH.,M.Ag. dari LPMP Riau Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook